Mohon tunggu...
Andhika Heru
Andhika Heru Mohon Tunggu... -

Seorang yang sejak kecil bercita-cita menjadi wartawan, dan sering memenangkan penghargaan dalam Lomba serta Festival menulis puisi, cerpen dan sandiwara di tingkat sekolah, namun kenyataannya kini menjadi seorang akuntan di perusahaan swasta, dan sedang merintis usaha untuk menjadi seorang wirausaha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

USA, Negara Paling Membahayakan Perdamaian Dunia

31 Desember 2013   11:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:19 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_287213" align="aligncenter" width="300" caption="Ancaman perdamaian dunia, negara Paman Sam (www.sodahead.com)"][/caption] Seperempat penduduk dunia menganggap United States of America (USA) atau yang kita kenal sebagai negara adidaya Amerika Serikat adalah ancaman terbesar untuk perdamaian dunia, menurut survei internasional. Survei penduduk dunia yang dilakukan oleh WIN/Gallup International menunjukkan pendapat terkait Amerika sebagai ancaman terbesar itu ditemukan di Timur Tengah dan sebagian besar Eropa Barat. Survei tahunan itu dilakukan dengan wawancara 67.000 orang di 55 negara. Jajak pendapat itu menyebutkan 13% warga Amerika sendiri juga berpendapat negara mereka merupakan ancaman. Namun, dalam survei itu juga terungkap bahwa Amerika Serikat merupakan tujuan paling populer bagi mereka yang mencari tempat tinggal di negara lain. Negara lain yang dituju adalah Kanada dan diikuti oleh Australia. Setidaknya hasil survei di seluruh dunia yang cukup obyektif ini akan menjadi tamparan bagi segenap politisi dan kalangan militer serta patriot AS yang selalu membanggakan jargon bahwa bangsa mereka adalah POLISI DUNIA. [caption id="attachment_287215" align="aligncenter" width="300" caption="Tentara AS, berperang ke seluruh dunia (www.blogheritage.com)"]

13884637371111979301
13884637371111979301
[/caption] In contrary, sebagian besar manusia di planet Bumi ini menganggap mereka adalah biang kerok peperangan, bencana alam dan musibah kemanusiaan di dunia ini. Bahkan beberapa kalangan mengatakan bahwa jika bukan karena AS, maka negara-negara komunis Korea Utara, RRC atau bahkan eks Guru Besar nya komunisme, Russia tak akan bangkit mempersenjatai militer mereka secara gila-gila an seperti sekarang ini. Walau tak menutup kemungkinan mereka akan tetap menjadi negara penyebar komunisme dunia, kecuali Russia yang telah insyaf. Namun se insyaf-insyaf nya Russia, di bawah kepemimpinan Vladimir Putin, tanpa membawa lagi embel-embel komunisme, tetap saja mereka selalu memposisikan diri di belakang negara-negara yang punya "masalah" dengan AS...seperti Korut, Iran, RRC, Suriah, Libya di era alm. Ghaddafi hingga India yang secara historis sebenarnya adalah negara sahabat AS, namun karena jiwa nasionalisme mereka sering merasa diinjak-injak oleh AS, terakhir kasus pelecehan yang menimpa salah seorang diplomatnya, maka India pun kini merapat ke negeri Beruang Merah untuk urusan senjata. Tak akan berani negara Israel yang merupakan teroris dunia sebenarnya ini, terus-menerus mengganggu ketenangan bangsa Palestina. Bahkan kini kekejaman militer Israel semakin menjadi-jadi, tak peduli rumah ibadah sebesar Masjidil Aqsha pun hendak mereka robohkan. Tak akan tumbuh militer radikal fanatik seperti Taliban di Afghanistan ataupun Hizbullah di Lebanon. Beberapa pengamat intelijen bahkan beranalisa, bahwa memang sengaja kedua gerakan di atas di hidupkan oleh agen-agen rahasia AS, baik CIA maupun NSA, demi terciptanya citra buruk agama Islam, demi hancur dan terhalang nya terciptanya negara Islam yang damai makmur namun tidak mudah menurut pada AS. Jadi sekarang tercitalah stigma, bahwa tanda-tanda berdirinya negara bersyariat Islam itu, seperti negaranya Taliban Afghanistan, kaum wanita tak boleh emansipasi, anak kecil mencuri harus dipotong tangan, anak kecil disuruh membawa bom bunuh diri, patung Buddha berusia ribuan tahun dihancurkan, tanpa ada toleransi kepada umat beragama lain. Mereka hanya ingin ada negara Islam yang makmur tapi cuek terhadap penegakan syariah Islam, masa bodo terhadap penderitaan sesama, hanya ingin memperkaya diri sendiri bahkan kelakuan nya terkadang melanggar HAM, sebagaimana negara-negara minyak Arab. Namun mereka selalu "say yes" terhadap keinginan Paman Sam. Itulah sebabnya di negara-negara tersebut seperti Bahrain, dan Oman, sempat terjadi pergolakan, karena beberap rakyat nya "gregetan" ingin melihat pemimpin mereka sekali-sekali berani melawan terhadap hegemoni negara adidaya AS. Indonesia pun terakhir menjadi korban keusilan agen-agen rahasia AS, dengan terungkpanya dokumen yang dibocorkan oleh mantan kontraktor NSA, Edward Snowden, bahwa CIA dan NSA juga membantu Australia menyadap telepon pejabat-pejabat penting pengambil kebijakan politik di Republik ini. Bahkan menurut Menlu Marty Natalegawa, AS dan "jongos" nya, Australia juga berada di balik isu-isu pelanggaran HAM di Timor Timur yang menyebabkan negara tersebut lepas dari Indonesia d tahun 1999, dan mereka mencoba melakukan lagi hal yang sama kini di Propinsi Papua dan Papua Barat. Jika para pejuang militan Indonesia yang membantu perjuangan rakyat Moro di Filipina dicap teroris berbahaya oleh Pemerintah AS, apakah Pemerintah RI tidak berani mencap para aktivis HAM, Greenpeace dan segala macam yang berlatar belakang AS dan Australia di Papua, sebagi teroris juga. Memanas-manasi orang Papua untuk merdeka....tapi nanti jangan-jangan seperti rakyat Tim-tim, sudah merdeka , mereka baru tahu jika ternyata Australia lebih kejam terhadap mereka daripada bangsa Indonesia. Sehingga kini negara yang bernama Timor Leste itu terus berseteru dengan Australia soal wilayah kaya minyak Celah Timor, terakhir bahkan dalam kasus penyadapan politisi negara nya oleh intelijen Australia, malah pengacara mereka, yang padahal masih warga negara Australia juga, diciduk, disita peralatan kerja nya dan barang buktinya untuk dibawa ke pengadilan, di paksa untuk berhenti membela hak rakyat Timor Leste. Mengapa Australia berani sampai mengancam suatu negara hingga jauh ke dalam negeri Timor Leste? Tak lain karena di hadapan negara Timor Leste, di sebelah timur Australia, telah berdiri suatu pangkalan militer AS, dan sebelah baratnya, di sebelah selatan Indonesia, akan juga didirikan pangkalan militer AS lainnya di Pulau judi Christmas Island. AS menjadi biang keladi Australia berani mencari gara-gara dengan tetangga-tetangganya, termasuk Indonesia. Sebuah pendapat yang mengerikan, pernah diungkapkan seorang pengamat militer di era Presiden George Bush awal dekade 2000-an lalu, bahwa memang militer dan intelijen AS, harus terus mencari perang baik militer maupun perang non fisik seperti aksi intelijen di seluruh dunia, agar kebobrokan politik dalam negerinya tak diungkit rakyatnya (pengalih perhatian), dan juga agar para sebagai sarana latihan bagi para tentara dan agen rahasianya, agar mereka selalu teruji sebagai yang terbaik di dunia. Sebagai catatan, gara-gara perang dimana-mana, kini pemerintah AS yang notabene memiliki kekuatan militer terbaik di dunia, namun juga menanggung hutang luar negeri terbesar di dunia, jauh mengalahkan Indonesia....semua demi kebijakan Polisi Dunia nya. Hal mana yang nyaris membuat negara tersebut bangkrut beberapa waktu lalu. Atau mungkin akan bangkrut, beberapa tahun lagi ?

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun