Mohon tunggu...
Andi Anna Rahayu
Andi Anna Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

a single mom who love her kids more than her self

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Rahasia di Balik Kuatnya Orang Bugis Makassar Makan Coto, Konro dan Pallubasa

5 Januari 2023   08:57 Diperbarui: 5 Januari 2023   09:13 1131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

RAHASIA DIBALIK KUATNYA ORANG BUGIS-MAKASSAR MAKAN COTO, KONRO DAN PALLUBASA

Pernahkah anda menonton film To The Bone yang diperankan oleh Keanu Reves dan  Lily Collinss...?  Film ini bercerita tentang seorang wanita muda yang  terobsesi untuk tampil kurus sehingga melakukan diet ekstrim demi memiliki tubuh sesuai dengan keinginannya. Namun diet ekstrim yang dilakukannya ini berdampak pada  perubahan pikis dan pola pikir karena menganggap tubuhnya terlalu gemuk padahal kenyataannya sudah sangalah kurus sehingga penderita ini akan terus menerus melakukan diet. Perubahan pola makan ini mengakibakan wanita tersebut harus rela berat badannya semakin hari semakin menurun sehingga dapat mengancam jiwanya.

Dari film ini kita dapat melihat betapa seseorang bisa menggunakan berbagai macam cara demi terlihat "cantik" dimata orang lain walaupun hal tersebut dapat mengancam keselamatan  jiwa dan raganya. Adapun definisi cantik yang selama ini beredar dimasyarakat adalah perempuan berambut panjang,berkulit putih, tinggi dan langsing sehingga banyak orang berlomba  lomba untuk tampil seperti itu.

Menurut Alfred Adler, kehidupan manusia seperti diatas dimotivasi oleh dorongan untuk mengatasi perasaan inferior dan menjadi superior. Jadi tingkah laku ditentukan utamanya oleh pandangan mengenai masa depan, tujuan, dan harapan kita. Didorong oleh perasaan inferior, dan ditarik keinginan menjadi superior, maka orang akan mencoba untuk hidup sesempurna mungkin. Oleh karena itu tidak mengherankan jika banyak orang yang berusaha membatasi asupan kalori yang masuk didalam tubuhnya bahkan ada yang rela untuk melakukan diet yang ketat dan ekstrim untuk mencapai hal tersebut.

Akan tetapi di daerah Sulawesi Selatan  justru sangat berbeda. Sebagian masyarakatnya terbiasa untuk menyantap makanan berat dengan jumlah kalori berlebih. Sebut saja kebiasaan masyarakat Bugis-Makassar pada umumnya sarapan tidak hanya meminum teh, kopi atau kue di pagi hari tetapi juga terbiasa menyantap nasi kuning atau bassang (makanan khas Makassar yang  terbuat dari jagung pulut). 

Siangnya makan coto pallubasa atau sop konro kemudian dimalam  hari selain makan nasi dengan ikan bakar pilihan lain jatuh pada mie titi atau mie awa. Belum lagi makanan penutupnya seperti es pisang ijo atau es cendol di siang hari, pallubutung atau pisang goreng di sore hari dan malamnya makan pisang epe, jika ada rencana untuk tidur larut malam biasanya orang mencari  songkolo bagadang untuk dimakan saat nonton bola atau hanya sekedar main domi (main kartu).

Jadi bisa dibayangkan berapa kalori yang dimakan oleh orang Bugis Makassar dalam sehari. Padahal asupan kalori yang dibutuhkan dalam tubuh manusia hanya sekitar 2.200 kkal untuk perempuan dan 2.500 kkal untuk laki-laki tergantung dari aktivitas yang dijalani sehari-hari. Jumlah kalori yang terkandung dalam semangkok coto sekitar 585 kkal hitungan ini belum termasuk ketupat dan kacang. Jadi jika di total jumlah kalori yang terkandung dalam makanan yang rata-rata dimakan oleh orang Bugis-Makassar dalam sehari itu bisa mencapai 3.000 kkal bahkan lebih. Hal ini bisa mengakibatkan kelebihan berat badan atau obesitas, penyakit jantung, kolestrol, asam urat, stroke dan diabetes.

Walaupun sebagian besar masyarakat sudah mengetahui bahwa coto, pallubasa, konro dan makanan sejenisnya bisa menimbulkan kolestrol jika dimakan dalam porsi berlebih tetapi hal tersebut tidak menyurutkan kebiasaan orang Bugis-Makassar untuk menyantap makanan tersebut. Malah warung coto, pallubasa dan konro selalu ramai dan dipenuhi oleh pengunjung setiap harinya.

Salah satu penawar dari setiap hidangan berat yang berasal dari Sulawesi Selatan khususnya orang Bugis-Makassar adalah kebiasaanya mengkonsumsi jeruk nipis disetiap makanannya. Kandungan kalsium, vitamin dan flavonoid dalam jeruk nipis dipercaya dapat mengurangi resiko penyakit diabetes, jantung, kolestrol dan membantu melancarkan pencernaan. Oleh karena itu sangatlah dianjurkan untuk  rutin mengkonsumsi jeruk nipis setiap hari setelah makan siang dan makan malam.

Hal inilah yang membuat orang Bugis-Makassar tetap baik-baik saja walaupun hampir setiap hari mengkonsumsi nasi kuning, coto, pallubasa atau konro yaitu selalu menambahkan jeruk nipis disetiap makanannya. Jangankan untuk makanan yang berkuah seperti coto, pallubasa dan konro, bahkan untuk makan nasi goreng pun orang Bugis-Makassar selalu menambahkan jeruk nipis, yang menurut sebagian orang yang berasal dari luar Sulawesi Selatan merupakan kebiasaan yang aneh, karena bagi mereka jenis makanan berkuah seperti soto lah yang biasanya dipakaikan jeruk nipis.

Jadi jangan heran jika kamu ke warung atau ke restoran paling mahal sekalipun di Makassar setiap menghidangkan makanan pasti selalu anda jumpai jeruk nipis disetiap hidangannya. Dan begitupun sebaliknya jika orang Bugis-Makassar makan diluar Sulawesi Selatan selain sambel hal yang paling pertama dicarinya adalah jeruk nipis.

"Mas....ada jeruk nipisnya...?"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun