Mohon tunggu...
Andi Logi
Andi Logi Mohon Tunggu... Foto/Videografer - SUKSES DIMASA MUDA

sukses dan bermanfaat buat orang lain

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Anak Muda dari Pelosok Nusantara

1 Maret 2018   18:13 Diperbarui: 16 Desember 2018   09:22 1040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lahir di sebuah kota kecil yang jauh dari kemeriahan kota metropolis, lahir pada tanggal 4 desember 1986 desa lampar baru kecamatan tebing tinggi --kabupaten empat lawang, anak dari bpk.sampurna dan Ibu Jamilah, saudara ; desi marlina, Dodi Oktober, Andi Logi dan sibungsu Nopriyanti, andi kecil besar seperti anak pada umumnya; bermain mobil-mobilan terbuat dari pohon pisang, mandi disungai dan tentunya hobi dari warisan nenek moyang yaitu mincing heee, biasanya dilakukan andi kecil dan teman-teman pada hari libur atau sepulang sekolah selama masa SD.

Andi kecil menyelesaikan bangku SD nya di Sedolah dasar Negeri No.35 Lampar baru, ke.tebing tinggi kabupaten empat lawang, setelah menyelesaikan bangku SD andi kecil melanjutkan pendidikan Sekolah menegah pertama di SLTP N 1 tebing tingggi.

Sejak masuk sekolah SLTP/SMP mulai terasa betapa beratnya hidup dengan keterbatasa ekonomi dan betapa besarnya pengrbanan orang tua, bpk.sampurna mempunyai pekerjaan sebagai petani kopi dan karet, alhamdulilah tetap bersyukur walau dalam kekurangan kami sekeluarga bisa hidup dan mengenyam pendidikan sampai SLTA/SMA.

Keterbatasan ekonomi keluarga membuat aku berpikir betapa besarnya pengorbanan orang tua untuk anak-anaknya, oleh sebab itu aku menawarkan bantuan ke bak untuk mmembantu pekerjaan yang bisa dilakukan oleh anak seumuranku, setiap pulng sekolah aku kekebun membantu bak untuk mengambil getah-getah karet yang sudah di deres/ arit / (*Bahasa empat lawang hee) menggunakan alat khusus karet, aku hanya membantu mengambil getah-getah karet yang sudah terkumpul dibawah pohon karet, dengan menggunakan ember satu persatu pohon karet aku hampirin untuk mngambil getah dan dikumpulkan pada satu tempat yang terbuat dari galian tanah yang berbentuk kotak segi empat. Pekerjaan seperti aku lakukan dari pulang sekolah sampai jam 3-4 sore setiap bak (panggilan ayah) ada dikebun, setelah pulang ari kebun aku dan teman-temanku melanjutkan pekerjaan sampingan dengan membantu pak Luhkti membersihkan mobil warga ditempat Car Wash (Bahasa keren nya) / tempat cuci mobil, dari hasil hasil jasa cuci mobil seriing aku mendapat uang 2-10 ribu alhamdulilah bisa buat jajan fikirku.

Kegigihan andi kecil ternyata tidak diimbangi dengan konsisten diri untuk terus menjadi anak yang membanggakan orang tua yang pada akhirnya andi kecil terpengaruh dengan lingkungan yang ada disekitar tempat andi tinggal, andi kecil mulai terpengaruh dengan dunia judi ; judi billiard, judi dadu,

Awalnya uang hasil jasa cuci mobil lama kelamaan uang iuran sekolah jadi imbasnya, uang yang seharusnya dibayarkan SPP sekolah malah dibawa ketempat perjudian dan habis.

Karena tekanan dari pihak sekolah menanyakan terkait uang SPP dan ancaman dari pihak sekolah akan membuat panggilan orang tua, aku pusing tujuh keliling dari mana fikirku dapat uang untuk bayar uang, karena habis akal dan benar-benar menyesali kesalahan akhirnya terlintas diibenaku bahwa masih ada yang bisa menolongku, dialah maha segalanya akhirny kuputuskan kembali padanya dengan melakukan sholat malam, keesokan harinya ku melakukan aktivitas seperti biasa waktu itu aku sudah kelas 3 SMP, setelah lonceng masuk berbuni aku dan teman-temanku masuk kelas, suara dikelas senyap sunyi tidak ada suara temen-temenku satupun, akupun terheran dan penasaran, akhirnya kulihat bapak wakil kepala sekolah menghampiri kelas kami dan menyampaikan pesen agar uang SPP harus dilunasi, uang iuran SPP miliku masih nunggak 5 bulan dan perbulan iuran kurang lebih  Rp.28.000 jika diakumulasikan 5X28.000 = Rp.140.0000. wah besar sekali uang segitu pada saat itu kisaran tahun 2000-2001 pusing bukan kepalang aku pada saat itu, akhirnya aku memutuskan untuk menemui wakil kepala sekolah untuk eminta tempo waktu 1 bulan dan dengan perjanjian jangan memberi tahu orang tua, dan wakil kepala sekolah memberikan aku keringan dengan memberikan tempo waktu.

Setelah pulang sekolah aku langsung seperti biasa membantu orang tua kekebun terlebih dahulu setelah pulangnya dari kebun aku langsung ketempat pencucian mobil pak luhkti tanpa memikirkan rasa capek aku melakukan semua tugas ku sebagai tukang cuci mobil, kadang-kadang mobil ukuran besarpun aku bersihkan, dan alhmadulilah warga yang mobilnya ku cucipun banyak yang memberikan aku bonus /tips karena menurut mereka pekerjaanku memuaskan, kulihat hasill hari itu ternyata aku sudah mengumpulkan uang  18.000, hasil hari itu aku sisihkan 3 000 untuk jajan sekolah dan 15 000 kumasukan kecelengan / tabungan berbentuk bambu, karena tekanan untuk melunasi uang iuran sekolah  hari demi hari aku jalani sampailah pada hari terakhir perjanjian dengan wakil kepala sekolah, sebelum berangkat -kupecahkan celengan kuhitung pelan-pelan uangku setelah dihitung terkumpul Rp.156.000,-  senang, sedih, girang yang kurasakan saat itu  karena bisa membayar iuran SPP yang tertunggak karena salahku sendiri. Dari kejadian itu aku terus memperbaiki diri dan akhirnya aku mendapatkan nilai bagus dan bisa masuk rayon SLTA N.1 tebing tinggi, pada saat itu tidak sedikit teman-temanku harus membayar uang untuk membeli bangku ''istilah pada saat itu'' sedangkan aku murni karena memenuhi nilai standar penerimaan pihak sekolah.

Rasa syukur yang amat dalam karna ternyata aku bisa membanggakan orang tua. Tiga tahun menyelesaikan pendidikan SMA dengan hasil nilai sekolah rata-rata , akhirnya menutup harapan untuk mendapatkan beasiswa, dengan bermodalkan berbadan proposional aku mencoba peruntukan menjadi calon TNI, tanpa izin orang tua aku mulai mempersiapkan surat-surat kelengkapan bersama temanku panggi nama panggilannya, dengan modal nekad dan tanpa dibekali biaya sedikitpun dan selah selah Persiapan kelengkapan dokumen ada obrolan kecil diantara aku dan panggi, dan hatiku mulai bertanya ;

Andi; nggik kira-kira biaya apa saja yang akan timbul dari pencalonan TNI ini?

Panggik; dari kabar yang aku terima ada biaya yang timbul nanti , yaitu biaya administrasi dan transpotasi yang mungkin keluar kisaran 10-15 juta!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun