Mohon tunggu...
Inovasi

Jurnalisme Masa Depan

12 Februari 2018   07:30 Diperbarui: 12 Februari 2018   07:46 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Lupakan tentang keberadaan loper koran yang mengirimkan koran ke rumah-rumah pelanggannya. Lupakan ayah yang membaca koran sambil menyesap kopi di teras rumah. Keberadaan loper koran saat ini sudah mulai digantikan dengan eksistensi website koran, sedangkan koran bentuk fisik sudah mulai jarang ditemukan karena beralih ke ranah digital.

Persebaran informasi yang sangat mudah saat ini dikarenakan semua orang dapat mengakses media. Dewasa ini, di era mayoritas manusia memiliki kecenderungan untuk terpaku pada telepon genggamnya. Mereka mengakses informasi yang mereka dapatkan dari berbagai sumber dengan tingkat validitas yang berbeda-beda, dan juga dengan berbagai sudut pandang.

Kita telah akrab dengan keberadaan berbagai macam website kekinian dengan berbagai sifat yang ada, seperti website user generated content seperti Hipwee, ataupun website yang menawarkan informasi kredibel mengenai hal-hal berbau politik. Keberadaan website semacam ini menyesuaikan dengan karakter target audiens dan juga kebutuhan pasar. Tidak dipungkiri bahwa selera pasar turut menentukan bagaimana media memandang suatu realita.

Dengan adanya perkembangan dalam hal teknologi, dan juga tingkat melek teknologi di kalangan masyarakat yang cenderung meningkat, maka semua orang dapat menjadi seorang informan. Dalam hal ini, dinamakan sebagai jurnalisme warga. Tidak hanya dapat berkontribusi aktif dalam jurnalisme warga, orang yang tidak memiliki pendidikan profesi jurnalistik bisa menjadi jurnalis. Kemajuan yang pesat dalam hal ini sangat memungkinkan orang dengan pendidikan dasar yang lain seperti dari bidang IT, Manajemen, Ekonomi, dan lainnya bisa bergabung dengan karir di bidang jurnalisme.

Jonathan Landman menyatakan, tidak hanya media yang berubah menjadi digital, namun kita sebagai jurnalis juga harus bisa berpikir secara digital. Tidak hanya memiliki skill untuk mengoperasikan aplikasi berbasis digital, namun juga memiliki pemikiran yang canggih. Misalnya, semakin menyaring berita mana yang patut disiarkan ke khalayak luas, yang memiliki urgensi dan kedekatan dengan masyarakat luas, dan masih banyak indikator lainnya,

Dalam format digital, bentuk penyampaian informasi semakin beragam. Jurnalis bisa menjadi pencerita yang dapat menyesuaikan dengan keadaan dari audiens dan juga selera pasar. Tentu saja tanpa mengabaikan etika jurnalisme yang ada. Jurnalis di masa depan dituntut untuk semakin kreatif, Bisa menggunakan lini media sosial, podcast, dan masih banyak lagi.

Jangan takut, hal ini memungkinkan adanya jenis pekerjaan lain yang bisa dikelola oleh jurnalis yang memiliki kemampuan lebih di bidangnya. Jurnalis bisa menjadi community builder, yakni seseorang yang membangun dan menjembatani komunikasi antara satu lini massa dengan yang lainnya agar tercipta kesesuaian antar media.

Seorang blogger bisa menjadi jurnalis, selama menghasilkan informasi yang berguna bagi khalayak luas. Bermodalkan koneksi internet, punya opini tentang suatu hal yang perlu didengar, dan mampu membangun komunitas maka kita dapat menjadi jurnalis. Salah satu contoh yang dapat kita lihat adalah mashable.com. Mashable memiliki kerja sama dengan jejaring sosial Snapchat. Dengan menampilkan konten di Snapchat, maka awareness masyarakat mengenai Mashable juga meningkat.

Seorang entrepreneur juga bisa menjadi jurnalis. Karakteristik umum yang dimiliki oleh wirausahawan adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah, berani bereksperimen, dan memiliki inovasi. Tentu saja, masalah yang dihadapi dan objek eksperimen serta inovasi adalah produk jurnalisme. Kreativitas seorang entrepreneurlah yang dibutuhkan di jurnalisme masa depan.

Kualitas yang harus dimiliki oleh jurnalis masa depan adalah kemampuan menganalisa pasar. Kita tidak menyangkal bahwa iklan adalah salah satu tonggak utama dalam pendanaan keberadaan website. Berkat iklan, website tetap bisa beroperasi. Untuk mendokrak citra brand media, kita harus melakukan positioning tentang bagaimana posisi brand kita di pikiran khalayak. Bagaimana segmentasi yang diinginkan oleh perusahaan sesuai dengan realita di masyarakat. Tentang iklan yang diterima oleh media pun, sebisa mungkin sejalan dengan stand point dari media tersebut.

Seorang jurnalis masa depan sebisa mungkin harus memiliki kemampuan untuk mengelola website (Coding/HTML). Seperti yang dibahas pada paragraf awal, setiap orang bisa menjadi jurnalis. Modal awal jika seseorang ingin mendirikan sebuah media adalah membeli sebuah domain untuk kemudian diatur sedemikian rupa. Pengaturan inilah yang membutuhkan coding.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun