Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Peneliti Bahasa dan Budaya

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Metafora Waktu pada Sajak Anak Bambu

9 April 2021   07:22 Diperbarui: 14 Desember 2021   09:25 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

kita, manusia seperti bambu

adalah rumpun bambu, jika bersaudara dalam satu rumpun akan berpisah
sebab kita sedara kita harus berpisah untuk mencipta anakan bambu

sebab kita satu atap bambu dari ayah ibu yang sama, kita harus berpisah 

agar tercipta derita untul kita ratapi

di sini di taman rumah kita, memakan daun sendiri selagi kering dan kita masih muda,
jika kita tua, kita hanyut jauh atau tinggal membusuk dimakan rayap di atap atau di pagar serakah

mari memeluk diri sendiri,
sebab kita tak bisa mendidik anak kita, jika subur  jadi rebung, kembung dimakan di rumah kebun
kita hanya bisa memeluk diri sendiri
atau anak memakan kita

dekap dirimu, diri kita
sebab kita tak bisa merawat orang tua kita

mari memeluk diri sendiri
kita tak bisa menyatu, sebab kita sama-sama sajak anakan bambu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun