Mohon tunggu...
Andika Satria
Andika Satria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hanyalah Manusia Biasa

Hanya Manusia Biasa, yang sedang belajar memahami makna kehidupan dan fakta-fakta sosial yang beraneka ragam sehingga selalu terpikirkan setiap saat ketika sedang merenunginya.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kesehatan Mental dalam Diri Seorang Introvert

25 Januari 2022   00:01 Diperbarui: 25 Januari 2022   00:04 1181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Sebelumnya aku ingin bertanya, apakah ada diantara kalian seorang introvert atau biasa dibilang oleh banyak orang yaitu orang yang terkesan pendiam daripada orang pada umumnya bahkan sampai dibilang anak yang kurang gaul (nolep) ketika berkumpul dengan teman-teman sebayanya bahkan sampai nggak tau harus berkata apa. Itulah beberapa yang aku alami saat ini sebagai seorang introvert.

Aku menyadari bahwa saat ini aku adalah seorang introvert, saking introvertnya bahkan ajakan teman untuk berkumpul hari demi hari semakin berkurang, padahal ketika sebelum pandemi covid dimulai, aku tidak sampai se-introvert ini. Sampai ku berpikir sejenak "apakah introvertku ini mulai parah ketika pandemi covid ini dimulai?", "apakah introvertku dimulai sejak SMP?" dan sebagainya dan hingga saat ini masih terbayang-bayang akan jawaban pertanyaanku itu.

Bahkan sampai ada teman yang berkata, "sebenernya kamu tuh nggak introvert, hanya kamu males aja ketemu temen kan?" ada juga yang berkata "jadi orang kok menyendiri terus, kalo ada apa-apa nggak ada yang mau nolongin sukurin kamu!" bahkan sampai setega itu berkata padaku.

Setelah ada opini seperti itu, sampai juga teringat dulu sebagai korban bullying yang sampai saat ini masih teringat bagimana rasanya disakiti oleh teman-teman dulu hingga terbawa mimpi dalam tidur untuk beberapa kali sampai tak nyenyak untuk tidur. Aku tau hal ini bisa cukup berlebihan bagi para pembaca, namun inilah fakta yang kualami saat ini.

Aku sampai berpikir, apakah orang yang tidak menjadi korban bullying pernah sesekali merasakan hal yang sama seperti yang kualami?. karena menurutku orang yang tak pernah menjadi korban bullying kesehatan mentalnya bisa lebih baik daripada orang yang pernah menjadi korban, walaupun tak bisa dipastikan secara umum mengingat faktor masalah setiap orang sangatlah berbeda-beda namun dari segi mental mungkin cukup rapuh bagi orang yang menjadi korban bullying.

Dari hal-hal itulah yang dapat dimungkinkan seorang korban bullying menjadi seorang introvert karena takut nantinya jika bertemu dengan teman-teman akan merasa direndahkan dan akan terabaikan seperti kejadian sebelumnya. tentu saja akan membuat kepercayaan diri korban akan menurun sehingga sulit untuk melakukan kegiatan sosial dengan rekan sebayanya dan akan cenderung menjadi sosok yang pendiam dihadapan masyarakat, seperti yang kualami saat ini.

Tak hanya turunnya kepercayaan diri, namun juga menimbulkan masalah-masalah mental lain yang sering bermunculan seperti halnya overthingking (banyak berpikir) hingga sampai timbul penyakit mental yaitu Obsessive compulsive disorder (OCD) yang merupakan gangguan mental seorang penderitanya merasa harus melakukan suatu tindakan secara berulang-ulang. Bila tidak dilakukan, penderita OCD akan diliputi kecemasan atau ketakutan. (https://www.alodokter.com/ocd)

Hal itu juga turut menjadi sebab kelanjutan dari dampak bulllying yang akhirnya akan lebih berujung kepada overthingking dan sering menyalahkan diri sendiri atas segala yang dilakukan dan dilihat oleh orang lain menjadi kesalahan yang akan berlarut-larut menjadi perendahan diri.

Mengingat adanya berbagai penyakit yang menghantui terkadang timbul rasa ingin bunuh diri karena diri merasa tak berguna bagi masyarakat. Sebagai seorang introvert (termasuk diri sendiri) menyadari hal-hal seperti itu akan berdampak tidak baik, tapi apalah daya jika diri merasa tak berguna sampai saya pun bingung harus berbuat apa. Terkadang ingin menjadi sosok yang betul-betul sempurna di hadapan orang banyak, namun sadar diri juga mengingat tidak ada satupun manusia di dunia ini yang sempurna, tetapi jika banyak orang tahu bahwa manusia bukanlah makhluk yang sempurna, tetapi kenapa banyak sekali manusia yang selalu menyalahkan orang lain padahal belum tentu yang dilakukan juga sepenuhnya salah. Hal-hal itulah yang menjadi beban pikiranku saat ini.

Mungkin diantaranya juga ada yang bependapat bahwa, "kan orang itu beda-beda, kamu harus memaklumi dong?" bahkan opini tersebut terkadan cukup membuatku muak yang mana aku harus memaklmumi hal tersebut namun yang dimaklumi malah menyalahkan segala sesuatunya padaku. Terkadang nggak habis pikir "apakah aku menjadi orang yang terlalu baik juga salah?" terus aku harus apa supaya bisa dihargai banyak orang?, berbagai cara telah kulakukan namun apalah daya semuanya akan menjadi sama saja dan akhirnya berujung kepada kepasrahan.

Kepasrahan itu yang menjadi bahaya bagi seorang introvert, seolah-olah dirinya akan merasa tidak berguna lagi. dan akan berujung kepada tindakan bunuh diri jika imannya tidak kuat untuk mengontrol dirinya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun