Mohon tunggu...
Anastasia Widjaja
Anastasia Widjaja Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

mahasiswa yang hobi ngonten!

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Anak Milenial Semakin Nakal, Gimana Cara Ngatasinnya?

15 September 2022   11:40 Diperbarui: 15 September 2022   14:14 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seks bebas (free sex) sudah tidak jarang kita dengar disekitar kita. Bahkan salah satu dari kalian mungkin sudah pernah melakukannya. Dunia saat ini sangatlah bebas, tidak seperti jaman dahulu. Kenakalan yang dulu dianggap tabu seperti merokok, mabuk-mabukan, dan seks bebas, sekarang sudah terdengar biasa di telinga kita. Padahal tindakan tersebut tidak hanya merusak mental, tetapi juga membahayakan kesehatan kita. Mengetahui hal tersebut, banyak anak generasi milenial yang masih saja melakukan kenakalan tersebut. Mereka tidak memikirkan resiko yang akan mereka tanggung atas perbuatan mereka. Disinilah peran orang tua bekerja. Dengan kenakalan tersebut, sebenarnya bagaimana cara orang tua dalam mendidik anaknya? Apa yang mereka ajarkan sehingga anak yang didiknya rela mengorbankan masa depannya demi sesuatu yang tidak ada untungnya?


Budaya selalu berubah. Budaya merupakan turunan dari generasi ke generasi. Budaya mengikat generasi masa lalu dan generasi saat ini, sehingga proses penyampaian budaya sangatlah penting dalam berlanjut atau tidaknya sebuah budaya. Pengetahuan juga diperlukan dalam menyesuaikan diri pada budaya tertentu. (Samovar, 2017)

Setiap keluarga memiliki budaya yang dianut masing-masing. Seperti halnya dalam tata cara makan keluarga. Ada keluarga yang mengharuskan agar orang tua yang terlebih dahulu mengambil lauk dan makan terlebih dahulu, lalu anak-anak mengikuti setelahnya. Namun ada juga keluarga yang tidak memiliki aturan tersebut. Siapapun yang mau mengambil lauk dan makan terlebih dahulu, bebas ambil tanpa memandang usia.

Dalam wawancara yang telah saya lakukan (10/9) bersama tante saya yakni Eva, Ia mengatakan bahwa dahulu ibunya sangat membebaskannya perihal sekolah. Apabila Eva tidak ingin bersekolah, hal itu akan dengan mudah diperbolehkan oleh Ibunya. Asalkan lulus Ibunda Eva tidak mempermasalahkannya. Namun berbeda dengan Eva saat mendidik anaknya. Ia tidak memperbolehkan tindakan membolos sekalipun kepada anaknya kecuali memang terjadi sesuatu yang tidak memungkinkan untuk masuk sekolah. Menurutnya sekolah merupakan hal yang sangat penting dan sangat berguna bagi masa depan anaknya. Sehingga tidak boleh satu kali pun anaknya meninggalkan sekolah.

Tak hanya perihal bersekolah, Ibu dari Eva ini juga memiliki budaya yang ketat  dengan melarang keras anaknya merokok, minum-minum. Akan tetapi Eva tetap saja melakukan hal itu. Bahkan hingga saat ini masih mabuk-mabukan dan merokok meskipun sudah berkeluarga. Meskipun orang tuanya sudah melarang tetapi tetap melakukannya. Namun, Eva tidak memperbolehkan anaknya untuk melakukan hal yang telah diperbuatnya. Ia bahkan tidak mau menunjukkan memperlihatkan di depan anaknya bahwa ia sedang merokok maupun sedang minum. Eva ingin anaknya untuk menjadi pribadi yang lebih baik darinya.

Pada dasarnya budaya yang diajarkan dalam keluarga pasti baik adanya. Orang tua pasti akan mendidik anaknya sebaik mungkin dengan berbagai cara. Namun budaya tidak cuma datang dari lingkup keluarga, tapi juga dari lingkungan. Apa yang kita lakukan adalah cerminan seperti apa lingkungan kita. Ketika kita berada di lingkungan yang sehat, tentu saja kita akan menjadi pribadi yang sehat. Tetapi bila kita berada di lingkungan yang banyak orangnya merokok, mabuk-mabukan, dll. Maka, kita juga akan berpotensi menjadi seperti lingkungan tersebut.

Banyak orang tua di generasi sekarang yang sudah terbilang ketinggalan jaman. Mereka masih menyamakan cara mendidik anak, dengan bagaimana cara orang tua mendidiknya. Hal ini tentu saja salah, karena jaman pun sudah berubah. Tidak hanya teknologi yang semakin berkembang, tetapi cara mengajar orang tua pada anaknya juga harus beradaptasi pada perkembangan jaman. Saat ini anak-anak sudah hidup di Era Milenial, di mana semua yang menjadi serba cepat dan mudah. Mereka bisa bergaul dengan semua orang dari berbagai belahan dunia hanya dengan menggunakan media sosial. Sehingga pergaulan mereka pun semakin luas yang pastinya lebih susah untuk dikontrol. Oleh karena itu cara mendidik orang tua harus berbeda dengan cara yang dulu. Pendekatan harus lebih dilakukan kepada anak. Jadilah seperti teman bermain, teman curhat, dan tempat bersandar bagi mereka. Sejujurnya hanya itu yang mereka perlukan dari peran orang tua dihidupnya.


Banyak orang tua diluar sana yang tidak pernah mengucapkan kata tolong, terima kasih, dan maaf kepada anaknya. Mereka gengsi untuk mengatakan hal tersebut kepada anaknya sendiri. Hal tersebut sangatlah ironis karena sejak kecil mereka menjadi tidak terbiasa untuk mengatakan kata tersebut. Apabila orang tua melakukan kesalahan maka sudah sepatutnya mereka meminta maaf kepada anaknya. Karena tidak ada orang tua yang sempurna di dunia, ini pasti mereka pernah melakukan salah. Tetapi yang menjadi permasalahannya adalah mereka tidak pernah mau minta maaf kepada anaknya ketika mereka salah. Dan banyak orang tua yang masih memerintah anaknya tanpa mengatakan kata tolong. Padahal mereka adalah anak bukan pembantu.


Pendekatan yang dilakukan oleh orang tua tentunya akan memberikan kenyamanan bagi mereka, sehingga tidak perlu mencari kesenangan lain diluar sana. Tak hanya itu, sangat mudah bagi orang tua dalam membimbing anaknya ketika sang anak sudah memiliki kepercayaan penuh pada orang tuanya. Anak menjadi nakal bukanlah kesalahan anak, tetapi kesalahan orang tua dalam mendidik anaknya.

Sumber:
Samovar, L. A., Porter, R. E., Mcdaniel, E. R., Roy, C. S. (2017). Communication between cultures. Boston, Massachusetts: Cengage Learning

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun