Mohon tunggu...
Ananto Nugroho
Ananto Nugroho Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati Politik Perburuhan dan Hubungan Internasional

Pemerhati Politik Perburuhan dan Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Politik

Spekulasi Dangkal dan Respon atas Tulisan Natalius Pigai

10 Juli 2020   17:37 Diperbarui: 10 Juli 2020   17:33 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa hari terakhir saya menerima kiriman tulisan melalui Group WA yang saya ikuti tentang tulisan Sdr. Natalius Pigai (NP) yang berjudul "Kejatuhan Sukarno Dipelopori I.J Kasimo, Jokowi dan Mega Dendam Ideologis Terhadap Orang Katolik?" . 

Awalnya saya tidak tertarik membacanya, namun karena ada 2 atau 3 anggota group mengirimkan link berbeda namun isinya sama. Maka sayapun mulai membacanya. Setelah membaca hingga akhir tulisan, saya rasa tulisan ini agak berbahaya apabila dibaca oleh seorang yang kurang memiliki pengetahuan yang cukup dan sikap yang bijak, karena akan sangat mungkin terhasut. Apalagi di tengah -- tengah penolakan masyarakat atas RUU HIP yang saat ini merebak. 

NP sendiri mengaku bahwa dia adalah Aktivis (PMKRI) Kelompok Cipayung, Aktif di Pergerakan dan Diskusi di PRD 1997-1999 dan perlu saya tambahkan NP adalah mantan Komisioner Komnas HAM dan mantan staf khusus Menakertrans.

Salah satu alasan yang membuat saya ingin merespon tulisan N.P ini adalah karena saya tahu persis bagaimana pendidikan dan nilai -- nilai Rm. Van Lith (guru I.J Kasimo) berkembang dan diajarkan di kalangan Katolik terutama di Jawa. Hal ini karena selama 3 tahun saya bersekolah sekaligus berasrama di lokasi yang sama persis dengan I.J Kasimo dulu bersekolah, tepatnya di sebuah sekolah di Muntilan, Magelang. 

Selepas dari sekolah di Muntilan, saya juga aktif di organisasi yang sama dengan NP yaitu di Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) dengan jabatan terakhir sebagai salah satu Pengurus Pusat (PP) PMKRI. Hal terakhir adalah, karena saya sempat berkuliah selama 4 tahun di sebuah kampus yang didirikan oleh Rachmawati Soekarnoputri (anak Soekarno) dimana sangat kental dengan ideology Soekarno. 

Memang usia saya lebih muda dari NP, namun nilai -- nilai selama bersekolah hingga berorganisasi dapat saya refleksikan secara lebih lugas.  Saya tidak alergi politik namun saya tidak terlalu menyukai poitik praktis sehingga lebih memilih hidup menjadi seorang professional hingga hari ini. Jadi rasanya, semua latar belakang saya sangat layak merespon tulisan NP ini.

Di akhir tulisan disebutkan oleh NP yang berbunyi" Kesimpulannya sepanjang PDIP, Jokowi, Megawati masih memilih visi, misi Sosio demokrasi, Ketuhanan yang Berkebudayaan, mungkin "Gujarat" (sansekerta) hinduisme Jawa, Tri Sila, Eka Sila dan Mematikan Individualisme (membunuh kreatifitas individu). 

Maka jangan pernah bermimpi PDIP menjadi rumah bagi Katolik dan kaum minoritas".  Nah...kesimpulan NP inilah yang ingin diyakini kebenarnnya oleh pembaca melalui tulisan dengan semua argumentasi yang disampaikan NP. Mari kita bedah 2 point utama pemikiran NP, terkait penolakan IJ Kasimo atas gagasan Soekarno dan sikap gereja katolik terhadap komunisme. 

IJ Kasimo adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia yang beragama katolik. Sikap dan perilakunya dalam berpolitik banyak diinspirasikan dari pengalaman masa hidupnya ketika dia dibesarkan sebaga salah satu anggota abdi dalem di Yogkarta dan pendidikannya di Muntilan, Magelang. 

Dalam berpolitik, IJ Kasimo menjunjung tinggi moto salus populi supremalex, yang berarti kepentingan rakyat, hukum tertinggi, yang merupakan cermin etika berpolitik yang nyaris klasik dari tangan dirinya (menurut Jakob Oetama). Sebagaimana digambarkan dalam buku I.J. Kasimo, Hidup dan Perjuangannya, karangan  J.B Sudarmanta  jelas sekali keberpihakan IJ Kasimo pada rakyat yang saat itu menjadi petani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun