Mohon tunggu...
Andini SyafiraMaryam
Andini SyafiraMaryam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Unair

Pengusaha Slime Potatoes Group

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Review Buku "Ketika Sejarah Berseragam: Membongkar Ideologi Militer"

24 November 2022   14:04 Diperbarui: 24 November 2022   14:09 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Buku berjudul "Ketika Sejarah Berseragam" karya Katherine E. McGregor adalah sebuah buku yang menceritakan tentang Kemiliteran Indonesia di masa Orde baru. Buku ini pertama kali diterbitkan pada tahun 2007 oleh National University of Singapore Press (NUS Press) dengan versi berbahasa Inggris. Kemudian diterbitkan kembali dalam versi Bahasa Indonesia tahun 2008 oleh penerbit Syarikat di Yogyakarta. Buku ini terdiri dari 6 bagian dengan total xxvi dan 459 halaman.

Ada masa dimana Indonesia pernah berada dalam dominasi militer yang sangat kuat dan berpengaruh dalam semua aspek kehidupan, baik dari pemerintahan maupun kehidupan pribadi masyarakat. 

Masa ini dikenal dengan masa Orde Baru, dimana pihak militer memegang penuh seluruh kekuasaan. Masa dimana masyarakat seakan dibungkam, tidak memiliki kebebasan berpendapat dan sangat tidak mencerminkan negara yang memegang sistem pemerintahan demokrasi ini, dan bahkan hal ini berlangsung puluhan tahun dibawah rezim Soeharto. 

Dengan turut andil dalam peristiwa G30S PKI, Soeharto muncul sebagai pahlawan yang memberantas PKI dan menjadi penyelamat bangsa Indonesia dari kejamnya PKI saat itu. Setelah berhasil menarik simpati rakyat, beliau mulai melakukan berbagai propaganda- propaganda politik, yang membuat Historiografi Indonesia seperti kembali ke zaman kerajaan dimana tulisan cenderung berfokus terhadap kisah kisah kehebatan penguasa semata, hal ini lah yang juga dilakukan Soeharto pada saat itu, dengan menonjolkan sosok presiden dan militer yang kuat, menjadikan beliau sosok diktator yang di segani rakyatnya.  

Pada masa pemerintahan Soeharto yang berlangsung dari tahun 1966-1998, tidak sedikit pejabat negara yang diangkat langsung oleh Soeharto demi kepentingan politiknya saja.

Bab 2 (Nugroho Notosusanto dan Awal Mula Pusat Sejarah Angkatan Bersenjata)  Nugroho Notosusanto lahir di Rembang pada 15 Juni 1931, orangtua Nugroho merupakan pegawai pemerintahan di Rembang. Setelah terlibat dalam perang fisik masa kemerdakaan, Ia kemudian melanjutkan pendidikan di jurusan Sejarah Universitas Indonesia.  

Saat menjadi mahasiswa, ia pernah menjadi ketua Senat Fakultas Sastra, dan dikenal aktif dalam kegiatan kemahasiswaan. Pada tahun 1964, Jenderal Nasution menunjuk Nugroho sebagai Kepala Pusat Sejarah ABRI dan dimulai lah perjalanan proyek proyek penting sejarah karya Nugroho, salah satu karya nya adalah "Angkatan Darat mengenai usaha Kudeta tahun 1965. Sebagai Kepala Pusat Sejarah ABRI, Nugroho dikenal sebagai orang yang sangat nasionalis dan cenderung mengagungkan peran militer dalam usaha kemerdekaan Indonesia.

Kemudian pada bab 3 (Sejarah untuk Membela Rezim Orde Baru) Pada bab ini dijelaskan tentang berbagai upaya yang dilakukan untuk mengagungkan pemerintahan di masa Orde Baru melalui Pusat Sejarah ABRI yang dipimpin oleh Nugroho kala itu.  Diterbitkannya  buku yang berjudul "40 Hari Kegagalan G-30-S" yang berisi propaganda keberhasilan Angkatan Darat dalam menumpas. 

Di masa orde baru PKI selalu menjadi tokoh utama antagonis yang mengancam kemerdekaan Indonesia, dan Soeharto Bersama Angkatan Darat yang berhasil menumpas masalah tersebut. Tidak hanya itu, Nuggroho dan Pusat Sejarah ABRI juga membangun monument lubang buaya serta museum Pancasila Sakti sebagai pengingat kekejaman PKI , dan tidak lupa untuk memutar film "Penghianatan G30S/PKI". Begitulah doktrin-doktrin seperti ini dilakukan secara terus menerus kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk melanggengkan kekuasaan Orde Baru.

Pada bab 4 (Mengkonsolidasi Kekuasaan Militer) dijelaskan adanya perpecahan pada internal militer khususnya awal masuk Orde Baru. Berbagai upaya dilakukan untuk memperkuat legitimasi ABRI dan dwifungsi. Dalam beberapa upaya, anak muda menjadi target utama karena anak muda tidak ikut berjuang dalam kemerdekaan Indonesia dan tidak mengerti secara pasti kebenaran sejarah. ABRI juga membuat seminar tahun 1972, berisi tentang nilai-nilai pancasila dan UUD 1945 yang baru. Pada bab ini juga dijelaskan perjuangan Jendral Soedirman yang gigih berjuang untuk memerdekakan Indonesia, dan usaha Jendral Soedirman patut ditiru anak anak muda.

Selanjutnya pada bab 5 (Mempromosikan Militer dan Dwifungsi kepada Masyarakat) Disini penulis menjelaskan upaya apa saja yang dilakukan oleh Nugroho dalam memperkuat kekuasaan militer. Dimulai membuat buku Sejarah nasional Indonesia, kemudian membuat mata pelajaran baru yaitu Pendidikan Moral Pancasila dan Pendidikan Perjuangan Sejarah bangsa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun