Keterkaitan antar wilayah merupakan hubungan antar wilayah, dan dapat diartikan sebagai interaksi. Secara harfiah interaksi diartikan sebagai hal yang saling berpengaruh, sedangkan interdepency diartikan saling bergantung. Banyak istilah lain, yang juga mempunyai makna "hubungan" antar wilayah. ada beberapa istilah yang juga mempunyai relevansi secukupnya berkaitan dengan interaksi. Istilah-istilah yang dimaksud adalah: relationship, interrelation, interaction, integration. Menurut Bintarto (1989)
Adapun cara Menghitung kekuatan interaksi antar dua wilayah
- Rumus Carrothers
Menurut teori ini, kekuatan hubungan ekonomi antara dua tempat berbanding lurus dengan jumlah penduduk dan berbanding terbalik dengan jarak antara keduanya. Jadi semakin banyak orang di dua tempat, semakin besar interaksi ekonomi, tetapi semakin jauh jarak antara dua tempat, semakin sedikit interaksi.
- Hukum Gravitasi
Dasar interaksi antara kota dan desa adalah hukum gravitasi fisikawan Issac Newton. Sir Issac Newton (1687) mengatakan bahwa dua benda atau zat memiliki daya tarik yang kekuatannya berbanding lurus dengan hasil kali kedua massa dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antar benda.
Berikut Bentuk-bentuk Keterkaitan Antar Wilayah
Fu-Chen Lo, Kamal Salih dan Mike Douglass (1981) yang dikutip dalam Fu-Chen Lo (1981) menggambarkan keterkaitan antar wilayah sebagai akibat dari ketimpangan dan kemiskinan. Selain itu, empat faktor dominan dalam hubungan ditemukan sumber daya, demografi, teknologi, dan perkembangan ideologi.
Menurut Avron Bendavid (1991), hubungan antar wilayah diklasifikasikan menjadi 7 (tujuh) jenis kategori hubungan, yaitu transportasi, komunikasi, sumber daya alam, ekonomi, pelayanan sosial, pelayanan umum dan kelembagaan. Dia menjelaskan setiap kelas liga dengan lebih detail. Hal ini memperkuat penjelasan Dennis A. Rondinelli (1985) bahwa jenis-jenis mata rantai utama dalam pembangunan wilayah dapat diklasifikasikan menjadi 7 (tujuh) jenis, antara lain mata rantai fisik, mata rantai ekonomi, mata rantai mobilitas penduduk, mata rantai teknologi dan mata rantai interaksi sosial. , penyampaian layanan, koneksi politik, manajemen dan organisasi.
Mike Douglas (1998) menggambarkan hubungan perkotaan-pedesaan sebagai saling ketergantungan daripada hubungan perkotaan-pedesaan atau desa-kota satu arah. Hubungan antara kota dan desa dapat dilihat sebagai saling menguatkan. Hal ini sejalan dengan Ken Martina Kasikoen (2005), yang berpendapat bahwa keterkaitan kota-desa dapat saling mendukung (melengkapi) atau mengeksploitasi satu sama lain.
Faktor yang mempengaruhi interaksi antar wilayah
- Adanya wilayah yang saling melengkapi (Regional Complementary)
Adanya dua kawasan dengan potensi atau ketersediaan sumber daya yang berbeda saling berinteraksi. Di satu sisi ada daerah yang mengalami surplus sumber daya alam tertentu, seperti produksi pertanian dan mineral, dan di sisi lain ada daerah yang mengalami defisit sumber daya alam tersebut tetapi memiliki surplus sumber daya alam lainnya.
Adanya dua daerah dengan kelebihan dan kekurangan sumber daya tersebut memperkuat interaksi antar daerah untuk saling melengkapi kebutuhan, dengan masing-masing daerah bertindak sebagai produsen dan konsumen.
- Kesempatan untuk Berintervensi (Intervening Opportunity)