Mohon tunggu...
Andika NugrahaFirmansyah
Andika NugrahaFirmansyah Mohon Tunggu... Guru - Aktif di Sokola Sogan, Komunitas Belajar berbasis minat dan bakat.

Seorang pembelajar yang berteman dengan anak-anak

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Balik Kartu Ulangan Semesteran

6 Desember 2020   11:29 Diperbarui: 6 Desember 2020   11:34 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desember. Jadi, ini sudah musim ulangan. PAS Ganjil.  Mengenai PAS, kali ini Saya akan coba membahas mengenai Kartu Peserta. Tulisan yang ada di kartu sama umumnya tiap sekolahan sama. Di dalamnya terdapat Kop dan lambang sekolah, dibawah ya terdapat nama, kelas, nomor ujian, dan yang paling bawah ada TTD dari kepala sekolah. Kartu Peserta yang mereka dapatkan terbungkus dalam mika kemudian dikalungkan seperti name tag panitia kegiatan. 

Yang unik adalah apa yang ada dibalik kartu peserta ini. Anak-anak biasanya menuliskan kalimat motivasi, seperti "semangat, ojo ngopek ya!", "Semangat PAS my Best friend". Itu kalimat motivasi yang biasanya ditulis oleh sahabat atau teman Ketika menjelang PAS. Mungkin maksudnya untuk saling menyemangati.
Ada juga yang menuliskan kalimat motivasi seperti "Semangat PAS, Laila Cans Uwuw!" "Ayo cah bagus, buat Indonesia Bangga!" "Semangat Hidup!". Nah kalau model kalimat pertama Saya memprediksi ditulis diri sendiri. Lha memangnya ada teman yang mau muji kamu cantik bahkan sampe bilang uwuw? Saya rasa peluangnya mendekati nol. Apalagi kalau anak laki-laki muji temennya bagus, untuk seumuran mereka rasanya jijik dan mustahil juga. Gimana ngga mustahil, yang paling simpel, Ketika temannya jatuh, reaksi pertama bukan lari, bergegas menolong tapi ketawa dulu sebentar baru ditolong. 

Untuk kalimat ketiga "semangat hidup" ini Saya teringat film-film korea dan jepang yang tertekan gara-gara ujian akhirnya mencoba bunuh diri. Ah, parah memang. Kalo di film Three Idiots disinggung, sekolah Itu bukan panci bertekanan tinggi. Saya sempat khawatir karena terbawa dengan memori saat melihat film itu. Tapi kekhawatiran Saya berangsur-angsur hilang. Karena disitu ditulis semangat hidup. Untuk itu. Saya rasa mereka punya alasan tersendiri apapun tulisannya.

Selain tulisan ada juga yang menyisipkan foto. Macem-macem fotonya. Ada foto orang tua dan foto bareng sahabat. Untuk foto orang tua jelas untuk memberi motivasi saat hampir menyerah mengerjakan soal soal matematika yang mumet itu. Yaaa walaupun Setelah semangat ya mumet juga. Yaaa tetep gak bisa juga . Tapi setidaknya mengurangi kemungkinan untuk nyontek. Karena tentu orang yang di dalam foto Itu ndak rela kalau sampai si anak berbuat curang. Dan Saya suka ini . 

Ada juga foto aktor drakor macam Song Joong Ki, personil BTS, Blackpink, Gus Azmi, foto kakak kelas sampai alumni. Nah ini tentunya idola mereka, ini juga bisa jadi motivasi untuk tidak menyerah saat menghadapi soal sulit seperti perjalanan si idola untuk mengajar mimpi. Pantang menyerah euy !

Ada juga foto selfie. Nah ini mungkin narsis kelewatan. Mau dibilang motivasi tapi dari mananya Saya bingung. Si anak juga cuma cengengesan Ketika Saya tanya,"kenapa kamu majang fotomu sendiri?" Atau mereka masih belajar mencoba mencintai diri sendiri. Karena memang berdamai dengan diri sendiri Itu susah. Kalau ngga susah gak Akan ada buku berjudul Berdamai dengan diri sendiri kan? 

Nah yang terakhir, ini diluar perkiraan Saya. Sangat mengecewakan saya gagal ambil fotonya. Karena buru-buru diumpetin. Ada foto kekeyi. Saya sangat janggal dengan foto ini. Pemikiran anak ini very out of the box! Siapa coba yang sampe kepikiran mau majang foto kekeyi. Kenapa kekeyi? Buat apa? Motivasi? motivasi macam apa?? Semangat hidup? Semangat yang kayak apa?? Saya ketawa sebentar. Kemudian diam dan merenung. Mungkin melihat soal yang sulit dia menganalogikan dengan persoalan hidup yang pelik. Sehingga dia perlu rileks dalam menghadapinya. Segala permasalahan kan tergantung bagaimana kita menyikapinya. rileks atau tegang. Hidup Itu sudah susah, jangan ditambahi dengan pikiran dan sikap Kita yang ruwet. Saya mengangguk-angguk, sambil memuji anak itu. Betapa hebat dan filosofisnya dia. Begitu kiranya Saya mencoba khusnudzon.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun