Mohon tunggu...
Ana Fauzia
Ana Fauzia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kaya Tanpa Diperbudak Dunia

27 April 2021   16:43 Diperbarui: 27 April 2021   17:03 1451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: https://blog.elevenia.co.id/wp-content/uploads/2018/05/orang-terkaya-di-dunia1.jpg)

Dikisahkan seorang sufi yang tinggal di pedalaman hutan, gubuk sederhana, yang hari-harinya dipenuhi dengan dzikir, bertasbih, sholat demi mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ia meninggalkan seluruh kesenangan keduniawian agar benda-benda keduniawian tersebut tidak membuatnya terlena. Sementara itu terdengar kabar, bahwa ditengah kota yang ramai, bahwa ada seorang sufi yang begitu kaya raya, tinggal dirumah yang megah serta fasilitas yang mewah. Sang sufi yang sederhana tadi, mendengar kabar tersebut begitu heran dan berpikir bahwa mana mungkin ada seorang sufi yang zuhud hidup ditengah keramaian dan kemeriahan kesenangan dunia. 

Sang sufi yang sederhana tadi kemudian berangkat turun dari hutan dan pergi ke kota untuk menemui sufi yang kaya raya tersebut. ia bermaksud untuk bertemu dan menginap selama beberapa hari, maka terjadilah silaturrahim dan diskusi di antara mereka untuk meningkatkan keimanan antara sufi yang kaya dan sufi yang sederhana. 

Singkat cerita, sang sufi yang sederhana ini mengajak sang sufi yang kaya tadi untuk melihat dan mengunjungi gubuknya yang sederhana. Sesampainya disana sang sufi yang sederhana tadi begitu kaget, karena kalung tasbih yang ia putar-putar untuk bertasbih tertinggal di kota, lantas hal tersebut membuatnya bersedih dan berkata "wahai sahabatku rupanya kalung tasbih yang biasa saya gunakan untuk berdzikir tertinggal di rumahmu". 

Sang sufi yang kaya tadi pun menjawab, "mana mungkin engkau orang yang zuhud dapat menekuni jalan sufi bila hati dan pikiranmu masih terikat dengan kalung tasbih yang merupakan benda dunia". Jawaban tersebut pun kemudian membuatnya tersadar dan membuatnya malu tentang betapa ia masih salah dalam menyikapi terkait hal-hal duniawi. 

Dari cerita di atas, bahwa salah satu ajaran islam yang banyak disalah pahami oleh orang awam adalah zuhud. Banyak di antara mereka memahami zuhud identik dengan kemiskinan, tentang perilaku yang anti kemoderanan, sehingga mereka menganggap bahwa nilai-nilai zuhud tidak bisa dipraktekkan dalam kehidupan. Ketidaksadaran inilah yang membuat mereka tidak dapat mereguk berkat dan manfaat dari sifat zuhud. Padahal Nabi Muhammad SAW. tidak pernah melarang umatnya untuk maju dan berusaha untuk menjadi seseorang yang sukses. 

Zuhud pada dasarnya merupakan sikap untuk membuang rasa cinta kepada dunia dan seisinya dari dalam hati. Bahkan sebagian ulama memberikan definisi bahwa orang yang zuhud itu tidak menjadi bangga karena memiliki dunia dan tidak sedih karena kehilangan dunia. Bahkan dalam suatu hadis, dinyatakan bahwa:

"Barang siapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan/tidak pernah merasa cukup (selalu ada) di hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya. Dan barang siapa yang (menjadikan) akhirat niat (utama), maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/selalu merasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah (tidak bernilai di hadapannya)." HR. Ibnu Majah (No. 415).

Maka dari hadis tersebut dapat dipahami intisari zuhud adalah sikap tiada cinta yang berlebih-lebihan terhadap aneka kesenangan-kesenangan keduniawian. Zuhud adalah persoalan hati, sehingga kita tidak bisa menilai dari penampakan luar, yakni apakah ia terlihat kaya atau tidak. Sehingga bisa jadi ada orang yang kaya merupakan orang yang zuhud, dan ada pula orang miskin yang bersifat rakus. 

Oleh karena itu, ketika umat islam dianjurkan untuk bekerja keras, maka itu pula merupakan isyarat untuk mencapai kesuksesan, namun demikian mereka tidak boleh fokus untuk orientasi kehidupan duniawi semata. Lantas bagaimana menjadi seseorang yang zuhud di tengah dunia yang kian modern ini? 

Hasan Al-Basri seorang ulama senior pernah ditanya terkait rahasia zuhud, dan ia menjawab "Aku yakin bahwa rizkiku tidak akan diambil orang lain, sehingga hatiku tenang dalam mencarinya. Saya yakin bahwa amalku tidak akan diwakilkan kepada orang lain, sehingga aku sendiri yang sibuk mencarinya. Aku yakin bahwa Allah selalu mengawasi diriku, hingga aku malu merespon pengawasannya dengan melakukan maksiat. Aku yakin bahwa kematian menantiku, sehingga aku siapkan bekal untuk ketemu Allah." 

Semoga Allah SWT. senantiasa membimbing kita untuk mengambil bagian dari nilai-nilai kezuhudan di dunia ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun