Mohon tunggu...
Pangudi Kaweruh
Pangudi Kaweruh Mohon Tunggu... Freelancer - Das Geheimnis des Konnens Liegt im Wollen

Das Geheimnis des Konnens Liegt im Wollen

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Empirisme David Hume

18 September 2020   14:41 Diperbarui: 18 September 2020   14:49 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

EMPIRISME DAVID HUME

David Hume hidup pada tahun 1711 hingga 1776 yang menonjol sebagai seorang empiris dan juga memberikan peranan yang sangat penting dalam menggerakkan Emanuel Kant menuju filasafatnya sendiri. Hume beranjak dewasa di dekat  Edinburgh di Skotlandia. Keluarganya ingin dia mengambil pelajaran hukum tapi dia meraskan keengganannya yang tak tertahankan terhadap apapun kecuali filsafat dan i

lmu pengetahuan. Pada tahun 1734, setelah beberapa bulan sibuk dengan perdagangan di Bristol, ia pergi ke La fleche di Anjon, Perancis. Disana ia sering bertukar pikiran dengan jesuit dari College Of La Fleche.

Saat itu ia telah menghabiskan sebagian besar tabungannya selama empat tahun disana untuk menulis buku yang berjudul A Treatise of Human Nature, dan ia menyelesaikannya pada usia 26 tahun. Setelah publikasi karyanya pada tahun 1744.

Hume mencapai ketenaran sebagai seorang sejarawan dengan karyanya The History Of England, menelusuri peristiwa-peristiwa dari invasi Julius Caesar ke revolusi 1688, adalah buku best seller. Hume wafat diusianya yang ke 65 pada tahun 1776 di kota kelahirannya Edinburgh, Skotlandia. Dan sepanjang hidupnya, Hume tidak pernah menikah. 

Pada masa Hume dikenal sebagai"Zaman Akal Budi". Budi merupakan ide penting yang mungkin menjadi alasan bagi Humeuntuk menunjukkan batas-batas akal budi. Ia senang menghancurkan ide-ide besar saat itu, sehingga pemikirannya lebih mengkritisi keyakinan-keyakinan yang ada.

Diantara pemikiran empiris David Hume diantarannya yaitu:

Teori Hume tentang Pengalaman dan Kausalitas (Hukum Sebab-Akibat).David Hume menegaskan bahwa pengalaman inderawi lebih memberi keyakinan dibanding kesimpulan logika atau kemestian sebab akibat. 

Hukum sebab akibat tidak lain hanya hubungan yang saling berurutan saja dan secara konstan terjadi seperti api membuat air mendidih. Padahal dalam api tidak dapat diamati adanya daya aktif yang mendidihkan air. 

Jadi daya aktif yang disebut kausalitas itu bukanlah hal yang dapat diamati, bukan hal yang dapat dilihat dengan mata sebagai benda dalam air yang direbus. Dengan demikian kausalitas tidak dapat digunakan untuk menetapkan peristiwa yang akan datang berdasarkan peristiwaperistiwa yang terdahulu.

David Hume menegaskan bahwa pengalaman inderawi lebih memberi keyakinan dibanding kesimpulan logika atau kemestian sebab akibat. Hukum sebab akibat tidak lain hanya hubungan yang saling berurutan saja dan secara konstan terjadi seperti api membuat air mendidih. Padahal dalam api tidak dapat diamati adanya daya aktif yang mendidihkan air. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun