Mohon tunggu...
Amyumarzel Amin Amin
Amyumarzel Amin Amin Mohon Tunggu... Wiraswasta - wiraswasta

Berusaha Menyuarakan Kebenaran Hakiki

Selanjutnya

Tutup

Politik

OPINI SYETAN

28 Mei 2015   15:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:30 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Prolog

Sebuah kapal pesiar mengalami kecelakaan di laut dan akan segera tenggelam. Sepasang suami istri berlari menuju sekoci untuk menyelamatkan diri. Sampai disana, mereka menyadari bahwa hanya ada satu tempat untuk satu orang yg tersisa.

Segera sang suami melompat mendahului sang istri untuk mendapatkan tempat itu. Dengan berlinang air mata sang istri hanya bisa menatap suami yang berlalu meninggalkannya.sambil meneriakan sebuah kalimat sebelum skoci menjauh. Dan kapal benar-benar menenggelamkannya. Setelah kapal itu tak kelihatan lagi, sang ayahmembawa pulang anak-anaknya.


Bertahun kemudian sang ayah meninggal dan anak-anaknya menemukan buku harian ayahnya. Disana mereka menemukan kenyataan bahwa saat orang tuanya naik kapal pesiar itu, ayah dan ibunya sudah mengetahui bahwa sang ibu menderita penyakit berbahaya yang tak bisa disembuhkan dan menurut dokter akan segera meninggal. Di saat darurat, ayahnya mengambil sebuah keputusan besar. Dia memutuskan menggambil satu-satunya kesempatan untuk bertahan hidup demi buah cinta mereka.


Dalam buku harian itu dia menulis , "betapa aku berharap untuk mati di dalam laut bersamamu dengan membawa cinta kita. Tapi demi buah hati kita, aku memutuskan untuk membiarkanmu tenggelam sendirian untuk selama-lamanya, sampai maut yang akan mempertemukan kita.”

Kepada para umat Muslim yang saya muliakan,

Saya 1001% sangat setuju dengan ulama. Ajaran yang hakikatnya sesat, memang harus dinyatakan sesat. Tidak boleh ada kata atau kalimat terselubung yang bertujuan mengaburkan kesesatannya. Apalagi jika nyata-nyata bertentangan dengan prinsip dasar syariah (Al-Quran dan Al-Hadits). Semuanya Neraka tantangannya. Terus terang saya katakan, kita wajib membenci bid’ah dan kesesatan apapun bentuknya. Siapapun yang memotori kesesatan itu, apakah Syiah, Sunnah Wal Jamaah (Sunni), Ahmadiyah dan Islam Liberal, dan lain sebagainya. Walau mereka bergelar kiyai haji, profesor doktor, lulusan luar negeri, segudang penghargaan dan pujian, kita harus dan wajib menolak mereka.

Dalam beberapa dekade ini, kita diterjang oleh “isu” Syiah yang sedemikian intensif. Tak ada detik demi detik yang tak dimamfaatkan, tak ada tempat di beragam media yang tak diisi oleh pejelasan tentang kesesatan Syi’ah. Hampir seluruh kalangan terpancing merespon isu Syiah ini, mulai dari pakar agama, politik, pengamat sampai mereka yang sesungguhnya sangat “awam” di semua bidang tersebut. Jika ditarik kesimpulan dari kebanyakan respon mereka, hanya ada satu yakni “Syiah itu sungguh sesat. Bahkan vonis-pun sudah jatuh bahwa Syi’ah adalah syetan bukan Islam dan musuh Islam.

Saya tidak tahu pasti apakah “mereka-mereka” yang menyimpulkan seperti itu memang betul-betul telah berada dalam kondisi dan situasi “sangat paham” dengan apa, kenapa dan bagaimana Syiah tersebut ?. Apakah mereka-mereka yang menyimpulkan telah mendalami Islam secara hakiki, memahami masaalah politik dan tehnik rekayasa, telah mengkajinya secara jujur, objektif dan komprehensif atau telah melihatnya secara langsung ke negara sumbernya. Wallahu ‘Alam.

Namun tak sedikit pula mereka-mereka yang pro aktif menolak Syiah ini dikarenakan isu ini sedang trend. Tak “gaul” rasanya jika tak ikut mengatakan sesat. Merasa bertanggungjawab karena statusnya kebetulan da’i, bertitel SpdI, walau sesungguhnya pemahaman agama dan politik jauh dari mumpuni, lemah dari segi analisa objektif, tak peduli sumber infonya dari mana, yang penting ikut. Benar tidaknya “EGP dan masbulloh” saja.

Bila kita searching di search enggine hampir seluruh tampilan “wajah” Syiah (ritual, ibadah, referensi, kitab, fatwa, pemikiran, tokoh, pemimpin) sungguh amat mengerikan. Bahkan setan pun merinding dibuatnya saking takut melihat tampilan Syiah yang “rata-rata” demonstratif dan vulgar..

Maraknya website, blog atau medsos lain (murni Islam atau yang hanya sekedar bernuansa Islam) yang mengupas Syiah. Penjelasan para tokoh agama dengan dalil Al-Quran dan puluhan hadits serta kitab-kitab yang diklaim sebagai kitabnya orang Syiah. Tampilan gambar, video, testimoni yang berseliweran tak terkendali di internet. Semuanya semakin men-justifikasi opini bahwa Syiah memang iblis laknatullah yang wajib ditolak dan Iran adalah negara yang wajib dicurigai seluruh aktifitasnya.

Walau ada sedikit info-info positif yang menggambarkan bahwa kelompok Syiah juga punya Al-Quran, punya mesjid, sholat, mengaji, hafidz Al-Qur’an, naik haji ke Baitullah, dan perempuannya berhijab. Namun info positif tersebut sudah tak bermakna dan memberi pengaruh lagi bagi kelompok Sunni atau kelompok yang memusuhinya. Informasi yang bersifat positif tersebut pasti akan dihadang oleh jutaan argumen bantahan bahwa itu semua adalah trik tipuan Syiah untuk mengambil hati umat Islam.

Penyebaran opini Syiah yang bersifat negatif dan provokatif yang dilakukan selama berpuluh tahun tanpa henti dengan beragam cara dan metoda tanpa adanya media penyeimbang, menyebabkan terjadinya pencucian otak yang nyaris sempurna terhadap kelompok Sunni dan non muslim.

Disaat bersamaan muncul pula kecenderungan, semakin banyak ke-antipatian terhadap Syiah semakin marak dan beragam pula “pernak-pernik” Syiah yang muncul dan dipublikasikan. Mulai dari media (majalah, buku, website, blog, TV), tokoh, seminar, pengajian, film, tulisan, kunjungan pajabat Iran, dan segala macam. Yang jelas dan pasti, semua pernak-pernik tersebut sangat menonjolkan nuansa Syiah-nya. Dan penampilannya dikondisikan sedemikian rupa agar emosional kelompok lawan (terutama Ahlus Sunnah Waljamaah (Sunni)) terpancing.

Penulis telah membaca, melihat dan mendengar penjelasan tentang Syiah ini, baik dunia maya, media lain, maupun seminar-seminar. Cuma timbul pertanyaan : “Apakah benar Syiah seperti yang di propagandakan tersebut ?.Apakah itu realitas ataukah sebuah kebohongan ? Seandainya realitas, apakah realitas hakiki atau realitas yang diskenario musuh ?. Sama dengan aliran Sunni, penulis yakin bahwa dalam kelompok Syiah (pasti) ada aliran sesat, tapi apakah tidak mungkin kesesatan itu didramatisir demi sebuah tujuan ?

Kenapa pertanyaan ini timbul ? Sebab, sesungguhnya ada begitu banyak juga realitas positif tak terbantahkan tentang Iran, negaranya kelompok Syiah. Namun realita ini (seperti yang telah penulis singgung diatas) semuanya tak bermakna lagi. Realitas tersebut seakan-akan tak lagi memiliki relevansi dengan marak dan intensnya pembentukan opini negatif Syiah. Realita tersebut diantaranya :

1.Didunia ada banyak negara Islam atau penduduknya mayoritas Islam. Dari sekian banyak negara Islam tersebut, pemimpinnya yang berani “menantang” AS/Yahudi adalah Afghanistan, Irak dan Iran. Tapi pada akhirnya, Afghanistan hancur lebur dikeroyok AS setelah sebelumnya dibentuk opini “terorisme dan Osama Bin Laden”. Begitu pula Irak, hancur berantakan dikeroyok AS dan koalisi lewat justifikasi opini “senjata pemusnah masal”. Negara Islam seperti Mesir, Suriah yang mendapat pemimpin “pro Islam” dan mau memperlihatkan sedikit taringnya ke Israel juga dihancurkan lewat pembentukan opini “demokrasi/HAM”. Sedangkan negara Islam seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, Turki, Pakistan bersahabat kental dan begitu patuh dibawah ketiak AS.

Pemimpin Iran yang berkuasa sejak meletusnya revolusi Islam Iran, semuanya (tanpa kecuali) mengambil sikap kritis dengan negara-negara yang dianggapnya tidak adil dan tidak berpihak pada kebenaran universal, terutama AS/Yahudi. Ketidak setujuannya dengan kebijakan AS/Yahudi disuarakannya dengan lantang di berbagai forum Internasional. Pemimpin Iran juga terang-terangan mengkritik kebijakan pemimpin negara Islam lain yang terlalu menghamba ke AS/Yahudi.

2.Dari sisi tehnologi dan kekuatan persenjataan, Iran termasuk berpotensi untuk maju, kuat dan mandiri dibanding negara Islam lain.

3.Negara Islam lain “berkiblat” ke AS sedangkan Iran berkiblat ke musuh laten AS yakni Sovyet.

4.Dari sisi sentimen keagamaan, kelompok Syiah jauh lebih kuat dan kental dibanding kelompok Sunni.

5.Negara-negara Islam dan negara mayoritas berpenduduk muslim, seluruhnya kaya dengan Sumber Daya Alam.

6. Berbeda dengan negara Islam lain, Iran dianggap negara yang paling memberi ancaman terhadap kepentingan AS/Yahudi khususnya dikawasan Timur Tengah, apalagi telah memiliki kemampuan mengembangkan Nuklir.

Pembentukan opini Syiah ini bertujuan antara lain :

1.Mahzab Syiah semakin ditolak, ditentang, diharamkan dan dikafirkan oleh umat Islam.

2.Negara Islam Iran dimusuhi dan dikucilkan oleh umat Islam dan umat/negara non muslim.

3.Mengucilkan negara Islam Iran dari dunia Islam dan Internasional sehingga akhirnya lemah secara politik, ekonomi dan sosial.

4.Membenturkan antar sesama umat Islam, antara organisasi/lembaga Islam, antara mahzab, dan antara negara Islam. Kalau biasa semuanya saling menyalahkan, saling mengkafirkan, dan akhirnya saling berperang.

5.Menghancurkan seluruh negara Islam baik yang beraliran Syiah maupun Sunni.

Pernahkah kita melihat maraknya isu Syiah dari perspektif ini ? Opini Syiah yang begitu demonstratif, vulgar dan intens sesungguhnya adalah konspirasi (skenario) musuh Islam yang dimotori oleh AS/Yahudi? Sesungguhnya semua opini Syiah ini bersumber dari media kafir dan media yang bertopeng Islam. Namun ironinya (sama seperti kasus terorisme, kasus Irak, ISIS), seluruh informasi tentang Syiah dianggap kebenaran mutlak oleh sebagian besar umat Islam dan langsung di copy paste mentah-mentah dan dijadikannya sebagai data (referensi utama). Bagi mereka yang punya peluang, memiliki fasilitas segera bergerak “seolah-olah” menegakkan kebenaran padahal tanpa mereka sadari, mereka sesungguhnya telah terjebak dalam konspirasi musuh dan menjadi kaki tangan musuh untuk menghancurkan saudaranya sendiri.

Sedikitpun tak disadarinya bahwa sesungguhnya isu terorisme, ISIS, Syiah, dan ribuan isu-isu negatif lain tentang Islam merupakan rangkaian tak terpisahkan satu sama lain.

Tak sedikit bukti yang telah terjadi. Apa yang terjadi dengan Afghanistan dan Irak adalah bukti tak terbantahkan. Begitu efektifnya opini yang dibentuk musuh Islam AS/Yahudi, sehingga tak satupun umat Islam yang tak percaya. Seluruhnya haqqul yaqin dan ikut pro aktif membantu musuhnya sendiri AS/Yahudi.

Tapi setelah Afghanistan dan Irak hancur, seluruh pemimpinnya di bunuh, jutaan umat Islam mati terbantai, dan fitnah yang disangkakan satupun tak terbukti. Apakah negara Islam yang ikut membantu AS/Yahudi merasa bersalah dan menyesal ?. Jawabannya tidak sama sekali. Mereka semakin lengket bersahabat dengan AS/Yahudi, mereka terpukau oleh opini selanjutnya yang diciptakan AS/Yahudi, bahkan menjadi juru bicara membela kepentingan musuh Islam dan Allah ini.

Oleh karena itu, sengaja penulis mengawali tulisan ini dengan prolog diatas. Berdasarkan cerita diatas, jika kita bertanya ke banyak orang dengan satu pertanyaan sederhana, “Apa yang diteriakkan oleh sang istri sesaat sebelum mereka berpisah ? Dan Bagaimana pendapat mereka dengan tokoh suami dalam cerita diatas ?”.

Jawabannya (pasti) antara lain :”Pak ! teganya kamu”. “Kamu egois, aku benci kamu”. “Kamu memang suami tak punya perasaan dan tak bertanggung jawab”, dan lain sebagainya. Padahal yang diteriakkan oleh sang istri kepada suaminya adalah, “Pak, jangan pikirkan aku, tolong selamatkan anak-anak kita dan jaga mereka baik-baik”.

Begitu banyak kejadian dan peristiwa di dunia ini (baik atau jahat), namun persoalannya tidaklah sesederhana yang sering kita pikirkan. Ada beragam komplikasi dan alasan rumit di balik banyak peristiwa yang terkadang sangat sulit untuk dimengerti. Sama seperti anak-anak dalam cerita diatas, merekapun awalnya pasti berpikir bahwa sang bapak adalah orang yang egois, tak berperasaan. Apalagi mereka melihat dan mengalami kejadiannya secara langsung. Namun ternyata apa yang mereka simpulkan bertolak belakang dengan hakikat yang sebenarnya.

Begitu juga dengan persoalan Syiah ini, kita umat Islam seharusnya jangan pernah melihat secara sederhana, dari luar dan kemudian menyimpulkan dan menghakiminya. Penulis merasakan pemberitaan Syiah oleh media nuansa rekayasa jauh lebih kuat dibanding kesesatan Syiah itu sendiri. Ada sebuah tujuan yang “maha” besar dari musuh-musuh Islam dengan pembentukan isu Syiah ini.

Penulis yakin seandainya tujuan opini Syiah ini berhasil, negara Republik Islam Iran berhasil dilumpuhkan (apakah oleh invasi koalisi AS/Yahudi atau oleh serangan negara Islam lain), maka isu berikutnya “pasti” akan diarahkan ke mahzab Ahlul Sunnah Wal Jamaah (Sunni). Seluruh “kesesatan” yang juga ada dalam aliran Sunni akan didramatisir, dimanipulasi dan direkayasa sedemikian rupa kemudian propagandakan secara intens. Perbedaan keyakinan umat, kelompok, organisasi, mahzab akan dipertajam, saling dibenturkan, dan akhirnya saling menyerang. Sehingga tujuan mengendalikan dan menguasai seluruh negara-negara Islam atau negara yang mayoritas berpenduduk Islam bisa dicapai oleh AS/Yahudi.

Lihatlah AS/Israel bekerja sama dengan sebagian umat Islam begitu bebasnya membantai umat Islam. Disaat yang sama negara-negara Islam yang tergabung dalam koalisi Arab Saudi begitu gagahnya menyerang Yaman. Akhirnya musuh sesungguhnya yang merancang semua ini bertepuk tangan tertawa terpingkal-pingkal melihat sesama umat Islam saling membantai seperti berita berikut ini :

http://www.tempo.co/read/news/2015/04/01/116654533/AS-Sanjung-Koalisi-Arab-Saudi-Serang-Houthi-di-Yaman.

Adalah sangat dianjurkan, para ulama atau tokoh Islam ingin membentengi aqidah umat dari kesesatan. Tapi jadilah pembenteng yang “smart” sesuai dengan tuntutan Qur’ani. Bukannya jadi pembenteng yang bodoh dan lugu sehingga jadi pecundang dan perpanjangan tangan musuh Islam. Karena tak mengerti dengan persoalan sesungguhnya, semuanya kacau balau tak keruan, saudara jadi musuh, musuh jadi teman, yang salah dibenarkan, yang benar diharamkan.Syiah dihadang, tapi umat dicaplok Ahmadiyah atau Islam Liberal yang sesungguhnya jauh lebih merusak aqidah.

Penulis sependapat dengan judul (hanya judulnya saja, bukan seluruh materi. Pen) salah satu tulisan ust. Hartono Ahmad Jaiz.”Dahsyatnya Siksa Neraka bagi Pembela Aliran Sesat” (http://panjimas.net/nahi-munkar/2015/03/05/dahsyatnya-siksa-neraka-bagi-pembela-aliran-sesat/). Tapi kita juga mestimenyadari, betapa dahsyatnya pula siksa Neraka akibat ketololan dan kepandiran kita yang begitu mudahnyadigiring oleh opini musuh Islam. Ingatlah, Allah SWT sekian abad yang lalu telah wanti-wanti pada kita : “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti ..............(QS 49:6)”.

Sekali lagi maaf dan gara-gara tulisan ini jangan dituduh pula saya Syiah atau sesat ?. Kebenaran mutlak hanya milik Allah dan Rasulullah.Wassalam

Oleh : Amyu Marzel Amin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun