Mohon tunggu...
Andika Guruh
Andika Guruh Mohon Tunggu... Psikolog - P

saya hanyalah semut kecil diantara banyak semut besar yang mengelilingiku, dan semut kecil ini akan menjadi tumbuh lebih besar karena pemahaman dan terus beljar dalam hidupnya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mencintai karena Salam

23 September 2020   10:35 Diperbarui: 23 September 2020   10:53 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kisah ini berawal ketika Dafa bekerja disalah satu minimarket di daerah tangerang. Sedikit tentang Dafa, dia adalah orang yang rajin dalam bekerja, selalu datang lebih awal dan pulang selalu yang terkahir. Dafa menjabat seagai kepala ketika bekerja di minimarket itu. 

Sampai di suatu ketika, ada wanita yang masuk ke tokonya sambil mengucap "ASSALAMUALAIKUM", sontak para pengunjung dan karyawan termasuk Dafa sedikit menahan tawa. Mereka berpikir bahwa hal itu adalah hal yang tidak lazim, karena selama Dafa bekerja tidak pernah ada yang mengucapkan salam ketika mengunjungi mini market.

Setiap dua minggu sekali, wanita itu selalu mengunjungi toko tempat Dafa bekerja dan setiap itu pula dia selalu mengucapkan kebiasaan salamnya tanpa terlupakan sedikitpun. Dafa penasaran dengan hal itu, kenapa masih ada orang yang sesopan itu di jaman sekarang, fikirnya setiap kali wanita itu datang.

Pada akhirnya Dafa memberanikan kenalan ke cewek itu, setelah percakaan lumayanpanjang Dafa mengerti jika cewek itu adalah seorang merchandaiser dari salah satu produk, tinggal di tangerang dan dia mengucapkan itu karena telah terbiasa sejak kecil di manapun dia juga melakukan itu, dan satu hal yang tak kalah penting nama wanita itu adalah Maya.

Semenjak perkenalan singkat itu, Dafa menjadi trbayang maya, ada rasa rindu di hatinya yang tiba-tiba tumbuh dan membuatnya gelisah setiap malam. Rasa gelisah itu selalu membuatnya susah untuk memejamkan matanya. Keesokan harinya Dafa memberanikan diri untuk mencoba menghubungi maya melalui watshapnya, dan tenyata maya begitu antusias dengan percakapan itu.

Hari semakin berganti mereka semakin dekat dan intens dalam berhubungan via telfon sampai disuatu ketika Dafa mengajak Maya untuk makan siang bersama, ajakan itu di penuhi oleh maya. Pertemuan mereka benar-benar seperti dua sejoli yang terlibat kisah asmara dan lama tidak bertemu sangat amat mesra. Sampai disuatu ketika Dafa di pindahkan oleh atasannya ke daerah Jakarta karena alasan promosi jabatan. Meskipun begitu mereka tetap intens berkomuikasi.

Di suatu malam tiba-tiba Maya menelfon Dafa mengatakan bahwa dia sedang ada tugas di Jakarta. Mereka pun berniat untuk bertemu dan melepas rindu. Di sebuah cafe tanpa disadari Maya selalu mesra dengan selalu bersandar di bahu Dafa dan selalu mengatakan "Sayang ya kamu terlambat", kata itu itu selalu membuat bingung Dafa. Dafa tak pernah mengerti maksud apa yang dikatakan oleh Maya.

Hubungan mereka yang makin intens dan teramat mesara membuat Dafa ingin serius melanjutkan ke jenjang hubungan yang serius, diunkapkan lah kata cinta oleh Dafa ke maya dengan sepucuk bunga mawar dan pita merah muda yang melilit cantik di tangkainya, akan tetapi dengan lembut Maya menolaknya, dia mengatakan bahwa sebenarnya Maya telah menikah dulu pada masa mudanya, dia telah di karuniai satu anak lelaki. 

Maya selalu merahasiakan hal itu karena dia takut mebuat Dafa kecewa dan karena maya juga sebenarnya menaruh rasa cinta pada Dafa. Mendengar hal itu Dafa terkejut dan sontak melepaskan tangan Maya, semenjak kejadian itu Dafa sangat frustasi dan menyalahkan dirinya karena mencintai orang yang telah menikah.

Pada akhirnya Dafa memutuskan hubungan dengan Maya, meblokir semua akses hubunganya baik dari telfon ataupun sosial media. Maya teramat sedih dan begitu kehilangan namun disisi lain Maya tak bisa jika harus meninggalkan suami dan anaknya. Kisah cinta yang tak kan pernah bisa bersatu sampai kapan pun meskipun keduanya saling menaruh cinta dan rasa sayang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun