Mohon tunggu...
Ananda Widya Nur Amanah
Ananda Widya Nur Amanah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Universitas Airlangga

Seseorang yang ingin menjadi versi terbaik dari dirinya.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Bio Laut sebagai Agen Perantara Distribusi Mikroplastik kepada Manusia

30 Juni 2022   20:40 Diperbarui: 30 Juni 2022   20:46 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampah Plastik di Laut (Sumber: dbs.com)

Asia telah menyumbang sekitar 49% dari total produksi plastik dunia. Hal tersebut menyebabkan Asia memiliki produksi plastik tertinggi di dunia. China merupakan produsen terbesar di dunia, yakni sekitar 28%. Sedangkan Amerika Utara dan Eropa sebesar 19%. Indonesia sendiri menjadi penghasil polutan plastik kedua setelah China, yaitu sebesar 0,48-1,29 metrik ton plastik per tahun.

Sampah plastik umumnya memiliki sifat non-biodegradable, artinya sulit mengalami penguraian di dalam tanah. Hal tersebutlah yang menyebabkan sampah plastik harus berganti bentuk menjadi makromolekul plastik melalui proses fotodegradasi, oksidasi, degradasi hidrolitik, serta disintegrasi mekanik yang mengubahnya menjadi mikroplastik. Plastik menyumbang 10% dari total sampah yang dihasilkan oleh manusia. Sebagian besar sampah plastik dibuang ke laut. Hal ini dapat dilihat dari jumlah sampah plastik di laut sekitar 60-80% dari total sampah yang terdapat di laut.

Asia merupakan salah satu penyumbang sampah mikroplastik di dunia, yakni sekitar 60-2461,5 MPs/m3. Mikroplastik merupakan partikel plastik kecil yang memiliki ukuran <1mm dan terdiri atas zat aditif dan monomer beracun yang cukup efektif dalam menyerap hidrofobik polutan dari air. Dalam mikroplastik di laut ditemukan konsentrasi sangat rendah dari persistent organic pollutants (POPs). POPs dapat meningkatkan penyerapan sampah mikroplastik yang tertelan oleh biota laut. Hal tersebut menyebabkan kontaminasi dari bahaya POPs ditransfer sepanjang rantai makanan.

Manusia merupakan salah satu konsumen pada tingkat trofik dalam rantai makanan, sehingga juga terkontaminasi dengan bahaya dari POPs. Dampak dari POPs bagi kesehatan tubuh manusia cukup fatal, diantaranya dapat menyebabkan alergi, merusak sistem saraf, terganggunya sistem endokrin yang berakibat pada kerusakan sistem reproduksi dan sistem imun, bahkan dapat menyebabkan kanker. Menumpuknya POPs dalam tubuh manusia dapat menyebabkan bioakumulasi dan biomagnifikasi.

Dengan demikian dapat dismpulkan bahwa plastik dapat juga dengan tidak sengaja terkonsumsi oleh manusia melalui biota di laut. Oleh karena itu, penggunaan plastik harus dikurangi secara bertahap agar dapat membantu mengurangi jumlah plastik di lingkungan, terutama di laut. Salah satu cara dalam mengurangi sampah plastik yaitu dengan menggunakan tas belanja yang dapat dipakai kembali.

Sumber:

Claessen, M., Meester, S. D., Landuyt, L. v., Clerck, K. D., & Janssen, C. R. (2011). Occurrence and distribution of microplastic in marine sediments along the Belgian coast. Marine Pollution Bulletin, 62, 2199–2204.

Duis, K., & Coors, A. (2016). Microplastics in the aquatic and terrestrial environment: sources (with a specific focus on personal care products), fate and effects. In Environmental Sciences Europe (Vol. 28, Issue 1, pp. 1–25). Springer Verlag. https://doi.org/10.1186/s12302-015-0069-y

Fischer, V., Elsner, N. O., Brenke, N., Schwabe, E., & Brandt, A. (2015). Plastic pollution of the kuril-kamchatka trench area (NW pacific). Deep-Sea Research Part II: Topical Studies in Oceanography, 111, 399–405. https://doi.org/10.1016/j.dsr2.2014.08.012

Jambeck, J. R., Geyer, R., Wilcox, C., Siegler, T. R., Perryman, M., Andrady, A., Narayan, R., & Law, K. L. (2015). Plastic waste inputs from land into the ocean. Science, 347(6223), 768–771. https://doi.org/10.1126/science.1260352

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun