Mohon tunggu...
Andiko Nanda Fadilah
Andiko Nanda Fadilah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa S1 Pendidikan Sosiologi FIS UNJ

Mahasiswa S1 Pendidikan Sosioogi FIS UNJ

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pedagogi Alternatif dalam Menghadapi Learning Loss di Indonesia

1 November 2022   19:03 Diperbarui: 1 November 2022   19:06 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pembelajaran dan pendidikan yang ideal seperti terpukul lalu regress ke belakang. Hidayat (2014: 90) menyatakan bahwa definisi pendidikan adalah: 1. Pendidikan untuk mendapatkan peran sosial; 2. Pendidikan sebagai sebuah metode sosialisasi orang dewasa kepada generasi muda; dan 3.

Pendidikan sebagai metafora hipnosis. Linton (dalam Sunarto, 2005: 52) menjelaskan bahwa peran sosial adalah invididu ketika menjalankan hak dan kewajiban yang merupakan statusnya.

Maka dari kedua definisi di atas, pendidikan merupakan cara untuk membentuk individu menjadi seseorang yang memiliki status di masyarakat yang dengannya, masyarakat dapat bergerak menuju keharmonisan sosial. Lalu pendidikan sebagai metode sosialisasi adalah medium untuk melestarikan nilai dan norma yang ada di masyarakat dalam upaya untuk menjaga eksistensi masyarakat tersebut. Pendidikan merupakan satu dari empat agen sosialisasi bersama keluarga, teman sebaya, dan media massa.

Metafora merupakan kata kiasan dan hipnosis merupakan keadaan yang tidak sadar atau terhipnotis dan tidak berada dalam dunia asli. Dalam poin definisi ini, Hidayat mengutarakan kritiknya yang berdasar pada sudut pandang sosiologis, bahwa sekolah telah berjalan jauh dari cita-cita esensialnya, yakni untuk membebaskan manusia dari masalah yang ia hadapi (kebodohan, kemiskinan, dan lain-lain) dan untuk memanusiakan manusia. Secara sosiologis, pendidikan di lapangan hanya berupa transfer materi tanpa benar-benar mengindahkan esensinya.

Definisi kritis tersebut nampaknya diambil dari pengamatan secara sosiologis di lapangan yang mana sekolah-sekolah banyak yang merefleksikan hal tersebut. Lantas ketika dihadapkan dengan permasalahan teknis karena pandemi, learning loss akan bertambah parah. 

Haryati (2022) menyatakan bahwa learning loss merupakan kondisi sebagian kecil atau sebagian besar capaian hasil belajar peserta didik hilang akibat terhentinya atau terganggunya proses pembelajaran di sistem pendidikan.

McEachin dan Attebary (dalam Haryati, 2022) menjabarkan penelitian bahwa akibat learning loss, 25-30% capaian hasil belajar peserta didik hilang karena penutupan sekolah membuat motivasi dan minat belajar peserta didik menjadi rendah. Sebenarnya learning loss sangat bisa dimitigasi jika pemerintah menggunakan analisis sosiologis dalam mencari penyebabnya dan sekaligus untuk menemukan solusinya.

Konsep yang penulis gunakan dalam menganalisis kasus ini adalah konsep sosialisasi. Sunarto (2005: 21) mengandaikan bahwa manusia tidak seperti makhluk lain yang memiliki naluri alamiah yang diperoleh sejak awal hidupnya, manusia tidak berdaya saat lahir, oleh karena itu manusia mengembangkan kebudayaan untuk mengisi kekosongan yang tidak diisi oleh naluri. 

Lebih lanjut Berger (1978, dalam Sunarto, 2005: 21) menjabarkan bahwa sosialisasi adalah proses yang mana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.

Dalam prosesnya, terdapat empat agen sosialisasi, yaitu: keluarga, teman sebaya, sekolah, dan media massa. 

Keluarga merupakan agen sosialisasi pada tahap awal yang mana individu masih sangat tergantung pada orangtua karena masih belum mengetahui apa yang terjadi di dunia luar. Teman sebaya merupakan agen yang memberi pelajaran kepada individu untuk berinteraksi dengan orang yang sederajat karena sebaya,  dan dalam kelompok teman sebaya inilah individu mulai belajar nilai-nilai keadilan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun