Mohon tunggu...
Amril Taufik Gobel
Amril Taufik Gobel Mohon Tunggu... Insinyur - Smiling Blogger, Restless Father, Lovely Husband and George Clooney wannabe :) See my Blog: http://daengbattala.com

Amril Taufik Gobel lahir di Makassar, 9 April 1970 dan lulusan Fakultas Teknik Jurusan Mesin UNHAS Angkatan 1989. Saat mahasiswa, pernah menjabat sebagai Redaktur Pelaksana Penerbitan Kampus Identitas (1992-1993) dan pendiri sekaligus Pemimpin Redaksi Surat Kabar Mahasiswa Fakultas Teknik UNHAS "Channel 9" (1991-1992). Seusai diwisuda tahun 1994, ia merantau ke Jakarta. Saat ini bekerja sebagai Direktur Eksekutif PT KPM Oil & Gas, Jakarta dan berdomisili di Cikarang. Ayah 2 anak ini juga mengelola blog pribadinya di www.daengbattala.com (pernah memenangkan blog favorit kategori Bahasa Indonesia dalam Lomba Blog International yang diadakan oleh The Bobs pada tahun 2010) serta menjabat sebagai Vice President Asean Blogger Chapter Indonesia sejak 2011. Telah menghasilkan 3 buku dari aktifitasnya ngeblog dan 2 diantaranya diterbitkan secara self publishing lewat www.nulisbuku.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Investasi Hulu Migas Indonesia: Meretas Harapan dalam Ketidakpastian

17 September 2016   18:37 Diperbarui: 17 September 2016   18:55 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fasilitas Eksplorasi Migas Lepas Pantai (sumber : Kompas.com)

Solusi Progresif

Menyikapi kondisi aktual yang ada, berbagai solusi progresif ditawarkan. Memperbaiki  iklim usaha eksplorasi migas seperti dengan meninjau dan menghapuskan izin, pengawasan, serta pajak bumi dan bangunan yang tidak masuk akal misalnya merupakan solusi dari sisi regulasi. Pemerintah sepatutnya memberi ruang yang lebih leluasa bagi perusahaan-perusahaan lokal Indonesia untuk berkontribusi secara aktif mendukung sektor migas nasional melalui kemudahan dan simplifikasi  regulasi birokrasi yang lebih ringkas serta praktis. Simplifikasi perizinan menjadi hal yang sangat penting diperhatikan untuk menjamin kelancaran proses eksplorasi. Guna mewujudkan rencana tersebut, tentunya diharapkan koordinasi dan sinergi yang strategis antar semua pemangku kepentingan dibidang migas

Melakukan review terhadap kegiatan penginderaan (seismik) yang telah ada menjadi solusi teknis yang bisa dilakukan. Penginderaan tambahan di lokasi-lokasi baru maupun reinpretasi hasil-hasil penginderaan sebelumnya dilakukan secara masif dan terukur. Keduanya mensyaratkan penggunaan teknologi terkini untuk memperbesar kemungkinan keberhasilan pada masa eksplorasi/produksi. Hasil kegiatan ini harus senantiasa divalidasi secara cermat khususnya untuk memprediksi potensinya di masa depan.

Selain itu rela mengandalkan modal asing dengan skema sharing risk dan sharing benefitbisa menjadi pilihan strategis. Persepsi nasionalisme yang sempit justru akan tidak banyak menolong ketika industri hulu migas dibangun dengan kekuatan modal besar. Sementara itu, disaat yang sama investasi Pertamina didalam wilayah kerjanya harus diintensifkan dengan dana dari Pertamina sendiri baik internal maupun obligasi. Dana dengan memanfaatkan penundaan pembagian deviden juga layak dipertimbangkan.

Pengambil alihan WKP yang dikelola oleh PSC (Production Sharing Contractor) asing dilakukan secara bertahap dan taktis sejak 3-5 tahun sebelum masa pengelolaan berakhir. Hal ini untuk menghindari resiko biaya dan penguasaan teknologi utamanya untuk perawatan dan pemahaman operasi. Pertamina harus segera menggunakan teknologi EOR secara masif dan memastikan bahwa  Peralatan produksinya harus selalu prima, dilain pihak Kemampuan analisis G&G Pertamina harus ditingkatkan serta Sisipan SDM professional dari pasar untuk mempercepat peningkatan mutu SDM Pertamina.

foto : kompas.com
foto : kompas.com
Mendukung kegiatan eksplorasi untuk menambah cadangan dengan cara memberikan insentif dan perbaikan tata kelola migas, terutama yang mendorong kegiatan-kegiatan eksplorasi di daerah frontier dan berisiko tinggi perlu dilakukan. Keberpihakan pemerintah dalam penyediaan teknologi terkini serta permodalan dalam manufacturing lokal dan lahan untuk berdirinya sentra-sentra fabrikasi yang bisa menyaingi kemampuan fabrikasi di Korea maupun Singapore harus disokong bersama dari seluruh stake holder di bidang investasi hulu migas.

Disarankan pula agar Pertamina membentuk unit keahlian khusus untuk management proyek yang beraksentuasi pada aktivitas perancangan dan pelaksanaan proyek yang lebih baik/cepat dan berakuntibilitas tinggi. Tenaga ahli untuk ini harus dari tenaga ahli nasional mengingat kemampuan merancang/melaksanakan proyek migas nasional dari skala kecil hingga skala besar dan lebih kompleks melibatkan tenaga ahli nasional. Standar acuan pelaksanaan proyek yang khas Pertamina harus dihasilkan pada tahap pertama pembentukan unit khusus tersebut.Dengan pembentukan unit/divisi khusus ini diharapkan Pertamina dapat menghasilkan proyek-proyek yang berkualitas, tepat waktu, tepat sasaran dan efiesien dalam pembiayaan.

Penerapan e-commerce untuk produk-produk barang/jasa yang sudah teruji akan mempercepat proses pengadaan di bidang migas dan mereduksi potensi kolusi dalam proyek pengadaan. Di saat yang sama tentunya ini akan membantu produk-produk lokal.  Selain itu upaya transparansi tata kelola migas baik regulator maupun operator harus dilaksanakan untuk menghindari kerugian yang lebih besar.

Meretas Harapan

Saya melihat masih ada kesempatan buat kita untuk meretas harapan dalam investasi hulu migas nasional dengan merujuk uraian yang sudah saya sampaikan sebelumnya.  Bahkan, berdasarkan informasi yang dipaparkan disini , Tahun ini pemerintah kembali menawarkan wilayah kerja minyak dan gas bumi  (WK migas). Sebanyak 15 WK migas ditawarkan melalui lelang yang diumumkan akhir Mei lalu. Di tengah krisis harga minyak, konsep baru ini diharapkan dapat menarik investor melakukan eksplorasi di Indonesia.

foto : kompas.com
foto : kompas.com
Pada saat mengumumkan lelang, Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto mengatakan konsep baru memungkinkan investor mengajukan penawaran bagi hasil migas (split) dan nilai minimal bonus tanda tangan (signature bonus).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun