Mohon tunggu...
Amril Taufik Gobel
Amril Taufik Gobel Mohon Tunggu... Smiling Blogger, Restless Father, Lovely Husband and George Clooney wannabe :) See my Blog: http://daengbattala.com

Amril Taufik Gobel lahir di Makassar, 9 April 1970 dan lulusan Fakultas Teknik Jurusan Mesin UNHAS Angkatan 1989. Saat mahasiswa, pernah menjabat sebagai Redaktur Pelaksana Penerbitan Kampus Identitas (1992-1993) dan pendiri sekaligus Pemimpin Redaksi Surat Kabar Mahasiswa Fakultas Teknik UNHAS "Channel 9" (1991-1992). Seusai diwisuda tahun 1994, ia merantau ke Jakarta. Saat ini bekerja sebagai Vice President Procurement EPC dan Investasi PT Nindya Karya, Jakarta dan berdomisili di Cikarang. Ayah 2 anak ini juga mengelola blog pribadinya di www.daengbattala.com (pernah memenangkan blog favorit kategori Bahasa Indonesia dalam Lomba Blog International yang diadakan oleh The Bobs pada tahun 2010) serta menjabat sebagai Vice President Asean Blogger Chapter Indonesia sejak 2011. Telah menghasilkan 3 buku dari aktifitasnya ngeblog dan 2 diantaranya diterbitkan secara self publishing lewat www.nulisbuku.com

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Menikmati Sensasi Kejutan dan Hentakan Imaji dari Narasi Sekilas Flash Fiction

9 Juni 2025   19:06 Diperbarui: 10 Juni 2025   12:09 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Flash fiction. (Sumber: gramedia.com)

Flash fiction atau fiksi kilat telah menjadi fenomena sastra yang semakin populer di era digital ini. Dengan keterbatasan kata yang ekstrem—biasanya di bawah 1.000 kata, bahkan seringkali hanya 55-300 kata—flash fiction menantang penulis untuk menciptakan dampak emosional yang mendalam dalam ruang yang sangat terbatas. 

Namun, justru dalam keterbatasan inilah terletak kekuatan dan pesona flash fiction yang mampu memberikan sensasi kejutan dan hentakan imaji yang tak terlupakan.

Flash fiction memaksa penulis untuk membuang segala yang tidak esensial dan fokus pada momen-momen yang paling kritis. Setiap kata harus bekerja maksimal, setiap kalimat harus memberikan kontribusi signifikan terhadap keseluruhan cerita. Hal ini menciptakan intensitas naratif yang jarang ditemukan dalam bentuk sastra lainnya.

Keterbatasan kata dalam flash fiction tidak berarti keterbatasan makna. Justru sebaliknya, format ini memungkinkan penulis untuk menciptakan lapisan-lapisan makna yang terkonsentrasi. Pembaca dipaksa untuk mengisi celah-celah dalam narasi, berpartisipasi aktif dalam proses interpretasi, dan sering kali menemukan makna yang lebih dalam dari yang terlihat di permukaan.

Teknik Penciptaan Kejutan dan Hentakan Imaji

1. Pemanfaatan Twist Ending

Flash fiction sering mengandalkan akhir cerita yang mengejutkan untuk memberikan dampak emosional yang kuat. Twist ending yang efektif tidak hanya mengubah pemahaman pembaca tentang cerita yang baru saja dibaca, tetapi juga memaksa mereka untuk merefleksikan kembali seluruh narasi dengan perspektif yang berbeda.

2. Kompresi Waktu dan Ruang

Penulis flash fiction mahir dalam mengompres waktu dan ruang naratif. Mereka dapat melompat dari satu momen ke momen lain, dari satu tempat ke tempat lain, dengan transisi yang halus namun mengejutkan. Teknik ini menciptakan ritme naratif yang dinamis dan menjaga ketegangan sepanjang cerita.

3. Simbolisme dan Metafora yang Terkonsentrasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun