Mohon tunggu...
Amang
Amang Mohon Tunggu... Lainnya - Hamba lokal

Mungkin menulis adalah jalan kedua setelah hidup.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Antara Memeluk dan Dipeluk

2 Juli 2021   07:25 Diperbarui: 2 Juli 2021   07:42 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by ZML's PW-erotic love

"Baru ko, Iyah santai"

"Baru apaan, tuh liat" sambil menunjuk ke asbak, "asbak udah penuh dengan bekas rokok, terus juga tuh kenapa mata merah banget"

"Iya baru mau pulang lagi ke kosan, semalam gak bisa tidur"

"Hmm.."

*Ini mba mas pesanannya* sambil menaruh dimeja pertemuan dan disela-sela percakapan keduanya.

"Hooh, Iyah buk makasih" jawab keduanya

"Makan dulu" kata wono sembari menyalakan kembali sebatang rokok

"Ko kamu gak pesen makanan"

"Nanti saja"

Wono harus kembali menunggu untuk beranjak dari warung yang sudah membuatnya berlama-lama duduk sembari menunggu panas yang sedikit mereda.

"Kamu kenapa?" Tanya Inan setelah makan dan mengusapkan tisu dibibirnya. "Ko lusuh begitu, katamu meski panas ada dingin yang tersembunyi bukannya dalam kehidupan seperti itu"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun