Mohon tunggu...
Ananda Tias Putri
Ananda Tias Putri Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa / Ilmu Komunikasi / Universitas Nasional

Saya Ananda Tias Putri, biasanya orang memanggil saya Tias. Saya seorang perempuan yang memiliki hobi yang lumayan banyak diminati masyarakat yaitu membaca, sekarang sedikit menyukai menulis karangan and travelling. Saya juga memiliki makanan dan tempat yang favorit, yaitu Bakso dan saya sangat menyukai pantai, pulau karna saya suka berenang. Saya orang yang bisa dikatakan sedikit perfeksionis dalam mmbersihkan atau mengerjakan suatu hal yang akan saya kerjakan sehingga saya tidak suka pekerjaan saya dikerjakan oleh orang lain, saya juga orang yang bertanggung jawab jika itu pekerjaan yang memang tugas saya.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ciri Khas Tradisi Tabuik dalam Kebudayaan Minangkabau

26 Juli 2022   12:25 Diperbarui: 26 Juli 2022   12:27 1560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Lestari. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kadang-kadang orang yang tidak langsung menghadiri Tabuik  sering bertanya bagaimana jadinya, bagaimana cara membuatnya , bagaimana urutan ritualnya dan masih banyak lagi ritual lainnya. Jika dilihat, tabuik memiliki dua bagian, bagian bawah dan bagian atas dengan ketinggian 12 meter. Bagian atas merupakan peti mati berbentuk menara yang dihiasi dengan bunga dan  beludru berwarna. 

Di puncak menara terdapat hiasan berupa payung -- payung kecil yang diikat dengan tali. Sedangkan bagian bawahnya berbentuk badan kuda, bersayap, ekor dan kepala manusia. 

Untuk bagiannya, itu melambangkan bentuk burung Buraq, yang konon membawa Husein ke surga untuk menghadap Tuhan Yang Maha Esa. Untuk  bagian atas dan bawah yang akan disatukan, potongan akan dikirim bersama - beberapa untuk dipasangkan. Dan berturut-turut - sayap, ekor, bunga - sembilan bunga  dan akhirnya kepala.

 Dalam ritual Tabuik ini ada 8 tahapan yang dikenal dengan ritual berurutan, ritual gempa pertama dilakukan pada tanggal 1 Muharram. Tanah diambil dan dimasukkan ke dalam pot yang ditutup dengan kain putih. Disimpan di Lalaga dan ditempatkan di pelataran Tabuik. Lalaga berukuran 33 meter dan dilapisi dengan paru-paru bambu kecil. 

Ritual  selanjutnya adalah pemotongan batang pisang yang dilakukan pada tanggal 5 Muharram. Penebangan ini hanya dilakukan sekali dan harus segera ditebang, hal ini dianggap sebagai tindakan balas dendam oleh Husein atas kematian ayahnya. Ritual selanjutnya adalah Maarak Turban dan Maantam yang dilaksanakan pada tanggal 7 dan 8 Muharram. Sorban Maarak  Husein untuk menebar keberanian. 

Sedangkan Maatam adalah sosok Imam Husain berjari yang diceraiberaikan dan dipenggal oleh tentara Raja Yazid. Puncaknya terjadi pada pukul 10.00 Muharram yang merupakan ritual berkuda Pangkek. Kemudian ada upacara hoyak Tabuik, dari sore hingga matahari terbenam, Tabuik diarak dan diapungkan ke laut Perayaan ini berlangsung dari tanggal 10 sampai dengan tanggal 15 Muharram.  

Keunikan  Upacara Tabuik di Pariaman, Sumatera Barat sangat terkenal dan banyak wisatawan yang datang berkunjung atau sekedar melihat bagaimana masyarakat Pariaman melakukan upacara tersebut. 

Banyak pengunjung seperti  fotografer, mahasiswa, keluarga  dari luar daerah Pariaman,  pejabat  artis juga tidak mau ketinggalan saat ini. Karena setiap tahunnya, upacara tabuik masih memiliki puluhan ribu orang yang datang untuk menyaksikan pelemparan tabuik ke laut. Pada tahun 197 , pengelolaan Tabuik diambil alih oleh pemerintah daerah menjadi Tabuik Wisata. 

Oleh karena itu, Kepala Dinas Pariwisata Pariaman mengatakan acara tabuik yang merupakan ciri budaya di Pariaman  akan menjadi program utama pariwisata.  

Upacara Tabuik ini juga mendapat pro dan kontra dari masyarakat Sumatera Barat karena banyak  pendapat dari masyarakat lain tentang mana tradisi yang Syiah atau tidak. Karena  kita tahu bahwa upacara ini untuk merayakan hari Asyura yang sangat populer di kalangan Syiah di belahan dunia lain. 

Banyak yang bilang itu  kegiatan yang tidak ada sangkut pautnya dengan agama tapi upacara ini juga merupakan ajaran syiah untuk merayakan  hari jadi, apalagi upacara itu hanya acara wisata yang membuat orang murtad yang memang menolak syiah di wilayah Pariaman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun