Mohon tunggu...
MA Fauzi
MA Fauzi Mohon Tunggu... Penulis - Ilmu AlQuran dan Tafsir, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Mahasiswa | Penulis | Esais | Analitis Isu Terkini | Cerpenis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sepotong Cinta yang "Made In Endonesiah"

8 Januari 2019   23:18 Diperbarui: 8 Januari 2019   23:41 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Umberto Shaw from Pexels

Cinta? Konon kata ini punya ribuan definisi yang dijabarkan sang pemilik hati. Alangkah ribetnya KBBI musti mengurut satu-satu definisi cinta. Padahal, cinta itu tak harus memperbanyak pengertian. Katanya, cinta itu mudah kok malah dipersulit oleh definisi. Biarpun begitu, cinta dapat meliputi semuanya, merangkul keadaan semakin hangat dan nikmat. Definisi cinta memang satu, tapi bercabang bagaikan soal-soal ujian di kampus. Maka, biarlah aku mendefinisikan cinta tidak secara utuh. Hanya sepotong cinta; tidak lebih, bahkan tidak kurang.

Cinta hanya begitu-begitu saja. Sudah lumrah di telinga masyarakat. Dibarengi oleh konflik jarak membuat bumbu cinta semakin berarti. Cobalah kita berkreasi tentang cinta yang separuh.  Setengah cinta yang setengahnya lagi entah dimana. Menjadikan hati bertanya-tanya, dimanakah separuhku? Sebuah problematika seorang yang kesepian. Yang butuh pendamping namun hanya penumpang; turun seusai destinasinya telah sampai.

Saya ingin bercerita apa itu sepotong cinta, apakah itu sepotong rindu yang belum terjamah? Kurasa bukan. Ah, kenapa saya jadi bercerita hal-hal begini-an? Bukankah itu hanya membuat perkara yang tak berkesudahan?

O, sepotong cinta aku ingin tahu dari manakah asalmu itu?

Sepotong cinta terlahir dari rahim ibu yang berkebangsaan Endonesiah. Turun dengan perasaan riang dan sungguh gembira. Diusapnya kepala sepotong cinta itu dengan belai paling lembut sejagad raya. Dan berkata-lah ibu, "Hey, nak. Lahirlah di bumi ini dengan bahagia, carilah pelengkap cintamu yang tanpa definisi atau syarat."

Bayi mungil itu hanya menangis karena tidak tahu apa makna kata ibu tadi. Tapi, lama-lama tangisan itu berubah diam. Menandakan bayi itu setuju, ibu pun kembali tersenyum.

Padahal, bukan karena setuju tapi memang capek sepanjangan hari selalu menangis. Bayi itu di-nenen oleh ibunya. Merasakan nikmatnya asupan gizi di masa kecil. Sampai tertidur pulas, ibu itu diam-diam melepas nenen-nya dan siap-siap mencari kesibukan lainnya.

O, sepotong cinta terlahir di dunia fana ini. Syaratmu sangat mudah: hanya memberi yang terbaik bagi bapak-ibumu. Namun, janganlah bingung bagaimana membalasnya. Lihat, kelak tubuhmu mulai besar, mulai mendewasa. Ada hal yang diinginkan oleh orang tuamu: seorang cucu baginya.

Singkat cerita, sepotong cinta sudah lulus beberapa sesi akademis. Hari demi hari dilewatinya tanpa kesukaran. Kini, ia sedang mencari sepotong cinta lainnya. Kata ibu, kau harus melengkapi cintamu tanpa definisi. Sepotong cinta itu pergi menjelajah, namun bingung ingin kemana.

Endonesiah, sebuah negeri yang dipenuhi oleh syarat dan ketentuan yang berlaku. Satu waktu, ia bertemu oleh sosok yang menggemaskan wajahnya, yang menstimulasi hati supaya lekas menempelkan pada potongan yang kosong itu. Di danau, sepotong cinta berbicara pada wajah itu.

"Aku ingin kamu menjadi potongan cinta yang terbengkalai ini..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun