Mohon tunggu...
Khairul Anam
Khairul Anam Mohon Tunggu... Jurnalis - Pembelajar
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Harapan adalah mimpi dari seorang yang terjaga.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Dua Sosok Agamis Pemburu Teroris

20 Januari 2020   11:51 Diperbarui: 20 Januari 2020   12:07 1182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: merdeka.com

Belakangan ini media sosial dan media daring dihebohkan dengan foto lawas Jenderal Polisi (Purn) Prof. Drs. H. Muhammad Tito Karnavian, M.A., Ph.D dan Jenderal Polisi Drs. Idham Azis, M.Si., diperkirakan foto tersebut ketika mereka berdua masuk di Tim Anti Teror dan Bom (ATB) Polri Cikal Bakal Densus 88. 

Saat ini keduanya sama-sama menjadi tokoh nasional berpangkat Jenderal, namun bedanya Tito Karnavian sebagai Jenderal Polisi (Purn) sebagai orang nomor satu di tubuh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang sebelumnya menjadi Kapolri 2016-2019, sedangkan rekannya Idham Aziz sekarang menggantikannya menjadi orang nomor satu di tubuh Korps Bayangkara.

Dua sosok ini tentu sudah tidak asing lagi bagi kelompok aksi kekerasan, bahkan teror di Indonesia. Mereka pernah berada dalam tim yang sama, terutama saat menangani kasus terorisme di Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polda Metro Jaya.

Aksi yang tidak akan pernah terlupakan oleh masyarkat Indonesia ketika Tito Karnavian memimpin tim Densus 88 berhasil melumpuhkan gembong teroris Dr. Azahari bin Husin seorang insinyur asal Malaysia yang jadi otak serangkaian serangan terorisme di Indonesia di Batu, Jawa Timur pada November 2009. Dimana Idham Aziz juga menjadi salah seorang anggota tim ini saat itu.

Kecakapan Tito Karnavian dan Idham Aziz dalam mengungkap kasus terorisme dan beberapa rangkaian kejahatan sudah tidak diragukan lagi , bahkan di luar kasus terorisme sekalipun. Karena mereka tahu betul peta kejahatan, dan orang terlatih memahami segala metode penyelidikan kasus kejahatan.

Galak pada teroris, mungkin menjadi ungkap yang tidak berlebihan kita sematkan pada Jenderal berdua ini. Langkah mereka bukan menjadi penanda islamopobia, karena secara kultur dan keseharian tidak ada islamobia di kalangan pejabat atau elitis.

Hal ini terbukti dengan ketaatan pada ajaran agama Islam bagi masing-masing individu. Baru-baru ini Tito Karnavian sempat menjadi trending topic twtter ketika jadi imam sholat Jumat di Masjid An-Nur yang berada di dalam lingkungan kantor Kemendagri, yang ternyata beberapa kali ia lakukan. 

Ketika salat Jumat, Ia yang memimpin salat terdengar melantunkan ayat Kursi pada rakaat pertama dan surat Al-Kafirun pada rakaat kedua. Tito membacakannya dengan lancar. Usai menjadi imam, juga sempat membaca doa singkat (okezone.com). Kedekatannya dengan para Kiyai dan ulama tidak perlu pertanyakan, Ia adalah keturunan ulama Nahdatul Ulama, organisasi Islam terbesar di Indonesia saat ini.

Sementara koleganya Idham Aziz, juga telah membangun komunikasi yang intens dengan Habib, Ulama, dan pesantren. Langkah ini sebagai legitimasi bahwa polisi dan umat Islam bersatu.. (republika.co.id).

Pria kelahiran Kendari 30 Januari 1963 itu, dikenal sebagai seorang yang religius dan taat beragama. Bahkan saat memberikan pandangan tentang radikalime, menurutnya upaya melawan paham radikalisme bukan berarti anti terhadap agama Islam. Kegiatan melawan paham radikalisme adalah untuk orang atau kelompok tertentu yang memang menyebarkan paham radikalisme. Masalah radikalisme tidak identik dengan Islam. Radikalisme adalah menyangkut oknum atu kelompok.

Sebagai tokoh nasional, mereka bedua dikenal sebagai Jenderal Polisi berbintang empat yang progresif dan adaptif dengan kondisi bangsa dalam berbagai situasi. Tak kenal takut dan selalu bertindak berdasarkan kepentingan bangsa dan maslahat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun