Mohon tunggu...
Marjan Bena
Marjan Bena Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Hanya masalah waktu dan waktulah yang menjadi masalah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bencana Alam di Tanah Adat

16 Maret 2020   09:56 Diperbarui: 16 Maret 2020   10:08 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Perihal tanah adat yang mendapat musibah bencana alam (banjir dan tanah longsor) pada hari Rabu, 4 maret 2020, yang merendam beberapa desa juga menghanyutkan hunian warga dan ada beberapa orang yang menjadi korban atas bencana tersebut. Ada yang perlu dicatat dari bencana yang menimpa warga tersebut, adalah sebuah apresiasi terhadap sikap dari pada masyarakat ini yang lebih mengedepankan rutinitas.

Meski tertimpa bencana alam yang dahsyat, tak mematahkan semangat dari pada warga tersebut. Sebab, bagi mereka rutinitas tetaplah rutinitas yang tak pernah redup ataupun padam dari hati mereka.

Karena yang dipikirkan adalah, Jika mereka patah semangat dalam menjalani rutinitas ini nantinya mau jadi apa anak-anak mereka yang hari ini sedang menempuh pendidikan.

Pada dasarnya, anak-anak mereka adalah penerus perjuangan bangsa. Dan harapan mereka kelak anak-anak itu membangun negeri yang sedang lululantah ini. Jika realita terlaksana sesuai ekspetasi mereka, maka akan terbentuklah negeri yang aman dan tentram sebab telah dibangun kembali oleh anak-anak harapan bangsa tadi (semoga saja).

Dibarengi dengan doa, antusias dari warga luar darah yang sampai hari ini tak henti dalam menggalang dana untuk warga yang sedang tertimpa musibah bencana alam. 

Dengan semboyan "Torang Samua Basudara" inilah yang menjadi salah satu bentuk kepedulian warga dari daerah lain untuk membantu saudara-saudara mereka yang sedang tertimpa musibah. Juga seperti kata bapak Samratulangi bahwa, "Manusia hidup untuk memanusiakan manusia yang lain".

Untuk itu bagi mereka, musibah ini adalah ujian dari sang penguasa alam agar bisa menengok kebelakang terhadap perbuatan-perbuatan mereka yang sebelumnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun