Solo Traveling ke Singapura
Mengapa saya memilih Singapura?Â
Ada beberapa alasan salah satunya kemudahan untuk mobilisasi ketika di sana. Transportasi umumnya mudah dan nyaman. Selain itu, dari segi makanan yang beraneka ragam siap memanjakan lidah.
Bukan kali pertama saya pergi sendirian ke Singapura. Namun, waktu perjalanannya tidak selama perjalanan saya kemarin. Sebelumnya paling lama 2 hari saya main ke Singapura. Kali ini 7 hari 6 malam saya berkelana di sana, bahkan ada beberapa kawan yang menanyakan, "Ngapain aja kamu di Singapore sampai selama itu Din?"
Setelah saya jalani ternyata waktu seminggu itu sangatlah cepat. Ada beberapa tempat yang sudah masuk dalam itinerary saya tidak jadi saya kunjungi karena tidak cukup waktu.Â
Kebetulan juga selama saya di sana hampir setiap hari turun hujan. Jadi tempat-tempat seperti taman yang ingin saya kunjungi tertunda. Oke tidak masalah, bisa disimpan untuk tujuan di lain waktu ke sana lagi kan hehe..
Saya memilih penginapan dormitory khusus perempuan dengan penutup pada kabin kasur supaya tetap ada privasi dan melindungi dari kontak langsung dengan sesama tamu.Â
Ternyata hostel tempat saya menginap itu punya beberapa peraturan seperti ketika jam 10 malam sudah tidak boleh ada suara bising dan lampu kamar otomatis dimatikan, AC akan hidup lebih dingin serta akses keluar masuk penginap hanya 1 pintu dengan nomor pin sebagai kunci. Hal ini membuat saya merasa lebih aman dan nyaman.
Letak penginapan yang di pinggir jalan raya dekat dengan halte bus, mini market, dan hawker centre menambah bahagianya hidup saya di sana *heuehue. Oh iya, ditambah ada 2 stasiun MRT terdekat juga yaitu Lavender yang berjarak sekitar 650m dan Jalan Besar yang terletak sekitar 500 m.
Nah, keputusan memilih hostel juga hasil diskusi dengan diri sendiri. Apakah hostel seperti itu sudah sesuai dengan kenyamanan diri sendiri? Apakah harganya masuk di anggaran bepergian?