Mohon tunggu...
Andika Renardy Ludji
Andika Renardy Ludji Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Sebelas Maret

Mahasiswa program studi sosiologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jika Rumah Bukan Lagi Menjadi Tempat untuk Anak Berlindung, Lalu di Mana?

28 Desember 2021   21:10 Diperbarui: 28 Desember 2021   21:12 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jakarta (28/12), pada bulan agustus warga Banten  dikejutkan dengan berita yang berisikan tentang seorang anak yang berusia 8 tahun yang sedang menduduki kelas dua SD (Sekolah Dasar) karena mengalami kekerasan fisik yang dilakukan oleh ibunya yang berumur 26 tahun, yang dimana seorang ibu kesal dikarenakannya seorang anak sulit diajarkan saat sedang pembelajaran online.

Berbagai macam penganiayaan pun dilakukan oleh sang ibu seperti mencubit, memukul dengan gagang sapu, bahkan memukulnya dengan tangan kosong. Sang ibu juga memukul anak tersebut dibagian belakang kepala sebanyak tiga kali saat anak sudah terbaring lemas, sang ayah yang berusia 27 tahun memarahi sang ibu tetapi sangat disayangkan sekali sang anak berusia 8 tahun itu pun sudah meninggal dunia. Kedua orang tua itu mencoba menghilangkan jejak dengan mengubur jasad anak tersebut di TPU Gunung Kendeng, Kecamatan Cijaku, Lebak.  

Namun sayangnya dua minggu setelahnya kejahatan mereka pun terungkap dimana warga menaruh kecurigaan pada gundukan tanah yang masih baru di TPU Gunung Kandeng, Kecamatan Cijaku, Lebak sedangkan tidak ada warga yang meninggal pada waktu itu. Sehingga warga segera melapor dan polisi pun segera menangkap kedua suami istri tersebut.

Bisa dibilang kebetulan saya juga lahir di generasi yang dimana saya merasakan dipukul oleh guru  dan juga orang tua saya. Bukan berarti saya pernah mengalami hal tersebut lalu saya mendukung agar generasi sekarang harus memiliki tindak kekerasan dalam keluarga mereka, tetapi perlu diketahui bahwa kekerasan pada anak di zaman manapun tidak dapat dinormalisasikan, dimana saya yakin kekerasan yang dilakukan dapat menyebabkan dampak trauma, dendam, dan kasus terburuknya ketika besar nanti anak-anak yang mendapatkan kekerasan fisik akan mewariskan hal tersebut ke generasi yang selanjutnya. Bagi anak rumah adalah tempat paling aman untuk mereka berlindung, ketika mereka merasa di dalam rumah pun bisa menjadi tempat dimana mereka merasa terancam maka dimana lagi mereka bisa memiliki tempat yang aman bagi mereka?.

Kekerasan pada anak juga banyak memunculkan pertanyaan seperti "lalu bagaimana kami para orangtua mendidik anak kami jika anak kami memiliki sifat yang keras kepala dan kurang ajar?", Itu adalah pertanyaan yang bagus, jika anak tersebut yang melakukan kesalahan bagaimana? menurut saya pribadi mau itu anak yang salah atau orang tua nya yang salah, akan jauh lebih baik jika diselesaikan dengan baik-baik terlebih dahulu, orang tua memang mendapatkan hak dalam tata cara mendidik anak tetapi anak pun juga memiliki hak untuk memiliki tempat yang aman yang dimana mereka bisa sebut dengan rumah. Menurut saya jika seorang anak memiliki sifat kurang ajar, pasti ada yang perlu kita benahi sebagai orang tua, seorang anak kecil bisa diibaratkan sebagai sebuah kanvas putih, dimana kanvas tersebut akan terisi dengan berbagai macam hal, terutama dari orang-orang yang lebih tua, tidak mungkin seorang anak melakukan sesuatu jika tidak ada seseorang yang menjadi contoh untuk mereka.

Hal ini pun membuat saya berpikir bahwa kekerasan itu tidak akan pernah bisa menjadi solusi akan semua masalah terutama terhadap masalah yang terjadi didalam keluarga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun