Mohon tunggu...
Anang Syaifulloh
Anang Syaifulloh Mohon Tunggu... Freelancer - Akun Pribadi

Pengagum Bapak Soekarno, namun untuk masalah wanita belum seahli beliau

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Sambat-sambat Driver Ojek Online

24 April 2019   12:30 Diperbarui: 24 April 2019   12:46 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kusnantokarasan.com

Saya salah seorang yang menikmati teknologi transportasi online. Sebulan ini, tiap pagi dan sore saya menggunakan ojek online untuk pergi dan pulang ke kantor. Murah menjadi alasan. Satu kali jalan cukup dengan uang tiga ribu rupiah. Padahal jaraknya agak jauh. Berkat banyak kode promo, tarif yang harusnya 9 ribu jadi berkurang 60 %. Menjadi pengguna setia, saya jadi sering ngobrol dengan driver. Ada beberapa cerita yang menarik yang coba saya bagi.

Waktu yang tepat untuk ngobrol dengan driver adalah sore hari. Kita dalam keadaan santai, driver pun juga. Apalagi ditemani suasana sore yang tenang. Burung-burung pindah dari satu pohon ke pohon lain. Hamparan sawah sepi ditinggal petani tua. Eh kok jadi puisi gini ya hehe. Saya sering mendapat driver yang gampang akrab kalau sore hari. Pasti ada saja yang dibahas. Beda dengan pagi hari yang serba terburu-buru dan driver fokus nganterin ke tujuan.

Obrolan sering dibuka dengan pertanyaan-pertanyaan template. Kuliah atau kerja mas. Selalu seperti itu. Biasanya saya akan menimpali dengan pertanyaan balik 'Sehari dapat berapa orderan pak?' Jika drivernya suka ngobrol maka jawabannya akan panjang sambil menjelaskan berapa target harian. Apabila drivernya irit ngomong maka cuma dijawab satu kata. Obrolan berhenti sampai sini. Sampai rumah.

Ada kalanya topik di dapat dari keadaan di jalan. Keadaan macet, pengguna motor yang salah jalur tapi ngeyel ataupun truk tergelimpang yang belum 'dievakuasi'. Selain pembicaraan kondisional di atas, ada beberapa sambat yang diceritakan. Tingkah konsumen sering membuat jengkel. Ada juga kecurangan yang dilakukan driver lain. Mendengarkan driver sambat adalah jalan ninjaku.

Driver Disuruh Nunggu Mandi Penumpang
Inilah sambat yang mungkin banyak dilakukan oleh driver. Penumpang melakukan order ketika dia masih siap-siap, bukan dalam keadaan siap. Dua hal ini berbeda arti. Siap-siap berarti belum siap, sedangkan siap dia tinggal menunggu driver datang. Driver saya bercerita pernah mendapat order dari seorang cewek. Setelah sampai di lokasi, bapak ini menunggu agak lama. Ternyata cewek ini masih mandi dan belum selesai dandan. Capek kan menunggu? Mungkin si cewek mengira waktu ia mandi dan dandan akan sama dengan waktu tempuh drivernya. Tapi kalau sudah gini, driverlah yang dirugikan.

Mendapat Suspend karena Tingkah Penumpang
Cuaca Kota Malang tempat saya tinggal kadang tidak menentu. Daerah asal tidak hujan dan terang benderang bisa berubah mendung ketika masuk ke daerah tujuan. Saya sering mengalami. Saya sudah hapal daerah mana yang memiliki anomali seperti ini. Cerita driver saya seputar perubahan cuaca yang mendadak. Ketika di perjalanan, hujan agak deras turun. Driver memberi tawaran jas hujan, tetapi ditolak sama penumpangnya. Katanya huujan masih belum deras. Driver dan penumpang sampai tujuan. Tetapi keesokan harinya driver ini tidak bisa narik. Akunnya kena suspend seminggu gara-gara rating jelek dari penumpangnya kemarin. Katanya ia kehujanan dan tidak diberi jas hujan. Kan kamu sendiri yang menolak Rojali?

Keadaan seperti ini yang kadang kurang adil pada driver. Kesalahpahaman jarang terkonfirmasi dari sistem. Pihak pengelola tidak mempertimbangkan pendapat driver. Tiba-tiba kena suspend. Baru kemudian driver harus mengkonfirmasi ke kantor. Penumpang adalah raja, driver hanyalah hamba.

Banyak Driver Curang
Dibalik sistem ojek online yang canggih, masih ada celah yang dapat dilakukan oleh driver curang. Mereka biasanya mencari jalan pintas untuk mendapat poin sebanyak-banyaknya. Driver saya pernah bercerita ketika melewati sebuah jalan dengan warung dan kafe di kiri kanannya. 'Saya tidak pernah ngambil orderan di tempat ini mas' tiba tiba driver berbicara seperti itu. Saya kemudian tanya 'loh kenapa pak?'. 

Driver saya bercerita tempat ini banyak yang menggunakan order fiktif. Modusnya driver bekerjasama dengan pemilik warung. Akan ada order ke warung tersebut. Driver tersebut mengambil order dan mengantarkan ke tempat tujuan. Tetapi tujuan ini fiktif. Makanan yang diambil itu dikembalikan ke warung asal. Begitu diulangi lagi.

Driver saya cerita bahwa temannya bisa mengumpulkan sampai 8 juta sehari dari praktik ini. Sungguh angka yang fantastis. Meskipun praktik ini tidak dilakukan setiap hari karena mengundang curiga, tentu saja ini ilegal dan merugikan.

Driver Kurang Sopan
Driver nyatanya juga mengeluhkan perilaku driver lain. Driver yang bercerita hal ini sama dengan driver yang bercerita tentang kemangkelan menunggu penumpang yang sedang mandi di atas. Memang banyak cerita driver saya yang satu ini. Rumah belakang driver saya ini terdapat gang kecil. Nah, biasanya konsumen antar makanan yang berada di gang tersebut salah menempatkan titik tujuan order. Malah nyasar ke rumah driver ini. 

Driver yang mengantarkan makanan tersebut sering masuk ke halaman rumah driver saya. Driver tersebut langsung bertanya dan bersikukuh bahwa driver saya memesan makanan tersebut. Padahal tidak. Ketika disuruh menghubungi nomer konsumen, akhirnya dia sadar rumah konsumen berada di belakang. Dia minta maaf dan pergi.

Kejadian ini sering terjadi katanya. Saya menanyakan, apakah tidak ada pelatihan cara menunggu konsumen?. Driver saya mengatakan hal tersebut sudah ada di awal masuk keanggotaan. Langkah pertama adalah menghubungi lewat pesan. Kedua adalah menghubungi lewat telpon. Apabila tidak merespon, baru datangi tempat tujuan dan bertanya.

Driver Cari Pekerjaan Sambilan lain
Pernah ketika di tengah lampu merah, driver saya menanyakan tentang pekerjaan saya saat ini. Saya menjawab singkat. Dia tiba-tiba bertanya tentang lowongan kerja di tempat saya apakah ada atau tidak. Saya memberi jawaban tentang kekurangan tukang kayu di tempat kerja saya. Kemudian saya tanya balik, 'bapak punya keahlian kayu?'. Dia sedikit ragu menjawab. Saya mengira dia kurang mahir, kemudian saya sarankan menemui bos saya langsung. 

Menjadi driver ojek online nyatanya belum tentu menjamin menjadi pekerjaan utama. Kebanyakan masih menjadi pekerjaan sampingan. Ada beberapa driver yang bisa mendapatkan penghasilan melebihi UMR. Tapi berapa banyak yang dapat melakukannya?. Tentunya ada strategi yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan pendapatan. Strategi legal, bukan kecurangan seperti yang saya jelaskan diatas.

Sambat-sambat di atas adalah beberapa yang telah saya dengarkan dari driver saya sebulan ini. Di lain kesempatan saya juga ingin menuliskan sambat-sambat saya selama jadi penumpang. Apakah kalian pernah mengalami dan mendengarkan curhat seperti di atas?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun