Mohon tunggu...
Gema Indonesia
Gema Indonesia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kampanye #2019GantiPresiden Wujud Blunder Politik Pihak Oposisi?

28 April 2018   13:26 Diperbarui: 28 April 2018   13:38 1254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi ll dokpri

Belakangan ini, pihak oposisi sangat gencar mempromosikan isu #2019GantiPresiden. Dengan isu tersebut, mereka berharap masyarakat bisa beralih fokus dari Presiden Jokowi dan tidak memilihnya pada Pilpres mendatang.

Namun benarkah demikian? Sepertinya dugaan para oposan Jokowi itu sedikit meleset. Kampanye #2019GantiPresiden sangat efektif untuk menghimpun suara pemilih oposisi. Tapi untuk menang Pilpres masih berat. Slogannya agak salah.

Kampanye #2019GantiPresiden, bisa dikatakan sebagai gerakan yang langsung diusung oleh pihak oposisi. Hal itu karena langsung disuarakan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera di media sosial, kemudian diikuti gelombang produksi merchandise yang masif dan efektif.

Sejauh ini, kampanye #2019GantiPresiden dimakan duluan oleh para pendukung PKS dan Gerindra. Akhirnya gerakan tersebut tidak berkembang secara efektif karena hanya berputar-putar di massa pendukung oposisi.

Tak bisa disangkal, kampanye #2019GantiPresiden terlihat sebagai konsolidasi kekuatan oposisi, secara eksklusif milik PKS dan Gerindra. Tapi, bukan gerakan untuk meraih pemilih baru atau swing voter yang akan menjadi kunci kemenangan Pilpres 2019.

Sejauh ini swing voter dan pemilih baru tidak punya keterikatan terhadap PKS dan Gerindra. Padahal itu memiliki ceruk suara yang cukup besar.

Di sisi lain, tanpa disadari oleh pihak oposisi adanya kampanye #2019GantiPresiden justru menguntungkan Presiden Jokowi. Pasalnya, isu tersebut justru mengetengahkan nama Jokowi dan mengesankan presiden petahana sebagai pihak yang "diserang".

Ketika, Jokowi tetap jadi fokus diskusi. Mendengar nama #2019GantiPresiden, yang ada di benak masyarakat apa? Jokowi.

Dalam hal ini, Jokowi tetap menjadi fokus diskusi, sehingga pada satu titik #2019GantiPresiden malah jadi promosi gratis untuk Jokowi. Karena, Jokowi tetap mendapatkan awareness dari gerakan ini.

Terlebih dengan kondisi pihak oposisi belum menegaskan Capres yang diusung dan program kerjanya belum jelas. Sehingga saat ditanya, bila 2019 ganti Presiden, lantas siapa penggantinya? Tentu, pihak oposisi akan kelabakan tak bisa menjawab.

Dengan begitu, bisa disimpulkan bahwa kampanye #2019GantiPresiden adalah blunder dari pihak oposisi. Karena tak mampu menawarkan program dan sosok alternatif, mereka hanya bisa menawarkan hashtag ganti presiden tanpa tahu arah gerakannya sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun