Mohon tunggu...
Amy Naylan
Amy Naylan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Bisnis dalam Amanah Merupakan Refleksi Iman Seseorang

22 Oktober 2017   18:21 Diperbarui: 22 Oktober 2017   18:42 1498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sejalan dengan perkembangan zaman, perekonomian suatu negara semakin berkembang pesat dengan diimbangi permasalahan yang timbul sewaktu-waktu. Khususnya dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, manusia harus bekerja untuk mencari nafkah atau memproduksi barang dan jasa agar mencapai kesejahteraan hidup.

Berbisnis pun mulai banyak digemari masyarakat, karena banyak manfaat dalam menjalankan bisnis tersebut. Semua kebutuhan ini dipenuhi melalui kegiatan bisnis. Jadi salah satu tujuan utama dari bisnis ialah untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Tujuan lain dari bisnis adalah memperoleh keuntungan, sehingga mereka berani memikul resiko menanam modal dalam berbisnis.

Secara umum, bisnis merupakan suatu kegiatan usaha individu yang terorganisir untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, atau juga sebagai suatu lembaga yang menghasilkan barang atau jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Adapun faktor-faktor yang memicu seseorang terjun ke dunia bisnis antara lain :

  • Adanya pemutusan huungan kerja (PHK), sehingga menganggur
  • Tidak puas dengan kondisi pekerjaan yang sekarang digeluti
  • Dorongan dari keluarga
  • Karena didesak kebutuhan hidup, lalu mencoba-coba berbisnis dan berhasil
  • Memiliki minat tinggi terhadap bisnis
  • Memiliki keahlian tertentu, misalnya ahli elektronik, bengkel mobil, atau ahli masak buka restoran

Dalam kegiatan perdagangan atau berbisnis agar menjadi sukses dan berhasil, cerminan sosok yang patut dijadikan motivasi adalah Nabi Muhammad SAW. Keteladanan Nabi Muhammad SAW sebagai seorang pedagang, tidak bisa diungkapkan tanpa menelusuri perdagangan pada zaman Arab kuno. Pada hari kemenangan Mekkah, Saib mengatakan bahwa Nabi Muhammad adalah mitra dagang yang selalu lurus dan tepat dalam perhitungan. Karena reputasinya dan pengalaman dalam berdagang, yang terpercaya dan jujur, maka Muhammad memperoleh banyak  kesempatan berdagang dengan modal orang lain. 

Rasulullah SAW. pernah mengatakan bahwa sebagian besar rezeki manusia diperoleh dari aktivitas perdagangan. Dalam ilmu ekonomi, perdagangan secara konvensional diartikan sebagai proses saling tukar-menukar yang didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Mereka yang terlibat dalam aktivitas perdagangan dapat menentukan keuntungan maupun kerugian dari kegiatan tukar-menukar tersebut.

Konsep dagang yang diajarkan oleh Muhammad disebut Value Driven, artinya menjaga, mempertahankan, menarik nilai-nilai dari pelanggan. Value driven juga erat hubungannya dengan apa yang disebut relationship marketing, yaitu berusaha menjalin hubungan erat antara pedagang, produsen dengan para pelanggan.

Kutipan diatas menyatakan bahwa Muhammad menjalankan bisnisnya sangat fair dan profesional, tidak pernah ada langganannya yang mengeluh dan komplain. Dia selalu memegang janji, menepati agreement, mengirim barang tepat waktu, dan sesuai mutu. Reputasinya sebagai pedagang yang jujur sangat terkenal, dan bertanggung jawab juga penuh integritas berhubungan dengan orang lain.

Segala pengalaman hidup dan kehidupan Rasulullah SAW mengandung nilai-nilai luhur, dalam hidup dan kehidupannya termasuk dalam cara berbisnis, yang jujur dan dapat dipercaya. Prinsip dasar perdagangan menurut Islam adalah adanya unsur kebebasan dalam melakukan transaksi tukar-menukar, tetapi kegiatan tersebut tetap disertai dengan harapan diperolehnya keridhaan Allah Swt. dan melarang terjadinya pemaksaan (QS. An-Nisa' [4] : 29).

Sifat-sifat yang dimiliki Rasulullah tercermin dalam kegiatan beliau dalam berbisnis seperti yang diungkapkan oleh Syafii Antonio yang penulis modifikasi salah satunya adalah Amanah, nilai dasarnya terpercaya, dan nilai-nilai dalam berbisnisnya ialah adanya kepercayaan, bertanggung jawab, tepat waktu.

Sifat amanah erat kaitanya dengan sifat kejujuran (shiddiq), karena sifat amanah merupakan refleksi dari kuat atau tipisnya iman seseorang. Rasulullah SAW bahkan mengkategorikan orang yang tidak menjaga amanah sebagai seorang munafik, yang tidak memiliki integritas bagi diri dan agamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun