Mohon tunggu...
Anandre Forastero
Anandre Forastero Mohon Tunggu... Psikolog - Penulis rasa dan pikiran

Psikolog

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Aku, Doraemon, dan Bullying

8 Mei 2020   08:00 Diperbarui: 12 Mei 2020   13:35 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sosok Doraemon yang selalu menjadi jawaban dalam setiap permasalahan Nobita (IMDB via surabaya.tribunnews.com)

Aku yakin bahwa setiap orang pasti punya kotak pandora hitam dalam kehidupannya masing-masing. Isinya bisa beragam, mulai dari kesalahan-kesalahan yang pernah ia lakukan di masa lalu hingga kejadian tidak menyenangkan yang pernah terjadi di dalam hidupnya.

Bagiku, kotak pandora hitam itu berisi pengalaman bullying secara fisik dan psikis yang pernah terjadi di dalam hidupku sewaktu aku masih kecil. Mungkin ini juga jadi salah satu alasan kenapa tidak sulit bagiku untuk berempati kepada orang-orang yang curhat kepadaku tentang pengalaman serupa. 

Setelah bergumul hingga bertahun-tahun, akhirnya aku mulai bisa berdamai dengan hidupku. Salah satu hal yang patut disyukuri mengingat banyak sekali pribadi di luar sana yang belum bisa berdamai dengan pengalaman tidak menyenangkan yang dialaminya di masa lampau, yang kemudian berdampak negatif ke hidupnya yang sekarang.

Paling mudah, kita bisa lihat bahwa kebanyakan pelaku pemerkosaan adalah korban pemerkosaan di masa lampau.

Ibaratnya seperti rantai yang tidak terputus. Rasa marah dan kecewa yang dirasakan di masa lampau membuat individu merasa, "dunia ini kejam" dan perlu membuat orang lain merasakan hal yang ia rasakan di masa lalu. Kira-kira seperti itu konsep sederhananya. 

Bicara tentang bullying, aku teringat dengan salah satu buku bacaan kesukaanku waktu kecil, yaitu Doraemon. Hobiku dalam membaca komik membuat aku bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk membaca.

Menariknya, kesukaanku terhadap komik Doraemon ini bukan hanya karena sosok Doraemon yang selalu menjadi jawaban dalam setiap permasalahan Nobita, tapi lebih ke refleksi diri dari apa yang terjadi dalam hidup Nobita.

Aku pernah berpikir, kalau Nobita selalu diganggu oleh Giant, kenapa ia tidak pernah cerita atau mengadu kepada orangtuanya? Kupikir, kalau orangtua Nobita mengetahui tindakan bullying yang dialami Nobita tentu jalan ceritanya akan berbeda.

Dan hal ini mirip dengan apa yang terjadi di kehidupan nyata. Sangat sedikit anak yang mau cerita kepada orangtua tentang tindak kekerasan yang dialami.

Penyebabnya bisa beragam, mulai dari rasa trust kepada orangtua yang belum terjalin dengan baik, hingga ketakutan bahwa ia akan mendapatkan ganjaran yang lebih buruk apabila mengadu kepada orangtua.

Inilah pentingnya orangtua menjalin komunikasi yang hangat dan harmonis kepada anak sejak usia dini. Buatlah lingkungan yang aman bagi sang anak untuk mencurahkan segala keluhan dan permasalahan hidupnya. Hal ini akan membantu anak untuk tumbuh menjadi pribadi yang memiliki value yang kuat sesuai dengan apa yang diajarkan oleh orangtuanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun