Mohon tunggu...
Dr. Andi Hermawan M.Pd
Dr. Andi Hermawan M.Pd Mohon Tunggu... Guru - Guru Swasta

Menulis adalah Caraku bersyukur dan mensyukuri Karunia Allah SWT

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Persepsi Diri Atas Perubahan

16 Juli 2022   10:21 Diperbarui: 13 November 2022   15:09 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
self (andi hermawan)

Kehidupan yang kita miliki sangat berharga karena sifatnya sementara. Kehidupan yang berharga dan sementara ini tidak boleh disia-siakan, ciptakan kebiasaan-kebiasaan hidup untuk menuju kebahagiaan dan kesejahteraan. Semua yang baik-baik sudah dilengkapi Tuhan di dalam diri kita, sekarang kita hanya perlu menyelam ke dalam diri kita untuk menemukan semua potensi bahagia dan sejahtera, kemudian memahaminya dan menemukan cara untuk membuatnya berfungsi sesuai harapan dan impian kita.

Masa depan adalah milik para pembelajar. Para pembelajar adalah orang-orang yang setiap hari memprogram dirinya, untuk menguasai keterampilan baru agar dapat mereka gunakan dalam meraih masa depan yang lebih sukses. Sebaliknya, orang-orang yang malas belajar atau yang sudah menganggap dirinya sangat pintar. Biasanya, baru akan mulai belajar saat dirinya terdesak oleh realitas perubahan. Jadi, mereka baru memiliki gagasan atau pikiran untuk menguasai keterampilan baru, ketika pola kerja mereka sudah kontraproduktif dengan realitas.

Setiap kebaikan dalam hidup bersumber dari kemampuan untuk berdamai dengan diri sendiri. Semua penderitaan dalam hidup bersumber dari ketidakmampuan untuk berdamai dengan diri sendiri. Kemampuan untuk berdamai dengan diri sendiri akan mempengaruhi masyarakat di sekitar, untuk tetap hidup dalam keharmonisan bersama. Menjaga keharmonisan batin kita untuk hidup damai, akan menjadi energi yang membuat hidup orang lain juga damai dan harmonis.

Dunia yang indah akan terwujud saat orang-orang menjadi energi positif, yang terbebaskan dari kebencian ataupun niat untuk menyengsarakan orang lain. Semua penyebab penderitaan dalam kehidupan sosial bersumber dari kekotoran mental dan emosi. Saat mental dan emosi kehilangan cinta untuk hidup berdampingan secara damai dan harmonis, saat itu manusia sosial akan berubah menjadi perusak untuk sesamanya.

Kehidupan sosial yang saling menghormati, yang saling bertoleransi untuk keyakinan positif, akan memecahkan banyak masalah atau konflik sosial. Kecerdasan untuk membedakan ruang pribadi dan ruang sosial; kecerdasan untuk tidak ikut campur dalam ruang pribadi; dan kecerdasan untuk tidak membawa persoalan pribadi ke ruang publik, adalah sebagian dari pola kehidupan positif, yang dapat menjadi energi baik, untuk menjadikan kehidupan sosial lebih damai dan lebih harmonis.

Berdamai dengan diri sendiri berarti mampu mengendalikan diri saat hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Berdamai dengan diri sendiri berarti tidak akan bereaksi secara negatif, misal: marah, takut, benci, tetapi akan tetap tenang mengendalikan diri untuk melihat semua hal dari pikiran positif. Berdamai dengan diri sendiri berarti memiliki pengabdian total kepada pikiran positif, dan setiap saat mampu membebaskan diri dari pengaruh pikiran negatif.

Kebiasaan atau pola hidup yang menanggapi semua realitas sosial dengan kekuatan positif, akan menjadikan diri lebih tenang dan jernih untuk melihat akar persoalan. Lalu, dengan niat baik, tanpa mendahulukan kepentingan pribadi, haruslah mengalihkan perhatian negatif menjadi positif, sehingga dorongan emosi dan pikiran negatif untuk mengotori atau merusak kebaikan, dapat dihindari. Kebiasaan pola hidup yang suka menyimpan atau menabung hal-hal negatif di bawah alam sadar, akan menjadi bom waktu untuk menciptakan lebih banyak masalah dalam hidup. Apalagi bila diri tidak sadar atau pikiran tidak pernah terbuka, untuk memahami bahwa diri telah dikuasai oleh kekuatan pikiran negatif, maka kesulitan akan menjadi sahabat yang paling akrab untuk selamanya.

Keharmonisan dan kedamaian kehidupan sosial hanya dapat diwujudkan, saat semua orang-orang berpengaruh dapat menghilangkan pikiran negatif dari perilaku hidupnya, serta mampu membebaskan mental dan emosinya dari ketidakbahagiaan ataupun dari sikap yang suka menyalahkan realitas di luar dirinya. Ketika seseorang mencapai tahap kebenaran menurut egonya, maka dia akan menularkan energi negatif ke dalam realitas kehidupan sosial. Dampaknya, dia akan menjadi energi pengganggu, yang selalu mempengaruhi orang lain untuk membantu kemauan egonya. Pikiran yang penuh cinta, peduli, kasih sayang, empati, toleransi, dan keseimbangan batin dalam kendali emosi baik, akan menjaga diri untuk selalu bekerja untuk perdamaian dan kebahagiaan hidup.

Kebenaran semu haruslah ditinggalkan, dan kebenaran realitas haruslah dikembangkan. Manusia tidak akan pernah menemukan kedamaian dan kebahagiaan dari kebenaran semu. Manusia hanya dapat menemukan kebahagiaan dan kedamaian dari kebenaran realitas. Jadi, hadirkan kebenaran dari fakta dan data, bukan dari imajinasi yang tidak berpijak dari fakta kehidupan. Ketika kita sudah mampu menjauhkan diri dari tindakan fisik dan vokal. Artinya, kita sudah tidak menghakimi atau mengkritik sikap,sifat, perilaku, dan realitas orang lain. Termasuk kita juga sudah tidak menggunakan kekuatan fisik dalam menghadapi hal-hal yang merugikan hidup kita. Sejak itu, kita akan mampu membebaskan diri dari hal-hal yang mengacaukan kedamaian dan kebahagiaan hidup. Kuasai diri dengan kekuatan baik, dan jauhkan diri dari pikiran negatif yang mencoba menjadikan ego sebagai pemimpin untuk mengatur kehidupan sosial. Ego haruslah menjadi urusan yang sangat pribadi, dan ego tidaklah boleh dibiarkan bergerak bebas di ruang publik. Sebab, ego di dalam ruang publik pastilah tidak akan dapat menghadirkan keadilan dan kedamaian untuk orang lain, kecuali untuk kepuasan diri sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun