Mohon tunggu...
riyad
riyad Mohon Tunggu... -

anak luwu yang haus akan ilmu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

aku benci polantas

27 November 2011   06:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:08 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

pengalaman pribadi sampai aku bersumpah dalam hati tuk membenci polantas seumur hidup..
MAKASSAR
pertama kali aku kena tilang sewaktu aku kuliah semester 4, tahun 2004, aku yang hanya berkutat lingkungan kampus dan rumah jadi jarang keluar jalan2, suatu hari ada keperluan, dan terjadi razia acak( acak karena tidak semua di tahan)..
aku salah satunya kena razia, semua diperiksa, sim, stnk, bodi motor, lampu, spion tutup pentil, dan sang polisi mendapat ban motor saya gundul..
dengan jurus perampoknya, ia mengeluarkan surat sakti disertai undang2 soal kelengkapan kendaraan, dan saya yang barukali ini berurusan dengan polisi di paksa (dirampok) dengan menyerahkan uang Rp. 40.000...
4 tahun berselang saya kena tilang lagi kali ini kendaraan saya lampu belakangnya mati harus bayar 18.000 padahal waktu itu saya dalam keadaan sakit (memakai jaket 2 lembar) dan buru2 pulang, awalnya uangku 20.000 tapi karena aku minta 2000 untuk beli obat maka yang di tilep hanya Rp 18.000.. kayaknya berselang 2-3 bualn kena tilang lagi karena lampu weser motor yang aku pinjam tertutup stiker bening, ditilep Rp. 20.000..

PALOPO..
dalam perjalanan ke soroaku aku boncengan ma ibuku, sesampai di daerah MASAMBA, (jembatan putus) ada seorg polantas menahanku karena lampu yang ngak nyala, padahal mayoritas pengendara ndak nyala lampunya, ia meminta SIM ma STNK ku, dan menyuruhku mengikutinya ke POSnya, belum sampai ke pos polisi, ibuku mengenal salah satu polantas tersebut dan menyapanya, dn dengan serta merta langsung aja SIM ma STNK aku di balikkan ma tuh polantas tadi..

lebih baik aku dirampok ma perampok beneran (artinya musibah) ketimbang ditilang (dirampok) ma polisi dengan alasan yang dibuat2
dari pengalam itu saya mulai tanamkan dalam diriku dan keturunanku kelak takkan memiliki darah daging yang berhubungan dengan polantas..

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun