Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Peneliti Bahasa dan Budaya

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tak Ada Anak yang Ingin Dilahirkan Jadi Bebal

26 Februari 2023   21:44 Diperbarui: 5 Maret 2023   23:07 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mencermati berbagai kasus tindak pidana anak dan remaja akhir-akhir ini menjadi perhatian publik. Mulai dari kasus kekerasan berupa pengeroyokan, kasus pemerkosaan, hingga perundungan. Bahkan tidak sedikit di antaranya yang menjadi pelaku atau korban adalah anak anak atau remaja.

Kasus demi kasus yang terjadi menjadi PR kita semua tanpa terkecuali apapun profesi dan posisi kita. Kasus yang menimpa anak-anak dan remaja bagian dari tanggung jawab kita semua, dan tidak bisa serta merta kasus tersebut diserahkan sepenuhnya kepada pihak yang berwajib atau sebaliknya bahkan kembali melimpahkan kesalahan kepada anak dan remaja. Sebab yakin saja tidak ada anak yang ingin dilahirkan jadi bebal.

Baik sebagai pelaku dalam konteks contoh di atas terlebih sebagai korban. Bahwa tidak ada keinginan yang lahir dalam diri anak untuk berbuat brutal dengan melakukan kekerasan kepada anak lainnya tanpa adanya pola pola kehidupan yang melingkupinya sehingga ia berbuat.

Demikian pun selaku orangtua yakin saja mereka tidak pernah menginginkan hal demikian terjadi. Pada akhirnya orangtua yang juga menerima dampak dari perlakuan anak anak mereka.

Sebagai contoh kasus pengeroyokan David Latumahina yang dilakukan oleh Mario Dandi beberapa hari lalu hingga menyeret nama orangtua tersangka.

Semua individu berhak hidup layak dalam artian terbebas dari berbagai kasus besar. Namun situasi berkata lain. Kehidupan kita saat ini begitu kompleks. Anak berbuat orangtua ikut terseret. Anak jadi korban netizen jadi penghujat.

Kompleksitas tersebut kita tidak bisa serta merta saling melempar kesalahan. Namun mari membenahi sedikit demi sedikit dan dimulai dari hal terkecil.

Pertama, perlu perhatian dari orang tua. Orang Tua merupakan pendidik terbaik sepanjang masa. Namun karena berbagai hal misalnya, karir, konflik dengan pasangan, atau bahkan dari orangtuanya sendiri sejak sebelum mereka jadi orang tua.

Ketiga kondisi ini bisa memicu adanya kesenjangan sosial sehingga akan bisa-bisa menjadi bagian dari pelaku kekerasan, perundungan dan juga bisa saja sebagai korban. Mari kembalikan hak anak sebagai anak, dan sebagai orangtua menjalankan tanggung jawabnya dengan baik.

Dalam situasi ini pula terdapat dua kategori yang nantinya akan terkait satu sama lain. Yakni keadaan ekonomi yang kurang baik dan juga sebaliknya keadaan ekonomi yang terlalu baik sehingga lupa ke pasal satu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun