Mohon tunggu...
Andi Chairil Furqan
Andi Chairil Furqan Mohon Tunggu... Dosen - Menelusuri Fatamorgana

Mengatasi Masalah Dengan Masalah Baru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Terenyuh Melihat Anomali Ini, "Sabar Ya Nak, Kalian Anak-anak Indonesia akan Lebih Hebat"

23 Juli 2020   09:07 Diperbarui: 23 Juli 2020   08:58 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anomali Pendidikan Pada Masa Pandemi Covid-19, Dokumen Pribadi

Beberapa hari yang lalu, aku diminta istriku untuk menyetorkan tugas anakku yang baru masuk kelas 1 SD.

Awalnya, tak ada perasaan yang istimewa ketika berangkat dari rumah. Begitupula ketika tiba di halaman sekolah, walaupun terlihat sepi, semuanya masih terasa seperti biasa saja. 

Kegundahan mulai terasa ketika Ibu guru mempersilahkan diriku masuk ke ruang kelas untuk menyimpan sendiri tugas anakku di tempat yang telah disediakan.

Begitu masuk ruang kelas itulah betapa diriku tertegun ketika melihat situasi kelas yang sunyi senyap, hanya papan nama masing-masing siswa diatas meja. Aku seakan tak bisa berkata-berkata dan tidak percaya dengan kondisi yang terjadi ini. 

Tak ada lagi suasana riuh rendah di kelas ini, tak ada lagi wajah gembira anak-anak yang mondar mandir kesana kemari menyapa teman barunya, tak ada lagi wajah sedih anak-anak yang hanya duduk berdiam diri ketika ditinggalkan ibunya, dan tak ada lagi suara lantang ibu guru dalam memberikan aba-aba kepada anak-anak itu, yang kesemuanya sempat kulihat di balik jendela dan membuatku tersenyum pada 3 tahun lalu ketika aku dan isitriku mengantarkan si kakak pada hari pertamanya di SD.

Ntah kenapa, akupun berinisiatif untuk mengabadikannya dan bermaksud memperlihatkan kepada anakku sekaligus menunjukkan kepadanya tentang keberadaan tempat duduknya di kelas. 

Sepanjang perjalanan ke rumah, aku hanya membayangkan betapa sedihnya sang ibu guru saat ini. Kalau biasanya disaat masa ajaran baru ini mereka bisa berkomunikasi dan mengajak anak-anak belajar sambil bermain dan bergembira, tetapi hari ini mereka hanya bisa duduk sendirian di depan laptop/komputer.

Begitu tiba dirumah, perasaanku makin bergejolak ketika melihat anak-anakku ternyata lagi bermain di halaman rumah, bersepeda dengan masing-masing membawa tas sekolahnya. Dalam hatiku bertanya "apa-apaan lagi nih?".... "Adakah Kaitannya dengan kondisi ruang kelas yang kulihat di sekolah tadi?"...

Dan, pada saat mendengar jawaban anak-anak ketika kutanyakan, "Pada mau kemana nih?...... "

"Mau ke sekolah ayah......" Bagaikan tersayat hati ini.... Terenyuh rasanya melihat realitas ini, yang bagiku merupakan suatu gambaran anomali dalam dunia pendidikan...

Aku hanya bisa duduk terdiam di teras rumah sambil mataku terus mengamati kegirangan mereka bermain. Perasaanku jadi tak menentu, senang bercampur haru.

Senang ketika melihat mereka bisa tertawa sambil bermain riang gembira walaupun hanya berdua dan di halaman rumah..... Terharu ketika menyadari betapa besarnya keinginan mereka untuk bersekolah, belajar dan bermain dengan teman-temannya. 

Tetapi apa daya, kondisi saat ini tidak memungkinkan untuk mewujudkannya.

Seketika itu juga pemikiranku menjadi jauh mengawang-awang, sambil bertanya-tanya: 

"Apa sebenarnya yang terjadi?"; "Mengapa kondisi memprihatinkan ini belum berakhir?"; "Mengapa pandemi Covid-19 ini belum juga mereda?"; "Apakah karena belum ada obat dan vaksinnya saja?"; "Ataukah karena kita yang tidak bisa disiplin mengikuti protokol kesehatan?"; dan lain sebagainya.

Dibalik pertanyaan-pertanyaan itu... ada satu pertanyaan yang lantas membuatku tersadar, tersenyum dan kemudian memiliki suatu harapan yang besar setelah melihat kejadian ini.. yaitu "Apa hikmah dari semua ini?..."

Ternyata banyak hikmah yang bisa dipetik dari kejadian ini. Orang tua bisa lebih dekat dengan anak-anaknya, bisa memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk mendidik anak-anaknya secara langsung, serta bisa mengetahui lebih seksama perkembangan pengetahuan, minat, bakat dan keterampilan anak-anaknya dari hari ke hari.

Selain itu, banyak juga hikmah yang bisa kita petik bagi anak-anak. Selain mereka akan lebih peduli dengan kesehatan dan kebersihan, dari kejadian ini kita semua bisa berharap banyak bahwa ke depan anak-anak Indonesia bisa lebih tangguh daripada kita.

Lebih ikhlas menerima kenyataan yang mungkin tidak pernah diharapkan dan diduga sebelumnya, sepahit apapun kenyataan itu, lebih memiliki kecerdasan dan kreatifitas dalam mengatasi keterbatasan yang ada, lebih cepat beradaptasi dengan segala perubahan-perubahan yang mungkin akan terus terjadi di masa yang akan datang. 

Dan lebih bisa diharapkan untuk menjadi generasi penerus harapan bangsa yang akan membawa kita semua mewujudkan Indonesia Maju tepat pada 100 tahun Indonesia Merdeka nanti.

Selamat Hari Anak Nasional (Kamis, 23 Juli 2020)...  
Tetap Semangat Anak-anakku, seluruh Anak-Anak Indonesia... Kalian Semua Pasti Akan Lebih Hebat...
 

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun