Solo Traveling Mendekatkan Diri dengan Diri Sendiri

Setelah hampir 3 tahun tidak melancong ke luar negeri, akhirnya pertengahan bulan Agustus lalu bertepatan dengan hari bertambah angka usia, saya memberanikan diri untuk solo traveling ke Singapura.

Persiapannya cukup lumayan seperti membeli tiket 3 bulan sebelum keberangkatan, memilih penginapan yang nyaman dan aman apalagi masih dalam masa pandemi seperti sekarang banyak sekali pertimbangannya. 

Rutin mencari informasi terkini tentang perjalanan ke sana, bagaimana suasana di sana serta peraturannya hingga menghitung betul-betul anggarannya. Meskipun sudah tidak diwajibkan untuk memiliki asuransi namun saya tetap membeli asuransi baik perjalanan maupun yang bisa meng-cover jika saya terkena Covid-19 ketika di sana (amit-amit-amit-amit).

Sempat ada drama sebelum keberangkatan di mana tiba-tiba tiket pulang (Singapura-Jakarta) saya dibatalkan oleh maskapai. Galau akut auto melanda. Kenapa? Karena jika beli tiket baru maka harganya bisa hampir 3 kali lipat dari tiket yang sudah saya punya sebelumnya. Iya memang sekarang semahal itu hiks. 

Sempat ragu dan ingin melakukan proses refund semuanya (tiket berangkat dan hotel) namun hati saya berkata "Sudah jalan saja, mumpung ada kesempatan, nanti juga ada lagi uang untuk beli tiket pulang." Akhirnya dengan mantap, bismillah perjalanan seorang diri saya ke Singapura terlaksana juga.

Solo Traveling Sungguh Menyenangkan 

Melancong seorang diri di hari jadi ternyata menyenangkan sekali. Saya memang sudah mengidamkan bisa traveling ketika hari jadi, ya itung-itung memberikan hadiah untuk diri sendiri. Alhamdulillah tahun ini bisa terwujud cita-cita saya itu.

Banyak hikmah ketika melakukan perjalanan seorang diri. Kita akan lebih dekat dengan diri sendiri. Mendengarkan dan bercakap dengan diri sendiri. Contoh sederhananya ketika memilih suatu tempat untuk dikunjungi, apa yang menarik tempat itu sehingga memilihnya? 

Lalu mengatur waktu berapa lama kita berada di suatu tempat itu, jam berapa akan jalan dari hotel? Semua itu diputuskan seorang diri. Kita juga bisa mengukur kemampuan kita, seperti apakah sanggup berjalan kaki sejauh 1 km?

Semua ada di kepala, hati, dan tangan kita sendiri. Itu yang terjadi pada saya kemarin. Seperti ketika akhirnya mantap memilih Singapura sebagai tujuan, hal ini merupakan hasil diskusi saya dengan diri sendiri.