Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Peneliti Bahasa dan Budaya

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kisah Tahun Baru Alif

4 Januari 2023   09:25 Diperbarui: 4 Januari 2023   10:05 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun baru 2023 memiliki cerita dan kisah bagi orang-orang yang merayakan. Ada cerita yang menyenangkan bagi yang sedang bersenang-senang. Ada kebahagiaan bagi orang-orang yang sempat berkumpul bersama keluarga. 

Ada pula kisah orang penting di salah satu kabupaten yang dua jarinya sempat terkena ledakan petasan di tangannya. Kisah banjir di pertokaan di Bulan Desember sudah menjadi langganan dan sudah mereka persiapkan jauh sebelum Desember itu menghampiri. Kisah yang berbeda datang pada seorang anak di bawah umur sebutlah ia M. Alif

Bocah berusia lima tahun yang ditinggal pergi oleh kedua orang tuanya, sanak keluarga, tetangganya yang lain dengan nasib sama. Mereka semua ditimpa musibah. Harta benda berupa mobil dan rumah beserta isinya ikut tertimpa longsor hingga hanyut terbawa tanah longsor dan banjir.

Kisah tersebut akan terkenang semasa hidup Alif. Mungkin juga banyak di antara individu lainnya yang memiliki nasib serupa, yang hampir sama atau bahkan lebih dari itu. Namun dalam kisah ini saya mencoba merekam sedikit peristiwa dari rentetan pertistiwa yang menimpa manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan. Sebagai hamba yang sedianya akan selalu diuji dari setiap denyut peristiwa yang dialaminya.

Alif adalah salah satu bocah dari korban bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi perkiraan tiga hari menjelang pergantian tahun (dari tahun 2022 ke tahun 2023 Masehi). Ia adalah anak dari pasangan bapak Ilham dan ibu Emi hingga kini belum ditemukan jasadnya. Kedua pasangan tersebut bersama korban lainnya yang merupakan korban bencana banjir dan tanah longsor yang menerpa surga kecilnya dengan beban tebing berkisar 50 meter. Keluarga korban bersama dengan korban banjir dan tanah longsor adalah warga Desa Rompegading Kecamatan Cenrana Kabupaten Maros.

Alif tentu tidak sendiri kehilangan di kampung itu bahkan beberapa korban (hilang) lainnya belum ditemukan. Sementara puluhan korban yang selamat juga masih dalam perawatan di rumah sehat terdekat.

Nasib Alif akan berbeda dengan nasib bocah lainnya yang sedang asyik memainkan Latto-Latto di tangan kanan dan kembang api di tangan kiri. Alif tidak akan disuapi lagi oleh kedua orang tuanya meski banyak orang-orang ternama telah berdonasi. Alif akan berjuang sendiri ke depan jika ia diberi umur yang panjang dan berkah untuk melanjutkan pendidikan, meski biaya pendidikan beliau sudah dijamin dari dermawan penjamin hudup orang banyak.

Alif tidak bisa menyalahkan siapa-siapa terlebih kepada orang-orang sekitar. Kita tidak ingin kasus-kasus seperti ini menimpa siapa saja meski kehendak Tuhan akan berkata lain. Tetapi dengan upaya-upaya terkecil sangatlah bermanfaat bagi kehidupan berkelanjutan. Sebab terkadang perbuatan individu tertentu berakibat pada khalayak, seperti pembangunan gedung gedung dan pusat perbelanjaan besar pada area resapan air niscaya air akan mencari jalan genangan lainnya yang kita anggap sebagai fasilitas umum.

“kini nasib Alif” akan menjadi perhatian bagi orang-orang yang berada di circelnya. Banjir akan menjadi kisah tahunan dan semoga tidak menyisakan kisah yang memilukan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun