Mohon tunggu...
Andi Asri
Andi Asri Mohon Tunggu... -

Sebagai dosen pada FKM UVRI Makassar dan juga peneliti pada lembaga swadaya kesehatan masyarakat. Tercatat sebagai pengurus IKA FKM UNHAS. Dilahirkan di Tanahberu Bulukumba tahun 1968. Saat ini konsen untuk meneliti tanaman obat dalam persfektif alternatif solusi kesehatan pada masyarakat untuk pencegahan penyakit

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Air Susu Ibu

1 November 2012   02:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:08 1615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik dan alamiah untuk bayi. Menyusui merupakan proses alamiah, namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui atau menghentikan menyusui lebih dini dari yang semestinya. Oleh karena itu ibu-ibu memerlukan bantuan agar proses menyusui berhasil.

Kurangnya pengertian dan keterampilan petugas kesehatan tetang keunggulan ASI dan manfaat menyusui menyebabkan mereka mudah terpengaruh oleh promosi susu formula yang sering dinyatakan sebagai pengganti air susu ibu (pasi), sehingga dewasa ini semakin banyak ibu memberikan susu botol yang sebenarnya merugikan mereka.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh kebiasaan yang kurang baik, seperti pemberian makanan praklakteal yaitu pemberian makanan/minuman untuk menggantikan ASI apabila ASI belum keluar pada har-hari pertama setela kelahiran. Jenis makanan tersebut antara lain tajin, air kelapa, madu yang dapat membahayakan kesehatan bayi dan menyebabkan berkurangnya kesempatan merangsang produksi ASI sedini mungkin melalui isapan bayi pada .payudara ibu. Disamping masih banyak ibu-ibu tidak memmanfaatkan kolostrum (Asi yang keluar pada hari-hari pertama), karena dianggap tidak baik untuk makanan bayi, susu basi, dan lain.lain. Pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) diberikan tidak tepat waktu (terlalu dini atau terlalu lambat) serta tidak mencukupi baik kualitas maupun kuantitas (Depkes RI, 2005).

Hasil penelitian di bogor tahun 2001 menunjukkan bahwa anak yang diberi ASI Eksklusif sampai usia 4 bulan tidak ada yang mederita gizi buruk ketika mereka berusi 5 bulan. Bayi yang diberikan susu selain ASI, mempunyai resiko 17 kali lebih besar mengalami diare, dan 3 sampai 4 kali lebih besar memungkinkan terkena ISPA dibandingkan dengan bayi yang mendap ASI, (WHO 2000).

Menyusui merupakan salah satu ekspresi cinta dan kasih sayang seorang ibu kepada bayinya yang sekaligus memperkuat ikatan batin antara keduanya.Dalam dekapan ibu ketika menyusui,bayi akan merasa hangat,aman,dilindungi,dicintai dan disayangi,ini semua merupakan stimulus dini untuk meletakkan dasar perkembangan emosi dan kepribadian anak yang baik (Depkes,2000).

Banyak hal ini mesti dipersiapkan oleh ibu untuk menyambut sikecil agar ia tumbuh dan berkembang menjadi anak yang cerdas.Salah satunya adalah mempersiapkan diri agar ibu berhasil menyusui bayi secara ekslusif sampai bayi berumur 4 - 6 bulan.Persiapan ini perlu dilakukan oleh setiap ibu karena air susu ibu (ASI) merupakan gizi paling sempurna yang mengandung zat kekebalan serta mudah dicerna oleh bayi.Selain hal tersebut,ASI juga mempunyai nilai ekonomis dan sangat praktis dalam pemberiannya (Depkes 2005).

Selain itu gangguan pertumbuhan pada balita disebabkan karena: kekurangan gizi sejak bayidalam kandungan,tidak taat dengan pemberian ASI ekslusif,terlalu dini memberikan makanan pemdamping ASI dan MP-ASI tidak cukup mengandung energi dan zat gizi mikro terutama besi dan seng.

Untuk mendapatkan gizi yang baik pada bayi yang baru lahir,maka ibu harus degera mungkin menyusui bayinya,karena air susu ibu (ASI) memegang peranan penting dalam menjaga kesehatan dan mempertahankan kelangsungan hidup bayi.Oleh sebab itu bayi yang berumur 0 - 6 bulan dianjurkan hanya diberi ASI tanpa pengganti ASI ataupun makanan pendamping(Depkes,2005).

Meskipun menyusui merupakan proses alamiah,namun ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian ibu yaitu cara menyusui yang baik dan benar,pemenuhan kebutuhan gizi ibu,istirahat yang cukup dan pikiran yang tenang,ada upaya yang dilakukan supaya ASI tetap cukup berkualitas,upaya yang dilakukan apabila kondisi ibu/bayi tidak memungkinkan untuk menyusui serta upaya yang dilakukan sebelum ASI keluar.

Seorang calon ibu harus sehat secara biologik, psikologik dan sosial untuk mengalami proses mammogenesis kemudian lactogenesis, galactopoiesis kemudian transfer ASI. Lactogenesis dipengaruhi oleh proses persalinan dan stimulasi dini dari payudara ibu. Untuk melalui proses galactopoiesis yang baik seorang ibu harus memiliki kondisi lactogenesis yang baik serta, stimulasi dan drainase payudara yang baik. Agar galactopoiesis yang sudah baik ini bisa memberi pertumbuhan optimum, transfer ASI harus terjamin.

Jaminan tersebut bisa diperoleh dengan breast-feeding technique dan milk ejection reflex yang baik pula. Mammogenesis terjadi sejak calon ibu masih dalam kandungan sampai remaja dan dewasa. Suksesnya proses ini ditandai dengan payudara yang membesar, sensitivitas meningkat dan mengeluarkan kolostrum dini pada akhir kehamilan. Lactogenesis atau inisiasi laktasi berlangsung setelah selesai partus, dan perlangsungannya secara klinis dinyatakan baik bila payudara ibu penuh dan memproduksi kolostrum serta ASI. Galactopoiesis adalah berkelanjutannya produksi ASI. Galactopoiesis bisa terhalang akibat drainase yang tidak komplit, kurang frekuennya isapan bayi, teknik breastfeeding yang tak efektif, dan lebih dininya pemberian makanan selain ASI. Agar ASI berpengaruh pada pertumbuhan, harus ada transfer ASI yang memadai dari ibu ke anak (Livingstone, 1995 dalam Bahar Burhanuddin, 2002 ).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun