Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Peneliti Bahasa dan Budaya

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gerakan Ekologi melalui Bahasa

24 Februari 2023   12:53 Diperbarui: 25 Februari 2023   22:36 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
halaman buku 100 tokoh paling berpengaruh di dunia. dokpri

Apa itu gerakan ekologi? dan, bagaimana kita melakukan gerakan ekologi dengan keterbatasan ilmu?

Pertama mari mendefinisikan dulu ekologi itu apa. Arti ekologi secara umum adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan (kondisi) alam sekitarnya (lingkungannya). Dalam bidang sains bahwa ekologi merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari interaksi mahluk hidup dengan mahluk hidup lain dan juga dengan lingkungannya. Dalam bidang ilmu biologi bahwa ekologi merupakan ilmu dasar.

Lalu bagaimana ilmu ekologi tersebut menjadi sebuah ilmu terapan hingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas sebagai gerakan sosial. Gerakan sosial yang bisa diterapkan oleh setiap individu demi keberlangsungan hidup bersama lingkungan sekitar dengan baik. 

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetauan bahwa ilmu ekologi ini telah diadopsi pada ilmu lain yakni sebagai ilmu antar disiplin. Salah satu yang tren saat ini adalah ekolinguistik atau ekologi bahasa. Ekolinguistik digagas pertama kali oleh pakar linguistik yakni Halliday dengan nama asli Michael Alexander Kirkwood Halliday. 

Michael Halliday merupakan pakar dalam bidang bahasa yang menganggap bahasa adalah sebuah fenomena sosial. Tulisan di tahun 1990 dengan judul New Ways of Meaning: A Challenge to Applied Linguistics, dianggap salah satu cikal bakal pendorong lahirnya ekolinguistik. Di era moderen saat ini juga telah dipelopori  oleh Arran Stibbe. Ia merupakan professor Ecological of Linguistics di University of Gloucestershire, Amerika Serikat. Dalam gagasannya di antaranya bagaimana bahasa bisa mempengaruhi penggunanya untuk melakukan peran ekologi dan lingkungan. Dalam konteksnya bahwa bahasa tidak hanya sebagai alat ucap atau tulis, melainkan memiliki sebuah ideologi. Ideologi ini kemudian bisa bermanfaat bagi kita semua dalam berbahasa, bertindak, berperilaku dan bermasyarakat.

Kehadiran ilmu ekologi bahasa dapat menjembatani dua disiplin ilmu yakni ilmu sains murni dan ilmu bahasa. Ekolinguistik pada umumnya terbatas pada struktur bahasa yang digunakan oleh orang-orang dalam bidang ekologi atau dalam masyarakat di sekitar. Seiring dengan perjalanan ilmu ekologi bahasa tersebut dapat diimplementasikan sebagai ilmu terapan yang adaptif. 

Pada akhirnya bisa dijadikan sebagai gerakan ekologi bahasa yakni bisa melalui aktivitas apa saja dan oleh siapa saja. Bahasa sebagai bahan dasar komunikasi kita sehari-hari. Bahasa menjembatani komunikasi manusia agar hubungan berjalan dengan baik, bukan sebaliknya berkata kotor, saling memaki, mengejek, hingga membuli. Yang pada akhirnya terjadi perundungan. Tentu gerakan dari ilmu ekolinguistik ini malah sebaliknya. Sebut sebagai rekan yang sedang menulis puisi, cerpen, iklan, narasi lainnya. Setidaknya dalam tulisan tersebut menghadirkan sesuatu yang dapat berniai bagi kepada penulis itu sendiri maupun kepada pembaca. 

Konsep dari ekologi bahasa merupakan upaya para ilmuwan bahasa dan juga ilmuwan dari sains untuk mengkampanyekan peran ilmu pengetahuan agar bermanfaat bagi pembelajar. Sehingga ekosistem berjalan dengan baik. Lingkungan sekitar akan menjadi asri, masyarakat akan hidup harmonis dan lebih sejahtera. 

Peran bahasa dalam hal ini semua sangat dibutuhkan khusnya bagi orang yang sedang berselancar di media sosial. Baik itu influencer, pengajar, pembelajar, pengiklan, hingga netizen umum. Bagaimana secara bijak menggunakan bahasa pada tempatnya dan membuat konten di media sosial menggunakan terma-terma berkaitan dengan lingkunga. 

Penulis puisi bisa saja mengaitkan puisinya dengan topik lingkungan hidup, penulis cerpen mengkisahkan bagaimana kerusakan lingkungan, pengiklan di media sosial bagaimana mengajak warga net untuk tidak boros sumber daya alam, dan sebagainya. Bahasa tidak secara langsung mempengaruhi pembaca. Namun dengan bahasa, apa yang kita konsumsi akan mengkonstruk pemikiran kita, perilaku kita dan perlakuan kita kepada lingkungan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun