Mohon tunggu...
Nur Hasanah
Nur Hasanah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengalaman Hidup Mengenal Al-Qur'an

7 November 2017   11:26 Diperbarui: 11 November 2017   21:11 4474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah curhatan tentang awal perkenalan saya dengan sesuatu yang sakral biasa disebut dengan AL-Qur'an, saat kecil saya tidak pernah mau belajar al-Qur'an, padahal dirumah saya punya TPA (Taman Pendidikan Al-qur'an), saya hanya melihat anak-anak lain belajar saja, ada yang tak pernah terlupakan dari masa kecil saya, saat para ustad mengajar ngaji tiba-tiba saya duduk di salah satu pangkuan ustad itu yang saya kira itu bapak saya, eh ternyata  bukan, rasanya malu jika inget hehe.

Singkat waktu, ketika kelas 3 SD saya mulai mau belajar iqro', Bapak saya waktu muda pernah mondok, keinginannya yang gak sampai yaitu bisa menghafal al-Qur'an, karena umurnya sudah tua jadi tidak dilanjutkan, sehingga Bapak saya menginginkan salah satu anaknya hafal al-Qur'an dari tiga bersaudara, dan yang mau adalah kakak perempuan kedua saya, dia mondok dan menghafal al-Qur'an, kakaku menjadi anak kesayangan bapak saya, saat itu saya termasuk anak yang nakal dalam keluarga dibanding kakakku sehingga Bapak saya tidak mungkin memilihh saya untuk menghafal al-Qur'an.

Singkat cerita saya lulus SD dan kengininan saya untuk mondok terpenuhi. Saya mondok di desa Wonoromo nama pondoknya al-Wahbi, dan sekolah di MTsN Wonokrommo, dipondok saya sering sekali menangis karna begitu susahnya belajar al-Quran saya selalu salah-salah sehingga Ibu Nyai sering memukul pundakku mengunakan alat yang biasa di sebut "utik" kayak tongkat tapi kecil terbuat dari bambu, awalnya saya sedih sekali kenapa Ibu Nyai begitu jahatnya, tapi lambat laun saya jadi mengerti, itu adalah kasih sayang Ibu Nyai, beliau memberikan barokahnya kepada saya. Setelah satu tahun saya belajar dan menghafal jus 30, akhirnya saya bisa binadhor yaitu membaca al-Quran, hingga hatam 2 kali saya di dawuhi ibu Nyai untuk menghafal surah-surah penting yaitu 11 surah, pada saat itu saya sudah kelas 1 MAN Wonokromo yang sekarang menjadi MAN 3 Bantul, setelah saya selesai menghafal 11 surah  saya masih belum di dawuhi menghafal dari juz 1, dan saat itu saya sedang pulang liburan kenaikan kelas 3, di rumah saya mengalami kecelakan hingga tulang selangka saya patah, sehingga orang tua saya minta saya untuk keluar dari pondok, dan akhirnya saya sekeluarga pamit, dari situ bapak saya menjadi tau kalau saya sudah hafal 11 surah padahal sebelumnya tidak pernah tau.

Setelah itu saya istirahat dirumah selama 1 tahun, masuk tahun ajaran baru saya masuk pondok lagi tapi di Kotagede bareng sama kakaku yang dulunya dia juga di Wonokromo tapi beda pondok, di situ saya mempuanyai keinginan untuk menlanjutkan menhafal al-Qur'an tanpa diketahui kedua orangtuanku, jadi yang tau hanya saya dan kakak saya dari keluarga. Awalnya saya ingin membuktikan kalau saya juga bisa menghafal al-quran tanpa harus diberi keistimewan, tapi hari demi hari saya jalani munculah rasa cinta saya kepada al-quran, bagi saya al-Qur'an itu seperti sahabat sejati, yang selalu bisa menenangkan jiwa dan hati dan samapai ssat ini kedua orang tua saya belum mengetahuinya biarlah menjadi kejuatan dilain waktu. Di sisilain al-Qur'an itu misterius kadang sebelum disetorkan ke Ibu Nyai itu lancar eh tiba-tiba di depan Ibu hilang hehe tau sebaliknya sebelum setor ke Ibu Nyai rasanya susah tapi saat disetor kok bisa lancar hehe, o ya menjaga al-Qur'an itu juga kaya megang belut kepalanya dipegang ekornya gak kepegang dan sebaliknya, jika dimorojaah yang awal yang akhir lupa tapi jika yang dimurojaah yang akhir yang awal lupa haha jadi tamabah gemes hehe. Dari pengalaman saya menghafal al-Qur'an itu asyik, asalkan dilakukan dengan istiqomah dan sabar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun