Mohon tunggu...
Anang Wicaksono
Anang Wicaksono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menjadikan menulis sebagai katarsis dan sebentuk kontemplasi dalam 'keheningan dan hingar bingar' kehidupan.

Mengagumi dan banyak terinspirasi dari Sang Pintu Ilmu Nabi. Meyakini sepenuhnya Islam sebagai rahmatan lil 'alamin, pembawa kedamaian dan kesejahteraan bagi semesta alam. Mencintai dan bertekad bulat mempertahankan NKRI sebagai bentuk negara yang disepakati para founding fathers kita demi melindungi dan mengayomi seluruh umat beragama dan semua golongan di tanah tumpah darah tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bertindak Adil (Sekalipun) Terhadap Musuh

20 Maret 2012   17:10 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:41 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Barangkali ini adalah sebuah tindakan yang sulit atau mustahil dilakukan oleh sebagian orang. Namun ada orang-orang tertentu yang mampu melakukannya. Manusia dengan akhlak sempurna atau nyaris sempurna. Imam Ali bin Abi Thalib adalah salah satu diantaranya.

Peristiwa ini terjadi pada masa kekhalifahan Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib. Setelah berhasil memadamkan pemberontakan di Bashrah dalam perang Jamal, Imam Ali harus menghadapi pemberontakan lain yang dilakukan oleh Muawiyah.

Pemberontakan terhadap khalifah yang sah ini dilakukan oleh Muawiyah di tahun 37 H. Pertempuran hebat antara kedua pasukan berkobar di daerah yang dinamakan Shiffin.

Pasukan pemberontak tiba terlebih dahulu di daerah Shiffin. Di dekat situ terdapat sebuah sungai yang airnya bening dan mengalir deras. Muawiyah dan pasukannya menggunakan air sungai tersebut untuk minum dan memberi minum kuda-kuda dan unta-unta mereka. Muawiyah memerintahkan pasukannya untuk menjaga sungai tersebut dan menghalangi pasukan Imam Ali untuk menggunakan air sungai itu nantinya.

Tak lama berselang pasukan Imam Ali pun tiba di daerah Shiffin. Dalam keadaan kehausan pasukan Imam Ali meminta izin pada pasukan Muawiyah untuk menggunakan air sungai tersebut tapi mereka menolaknya dan menghalang-halangi.

Pasukan Imam Ali mendatangi Sang Imam mengadukan masalah tersebut. Imam Ali mengerti akan kelicikan Muawiyah. Beliau berkata pada pasukannya,"Bila kalian menginginkan air, basahilah pedang-pedang kalian dengan darah."

Yang maksudnya adalah bila kalian menginginkan air maka berjuanglah untuk mendapatkannya. Maka pertempuran berkecamuk di sepanjang sungai. Pasukan Imam Ali berhasil menghalau pasukan Muawiyah dari sungai. Mereka lalu menggunakan air sungai tersebut sebaik-baiknya.

Mereka berkata pada Imam Ali,"Wahai Amirul Mukminin, kami akan menjaga sungai ini agar pasukan Muawiyah tak bisa minum di sini."

"Jangan lakukan hal itu," kata Imam Ali."Itu tindakan tidak adil dan sangat pengecut. Allah menciptakan air untuk semua makhluk-Nya. Biarkan mereka meminum air sungai ini bila mereka menginginkannya."

"Tapi Muawiyah telah melakukan hal itu."

"Itulah bedanya Ali dan Muawiyah," ujar Amirul Mukminin Ali Bin Abi Thalib.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun