Mohon tunggu...
Amri Yasir Mustaqim
Amri Yasir Mustaqim Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Bloger

Saya adalah bloger dengan alamat blog anydirosah.blogspot.com dan ajaranbaik.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Batasan Bercanda dalam Islam

23 Mei 2022   07:00 Diperbarui: 23 Mei 2022   07:14 1091
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar dari pixabay

Bercanda adalah gurau atau lawan dari serius yaitu suatu keadaan di mana seseorang mengajak untuk tertawa. Dalam bahasa lain bercanda bisa diartikan sebagai berkelakar. Secara umum manusia membutuhkan waktu bercanda untuk mengurangi kepenatan hidup atau sekedar melupakan beban pekerjaan. Selain itu bercanda juga terkadang bisa menumbuhkan kedekatan hati antar sesama. Bercanda juga bisa mendatangkan kehangatan di tengah dinginnya suasana yang kaku. Namun perlu diperhatikan bahwa di dalam Islam bercanda itu juga diatur. Artinya ada batasan-batasan dalam bercanda yang harus kita pegang dan tidak boleh dilanggar. Berikut ini adalah batasan-batasan bercanda di dalam Islam.

  • Tidak Mengolok-Olok Agama

Mengolok-olok atau menghina itu sendiri dilarang di dalam Islam. Apalagi kalau yang dihina adalah masalah agama. Karena agama ini bukan permasalahan yang becanda sehingga tidak boleh dipermainkan. Kalau dilihat dalam Alquran surta at-Taubah ayat 66 bahkan mengolok-olok agama bisa menjadi sebab seseorang dianggap keluar dari Islam.

  • Tidak Boleh Berdusta

Berdusta juga tidak diperbolehkan dalam bercanda. Ya berdusta itu dilarang, bahkan dalam bercanda sekalipun. Bahkan Rasulullah mendoakan celaka bagi orang yang melakukan kedustaan demi mendapat tawa orang lain. Di antara salah satu hikmah dari larangan bedusta dalam bercanda adalah agar tidak meremehkan dosa dusta.

  • Tidak Boleh Membahayakan Sesama

Dalam bercanda juga tidak boleh membahayakan. Tidak boleh membuat orang lain atau diri sendiri terluka. Tidak boleh bercanda dengan menakut-nakuti.

  • Tidak Menjadikan Bercanda Sebagai Kebiasaan

Tidak semua hal kita anggap bercandaan. Ada masa dan tempat di mana bisa bercanda ada juga yang harus ditanggapi dengan serius. Maka seimbanglah dalam menggunakan candaan sebagai pemanis hubungan antar sesama.

  • Bercanda Dengan Orang yang Sesuai

Bercanda juga harus melihat kepada siapa orang yang diajak bercanda. Jangan sembarangan dengan orang yang kita tidak tahu apakah dia mau menerima candaan dari kita. lebih baik bercanda dengan orang yang sudah dekat dengan kita seperti teman, saudara dan lain sebagainya. Karena mungkin bagi kita itu candaan tapi bagi dia hinaan.

  • Tidak Bercanda Dalam Kemaksiatan

Bercanda itu boleh tapi tidak boleh perbuatan maksiat. Seperti misalnya menghina saudara, body shamming, menyakiti, merendahkan dan yang lain. Itu termasuk perbuatan maksiat yang dilarang oleh Islam. Meskipun bercanda kita harus bisa memilih mana yang boleh dan mana yang dilarang oleh syariat. Terkadang orang bercanda dengan merendahkan orang lain secara fisik atau warna kulit yang berbeda. Kalau kita baca surat al-Hujurat ayat 11, bercanda dalam kemaksiatan bahkan bisa menjadi salah satu ciri kemunafikan seseorang.

  • Memilih Waktu yang Tepat Untuk Bercanda

Orang yang mau bercanda juga harus memilih waktu yang tepat. Harus cerdas membedakan waktu bercanda dan waktu serius. Di antar waktu yang mungkin bisa dijadikan sebagai tempat becanda mislnya ketika sedang suasana senang, ketika bertemu kawan lama yang telah lama tidak bersua yang membutuhkan canda untuk mencairkan suasana.

Demikian lah beberapa batasan yang harus diperhatikan ketika bercanda. Sebagai seorang muslim yang baik tentu akan berusaha tetap baik termasuk dalam bercanda. Cara terbaik untuk menjadi seorang muslim yang baik adalah dengan mengikuti segala aturan yang ada pada agamanya. Wallahu a'lam.

__

*Saya tidak bisa mencantumkan sumber karena nanti dikira plagiat sama admin kompasiana. Jadi kalau yang butuh dalil silhakan komen di bawah atau hubungi melalui pesan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun