Mohon tunggu...
Andika Putra Hendrianto
Andika Putra Hendrianto Mohon Tunggu... Mahasiswa

Seorang gitaris lead magang

Selanjutnya

Tutup

Games Pilihan

7 Dosa Besar Ubisoft, Kesalahan Berulang yang Mengecewakan Penggemar.

8 Februari 2025   13:29 Diperbarui: 10 Februari 2025   12:01 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.wallpaperflare.com/ubisoft-logo-wallpaper-67716

Ubisoft Entertainment, merupakan perusahaan pengembang dan penerbit video game asal Prancis yang didirikan pada 1986 oleh lima bersaudara Guillemot, menjadi salah satu raksasa industri game dalam beberapa decade terakhir, dikenal dengan berbagai judul seri-seri sukses seperti Assassin's Creed, Far Cry, dan Watch Dogs. Namun, di balik kesuksesan tersebut, perusahaan ini ternyata sering mendapat kritik tajam dari komunitas gamer.

Sejumlah keputusan bisnis dan kebijakan pengembangan game yang kontroversial dan tidak masuk akal telah membuat Ubisoft kehilangan kepercayaan dari banyak penggemar setianya. Berikut adalah tujuh masalah utama yang terus membayangi Ubisoft hingga saat ini:

1. Microtransactions di Game Berbayar

https://www.asiabusinessoutlook.com/treatise/microtransactions-an-important-aspect-of-the-gaming-industry-and-business-nwid-2107.html
https://www.asiabusinessoutlook.com/treatise/microtransactions-an-important-aspect-of-the-gaming-industry-and-business-nwid-2107.html

Salah satu kritik terbesar terhadap Ubisoft adalah strategi monetisasi yang agresif. Salah satu contohnya adalah sistem XP booster, di mana pemain dapat membeli peningkatan pengalaman (EXP/Experience) untuk mempercepat progres karakter. Hal ini memicu dugaan bahwa sistem leveling dalam game sengaja diperlambat untuk mendorong pemain melakukan pembelian tambahan. Tak hanya di game single-player, transaksi mikro juga merajalela dalam game multiplayer seperti Ghost Recon Breakpoint, di mana berbagai item kosmetik dan senjata dijual dengan harga premium. 

Masalah ini semakin parah karena microtransactions di Ubisoft tidak hanya terbatas pada item kosmetik, tetapi juga menawarkan keunggulan kompetitif. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang model bisnis yang lebih mengutamakan keuntungan daripada keseimbangan gameplay.

2. Dunia Open-World yang Cenderung Terlalu Besar, namun Repetitif

https://gamebrott.com/sejarah-game-open-world-populer/
https://gamebrott.com/sejarah-game-open-world-populer/

Ubisoft dikenal sebagai spesialis game open-world, tetapi banyak pemain merasa bahwa dunia yang mereka ciptakan sering kali terasa kosong dan repetitif. Mekanisme eksplorasi yang terlalu bergantung pada ikon misi di peta membuat pengalaman bermain terasa mekanis. Banyak game Ubisoft menggunakan pola yang serupa: menaiki menara untuk membuka peta, menyelesaikan misi pengumpulan, dan menaklukkan pos musuh berulang kali., menjadikan pengalaman eksplorasi dirasa kurang memberi perasaan rewarding kepada pemain.

Hal ini  kentara sekali dalam seri Far Cry dan Assassin's Creed, yang meskipun menawarkan dunia yang luas, namun sering kali terasa monoton setelah beberapa jam bermain. Dampak dari formula ini adalah kehilangan rasa petualangan yang rewading di world yang imersif. Pemain tidak lagi terdorong untuk menjelajahi dunia dengan rasa penasaran, melainkan hanya mengikuti peta yang dipenuhi ikon aktivitas yang terasa seperti tugas rutin, yang membuatnya sangat repetitif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Games Selengkapnya
Lihat Games Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun