Mohon tunggu...
Ananta della
Ananta della Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

ilmu pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bukan Nakal, Mungkin ADHD

8 November 2022   22:30 Diperbarui: 30 November 2022   07:00 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.app.goo.gl/i41Gm9276QWBqQrN6

Di dalam dunia anak-anak, mereka cenderung suka bermain dan mulai mengeksplorasi lingkungan sekitar untuk menemukan dan mempelajari sesuatu hal yang baru yang ada disekitar mereka. Anak - anak akan mulai aktif dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap hal-hal baru yang ditemuinya. Hal tersebut merupakan suatu hal yang wajar. Namun, ketika seorang anak menunjukkan perilaku yang berlebihan seperti lebih hiperaktif, sulit mengontrol diri, tidak bisa memusatkan perhatian, dan tidak bisa menyelesaikan tugas dengan tuntas, maka anak tersebut pasti mengalami kesulitan belajar. Gangguan belajar  ini disebut dengan ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder. 

Prevalensi ADHD pada anak usia sekolah diseluruh dunia 3-7% dan di Amerika ADHD dilaporkan 2-26%. Prevalensi di Indonesia belum diketahui secara pasti. Penelitian yang terbatas dilakukan di Jakarta dengan laporan prevalensi ADHD sebesar 4,2%. ADHD ini cebderung ditemukan pada anak sekolah dan anak laki - laki.

Tahukah Kamu? 

ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder dalam bahasa indonesia berarti gangguan pemusatan perhatian yang disertai dengan hiperaktif. ADHD merupakan gangguan yang ditandai dengan rentang perhatian dan konsentrasi yang buruk, yang tidak sesuai dengan perkembangan anak dan implusifnya yang tidak sesuai dengan usianya.  ADHD ini dibagi menjadi tiga yaitu innatention (tidak bisa memusatkan perhatian), hyperactivity dan immplusive. Gejala ADHD ini muncul pada anak yang belum berusia 12 tahun dan bersifat menahun (tidak mucul tiba-tiba). Gangguan ini dapat diidentifikasi dalam dua tempat yaitu di lingkungan rumah dan sekolah. 

Bagaimana Gejala ADHD itu? 

Gejala utama ADHD ini ditandai dengan gangguan konsentrasi, pengendalian diri dan hiperaktif. Gejala yang cenderung ditunjukkan oleh anak Innatention atau inatensi yaitu kesulitan dalam memusatkan perhatian. Adanya stimulus secara spontan dari indera sangat berpengaruh pada konsentrasi mereka. Daya tahan konsetrasi mereka sangat terbatas, yang menyebabkan penghambatan proses information receiving dari luar. Gejala yang lain pada anak inatensi yaitu selalu gagal dalam menyelesaikan tugas, tidak mendengarkan ketika diajak bicara, tidak teratur, selalu kehilangan barangnya, mudah terganggu dan sering lupa.

Kemudian gejala pada anak hiperaktif ditunjukkan dengan anak mengalami gerakan motorik yang berlebihan di atas rata-rata aktivitas motorik anak normal seusianya. Selanjutnya, gejala yang ditunjukkan anak yang hiperktif yaitu selalu berisik dan tidak bisa tenang dalam kegiatan, tidak bisa diam atau duduk dikursi dengan tenang, dan selalu gelisah secara terus-menurus. Gejala pada anak yang implusif, anak mengalami kelainan perilaku atau ketidak samaan antara pikiran dengan tindakannya. Mereka cenderung suka berteriak, sulit untuk mengantri atau menunggu giliran, selalu menyela pembicaraan orang lain, dan selalu berbicara berlebihan tanpa memikirkan orang lain (ceplas-ceplos). 

Banyak orang tau dan guru yang menganggap bahwa anak yang tidak bisa diam didalam kelas, sering mengganggu temannya, tidak memeperhatikan ketika di ajak bicara, tidak menyelesaikan tugas, selalu menyela ketika ada orang berbicara dan selalu berlarian di dalam kelas adalah seorang anak yang nakal.  Padahal hal tersebut terjadi karena mereka terkena ADHD. Ketidaktahuan para orang tau menyebabkan mereka memarahi anak, memaksa anak, dan memberikan hukuman pada anak. Hal tersebut menyebabkan anak menjadi tidak nyaman yang akhirnya memengaruhi kondisi psikolog mereka. Sehingga ADHD yang dialami seorang anak akan semakin parah. Untuk itu, para orang tua dan guru perlu memahami dan mengetahui gangguan belajar yang terdapat pada anak-anak mereka. 

Anak yang terkena ADHD ini terjadi secara permanen. Hal tersebut terjadi karena berdasarkan fakta  yaitu bahwa otak seorang penyandang ADHD secara fisik berebda dengan orang yang tidak menyandang ADHD. Menurut penelitian mengemukakan bahwa otak penyandang ADHD sekitar 5-6% lebih kecil dari orang tanpa ADHD. Perbedaan ini dapat menjelaskan mengapa penyandang ADHD mengalami kesulitan dengan konsentrasi dan kontrol implus. Karena bagia otak yang mengatur hal-hal tersebut yaitu lobus frontal lebih kecil. Akan tetapi, hal tersebut bukanlah indikasi kepintaran seseorang. Justru penyandang ADHD ditemukan memiliki kreativitas yang lebih tinggi dibanding orang tanpa ADHD. 

Apakah ADHD terjadi hingga Dewasa? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun