Mohon tunggu...
ANDI HERMAWAN
ANDI HERMAWAN Mohon Tunggu... Guru - Bukan Siapa Siapa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menjadi Guru adalah panggilan Nuraniku dan panggilan Tanggung jawabku, terpanggil berkiprah untuk mencerdaskan anak bangsa. Meski bukan ahli, bukan pintar, bukan hebat, dan bukan siapa siapa, yang utama dan terutama adalah sudah berbuat yang optimal bisa kulakukan. Menjadi guru swasta adalah jalan Keberkahan dan Ridho Allah SWT. Sesuatu yang selalu menjadi harapanKu dan DoaKu. Inshaa Allah Berkah. Aamiin YRA.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kecerdasan Emosional dalam Pendidikan

24 Januari 2022   14:32 Diperbarui: 24 Januari 2022   14:44 749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Emosional adalah reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Merujuk Daniel Goleman secara emosional ke perasaan dan pikiran yang berbeda, keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosional berhubungan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pemikiran. Jadi, emosi adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosional dapat menjadi motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tetapi juga dapat menyebabkan perilaku negatif bagi manusia.

Dalam Al Qur'an, deskripsi yang cermat tentang berbagai perasaan emosional yang dirasakan oleh manusia, seperti ketakutan, kemarahan, cinta, kegembiraan, kebencian, kecemburuan, dan kesedihan diungkapkan. Al-Quran memberikan petunjuk tentang cara mengelola emosi dengan baik dan benar sehingga dapat melahirkan kecerdasan emosi. Kemudian untuk mengembangkan emosi agar memiliki dampak positif, perlu dilakukan upaya proses pembelajaran untuk berimajinasi sehingga memungkinkan mereka menyalurkan berbagai keinginan yang tidak dapat diwujudkan dalam kehidupan nyata atau menetralkan berbagai emosi negatif yang ada pada dirinya.

Kajian al-Qur'an tentang emosional tidak terbatas pada telaah karakter, tapi juga faktor. Faktor emosional diterangkan di dalam ayat-ayat al-Qur'an sejalan dengan kenyataan dan dinamika kehidupan manusia itu sendiri. Sementara hasil penelitian dari ayat-ayat kauniyah yang kemudian menjadi teori psikologi. Ungkapan al-Qur'an tentang emosi biasanya berupa gambaran tentang perilaku manusia dalam suatu situasi tertentu. Untuk menghadapi era globalisasi sekarang ini, manusia membutuhkan Al-Qur'an sebagai petunjuk untuk menghadapi berbagai tantangan hidup, tidak terkecuali dunia pendidikan.

Kehidupan beriringan dengan emosi negatif dan emosi positif, keduanya sangat setia memegang tangan kiri dan tangan kanan kita di sepanjang hidup. Memang tidak mudah untuk selalu hidup bersama emosi positif, kadang-kadang emosi negatif juga membutuhkan perhatian. Pada berbagai kesempatan dalam hidup, emosi negatif selalu minta diperhatikan secara berlebihan. Perhatian yang berlebihan pada emosi negatif akan sangat merugikan kehidupan. Kita harus menjaga keseimbangan emosi di dalam diri, sehingga ledakan emosi negatif tidak berlebihan. Miliki disiplin dan ketekunan untuk mengelola perasaan naluriah yang kuat pada emosi positif. Tinggalkan sumber emosi negatif dan hiduplah sehari-hari dengan sumber emosi positif.

Setiap kita adalah guru bagi diri kita, setiap tempat adalah sekolah bagi kita. Menjadi pendidik adalah tantangan tersendiri dengan pengendalian diri. Emosi adalah salah satu bagian dari proses mental yang dihasilkan dari pola pemikiran. Jika pola pemikiran kita memiliki persepsi positif terhadap segala sesuatu dalam hidup ini, maka proses mental kita akan menghasilkan emosi baik sebagai teman hidup kita. Emosi menghasilkan perasaan dalam kehidupan kita. Jika kita ingin memiliki perasaan-perasaan yang baik dalam semua aspek kehidupan kita, maka setiap hari kita harus membiasakan pikiran kita untuk menghasilkan getaran emosi positif secara konsisten terhadap apa pun yang kita pikirkan. Proses berpikir dalam getaran emosi positif akan menghasilkan perasaan-perasaan terbaik dalam hidup. Kesadaran untuk menciptakan pikiran positif dalam hal apa pun yang kita pikirkan akan menghasilkan perasaan dan keinginan yang positif untuk kehidupan.

Sumber emosi adalah pikiran. Kebahagiaan, kedamaian, keindahan, cinta, dan kenyamanan bersumber dari pikiran positif. Jika kita merasa tidak tenang dan tidak bahagia, maka segera periksa pola pemikiran kita. Pola pemikiran yang penuh dengan prasangka negatif, curiga, benci, marah, dendam, dan merasa berbeda dengan yang lain adalah sumber penderitaan. Jadi, karena emosi berasal dari pikiran, maka pikiran positif harus dilatih dan dibiasakan menjadi bagian dari kepribadian kita. Ketika pola pemikiran kita dipenuhi dengan kasih sayang, memaafkan, cinta, peduli, empati, bahagia, keberuntungan, berlimpah, kekayaan, kedamaian, keindahan, dan ketenangan; maka, emosi positif menjadi energi kehidupan sehari-hari kita.

Jika kita merasa hidup tidak bahagia dan tidak damai, itu artinya kita masih berpikir buruk tentang orang lain dan kehidupan yang kita miliki. Pikiran positif adalah prasyarat untuk memiliki emosi positif. Emosi positif adalah cara untuk menikmati hidup dan keindahannya. Hiduplah dalam keseimbangan yang harmonis pada pikiran, emosi, suara hati, dan tindakan. Jika keempat hal ini bisa bersatu dalam energi positif, maka kedamaian dan kebahagiaan akan selalu menjadi milik kita.

Kendalikan keinginan dan kebutuhan dalam gaya kehidupan yang sederhana. Biasanya, terlalu banyak keinginan dan kebutuhan akan menjadi jalan masuk emosi negatif ke dalam diri. Karena keinginan yang terlalu banyak, saat keinginan yang banyak itu tidak semuanya terwujud, kita akan sedih dan frustasi. Semua emosi negatif akan mengganggu kedamaian, ketenangan, dan kebahagiaan hidup kita. Jadi, kurangi keinginan dan kebutuhan hidup. Semakin sedikit kebutuhan dan keinginan, semakin bahagia dan damai hidup. Kendalikan keinginan, meminimalkan kebutuhan, perbanyak rasa syukur, tingkatkan pengetahuan untuk membahagiakan hidup.

Apa pun yang sedang kita alami bersifat sementara. Kebahagiaan hari ini bersifat sementara. Penderitaan hari ini bersifat sementara. Hidup ini bergerak dari satu momen ke momen berikutnya, dari satu episode ke episode berikutnya, dari satu cerita ke cerita berikutnya. Tidak ada yang permanen, semuanya akan berubah pada waktunya. Sedih dan senang saling bergantian mengisi hidup. Karena semua hal dalam hidup ini hanya sementara, Kita harus memiliki kesadaran untuk melatih dan memperkuat pola pemikiran positif. Pemikiran positif yang kuat mampu menciptakan emosi positif dalam segala peristiwa yang harus kita alami.

Emosi positif dapat membantu kita untuk berkembang dan meraih prestasi terbaik. Emosi negatif dapat menghancurkan hidup kita. Oleh karena itu, jaga diri kita dengan emosi positif, yang membuat kita menghindari bahaya atau pun hal-hal yang merusak hidup. Tingkatkan kesadaran diri untuk mengelola pemikiran positif, sehingga perasaan-perasaan baik tumbuh dari dalam diri, untuk menanggapi semua hal tentang kehidupan yang kita alami. Emosi positif adalah alat penolong kita untuk mengambil keputusan terbaik, bertindak dengan cara terbaik, dan memberi kita kekuatan untuk berinteraksi dengan orang lain. Emosi positif membutuhkan pikiran yang tenang.

Ketika pikiran menciptakan keinginan dan ambisi, maka timbul perasaan yang kuat untuk mewujudkan keinginan dan ambisi tersebut. Kondisi ini akan menimbulkan emosi untuk membuat kita bertindak dengan emosi-emosi yang kita jadikan sebagai teman perjuangan. Selama pikiran positif dan tenang, serta sama sekali tidak terganggu oleh hal apa pun, kita secara emosional mampu memiliki kekuatan yang hebat untuk mendapatkan prestasi terbaik dalam hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun