Mohon tunggu...
Anaz Almansour
Anaz Almansour Mohon Tunggu... Konsultan - Motivator Super POWER
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pakar Kepribadian | Penulis Buku Zero Emotion | Motivator Super POWER | Founder Rezeki Healing | National Certified Trainer (BNSP)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hati Manusia

16 November 2019   05:32 Diperbarui: 16 November 2019   06:37 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hati Terbagi Kepada Tiga

Qalbun salm (hati yang selamat; sehat);Qalbun mayyit (hati yang mati); dan
Qalbun mardh (hati yang sakit).

Qalbun Salim;

Hati yang sejahtera
Beriman sepenuhnya kepada Allah dan Rasul.
Suka kepada teguran dan benci kepada pujian.
Sentiasa untuk Allah.

Disebut qalbun salm (hati yang selamat; sehat) karena sifat selamat dan sehat telah menyatu dengan hatinya.

Qalbun salm adalah hati yang bersih dan selamat dari berbagai syahwat yang berseberangan dengan perintah dan larangan Allh; Bersih dan selamat dari berbagai syubhat yang menyelisihi berita-Nya. Ia selamat, tidak menghambakan diri kepada selain-Nya, tidak menjadikan hakim selain Rasul-Nya; Bersih dalam mencintai Allh Azza wa Jalla dan dalam berhakim kepada Rasul-Nya; Bersih dalam rasa takut dan berharap kepada-Nya, dalam bertawakal kepada-Nya, dalam bertaubat kepada-Nya, dalam menghinakan diri di hadapan-Nya, dalam mengutamakan mencari ridha-Nya di segala keadaan dan dalam menjauhi kemurkaanNya dengan segala cara.

Inilah hakikat penghambaan (ubudiyah) yang tidak boleh ditujukan kecuali kepada Allh semata.

Qalbun Mayit;

Hati yang mati
Teguran dibalas dengan cacian.
Dambakan kuasa dan harta.
Cintakan dunia dan takutkan mati.
Hati gelap.

Hati yang mati, hati yang kosong dari kehidupan.
Ia tidak mengetahui Rabbnya, apalagi beribadah kepada-Nya.
Ia selalu menuruti keinginan nafsu dan kesenangan dirinya, meskipun akibatnya
ia akan dimurkai dan dibenci Allh Azza wa Jalla .

Ia tidak peduli dengan apapun, yang penting bagi dia adalah keinginan dan syahwatnya terpenuhi.
Ia menghambakan diri kepada selain Allh, dalam cinta, takut, berharap, ridha dan benci, pengagungan dan kehinaan.
Jika ia mencintai, ia mencintai karena hawa nafsunya.
Jika ia membenci, ia membenci karena nafsu. Jika ia memberi, ia memberi karena nafsu.
Ia lebih mencintai dan mengutamakan hawa nafsunya daripada keridhaan Rabbnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun