Mohon tunggu...
Levianti
Levianti Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog, Dosen Psikologi Universitas Esa Unggul

Suka diam sejenak, refleksi, menulis, dan ngoepi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menyusun Rencana Harian

15 Mei 2023   10:46 Diperbarui: 15 Mei 2023   11:12 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desain Canva: dekart

Meski hati semangat untuk sejenak menyusun rencana sebelum bergiat, namun belum tentu rencana dapat mudah kita buat. Seringkali kebingungan mencegat. Ada banyak tugas berdekatan tenggat. Daripada terus bingung, lebih baik segera putuskan niat. Tak perlu rencana, langsung saja aksi bermodalkan tekad. Dengan begitu, rasanya kita berhemat. Pekerjaan terselesaikan secara nyata dan cepat. Apakah rencana memang tidak perlu kita buat?

Situasi di atas mengandung kualitas penting dan mendesak. Penting karena merupakan tanggung jawab. Mendesak karena batasan tenggat. Menurut Covey (2001), orang yang terbiasa beraktivitas mengerjakan hal-hal penting dan mendesak termasuk orang yang suka menunda-nunda. Kita belum sungguh-sungguh menyadari tanggung jawab sampai sifatnya menggenting untuk segera diselesaikan. Akibatnya, kita jadi sering merasa tertekan, lelah, bersusah payah, dan hasilnya biasa-biasa saja. Ibarat roda, aksi hidup kita seperti roda pedati, yang lambat melaju.

Apa yang dapat kita lakukan supaya hidup lebih meluncur dan menyenangkan? Menurut Tipping (2009), transformasi tidak sama dengan tindakan mengubah sesuatu; justru sebaliknya, transformasi akan terjadi manakala kita bersedia mengalami sesuatu itu secara penuh, dan mencintainya sebagaimana adanya. Maka langkah pertama dan utama yang bisa kita lakukan di awal hari ialah tulus ikhlas menerima situasi dan kondisi hidup kita yang seperti roda pedati.

Diam sejenak sebelum bergiat menjadi pilihan bermanfaat,walau di awal rasanya tidak enak. Dorongan-dorongan reaktif membentur dinding diam, menciptakan gelisah yang berombak-ombak. Namun lambat laun, dorongan reaktif dan emosi negatif pun mereda. Batin kita menjadi seperti air tenang tanpa riak. Sikap kita terhadap kondisi diri dan situasi di hadapan menjadi netral. Tulus ikhlas menerima yang ada berfungsi optimal.

Ini waktu yang tepat untuk menyusun rencana harian. Cakrawala pandang jernih membuat kita mudah melihat tujuan, lapang menyadari peluang, dan ringan memilah lepas pencemaran. "Yang tidak penting", karena bukan merupakan tanggung jawab dan menjauhkan kita dari tujuan, tak usah diagendakan. Sementara "yang penting", tanggungan menuntut jawab dan mendekatkan kita pada harapan, baik disusun secara berurutan. Yang genting didahulukan. Setelah selesai, jangan dulu bermalas-malasan. 

Cukup diam berjeda sejenak. Lalu kembali lanjut menjawab tanggungan yang belum tenggat. Dengan begitu, rencana kegiatan harian berdampak menabung waktu luang. Semakin terbiasa, akan semakin banyak waktu merdeka, yang dapat kita gunakan untuk mencipta. Perlahan dan pasti, pola hidup kita berubah, dari roda pedati menjadi roda berteknologi. Selamat menyusun rencana hari ini!***       

Daftar Pustaka

Covey, S., 2001. 7 Kebiasaan Remaja yang Sangat Efektif. Saputra, A. 2001. Jakarta: Binarupa Aksara.

Tipping, C. C., 2009. Radical Forgiveness: Making Room for the Miracle. 2nd ed. E-Book. Marietta: Global 13 Publications, Inc.   

Baca juga: Diam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun