Mohon tunggu...
Amrih Setiowati
Amrih Setiowati Mohon Tunggu... Guru -

Pemerhati Pranikah Fasilitator Desa Berdaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Semangkuk Berdua, Meramu Cinta (Menu Sederhana Keluarga Cinta Part I)

12 Desember 2018   11:47 Diperbarui: 12 Desember 2018   11:58 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Cahyadi Takariawan

Diawal-awal menikah adalah masa-masa yang indah bersama pasangan. Kondisi dekat dalam segala hal ingin dijalin terus menerus oleh pasangan suami istri yang baru saja menikah. Salah satu kedekatan yang ingin dijalin oleh pasangan baru ini adalah kedekatan ketika berada di meja makan. Kadangkala keluarga baru terjebak dalam gaya konsumtif dengan dalih sedang masa bulan madu. Padahal, menu sederhana bisa diusahakan buah tangan istri sholihah. Memasak masakan rumahan selain mengirit anggaran di awal menikah, memasak juga menghadirkan suasana hangat yang benar-benar menenangkan diantara pasangan suami istri baru tersebut.

Mangkuk (doc. pribadi)
Mangkuk (doc. pribadi)
Memasak menjadikan istri sholihah belajar banyak hal pada tahap awal pernikahannya. Istri sholihah belajar tentang karakter suami melalui kegiatan memasak. Istri sholihah belajar tentang pengkondisian ekonomi keluarga juga melalui kegiatan memasak. Istri sholihah juga bisa belajar tentang kondisi masyarakat sekitar juga dengan kegiatan memasak.

Pasangan suami baru adalah sebuah organisasi yang baru saja dimulai. Dua orang insan manusia tak jarang berbeda sosial budaya bahkan berbeda tingkat pendidikan telah berkumpul dalam sebuah wadah organisasi bernama pernikahan. Perbedaan-perbedaan itulah yang seringnya juga mempengaruhi perbedaan selera makan. Contohnya sang suami penyuka pedas sedang sang istri tidak menyukai pedas. Sang suami penyuka seafood, sang istri alergi seafood, dan banyak lagi kisah perbedaan yang dialami oleh suami dan istri. Di awal menikah, jika istri sholihah mengawalinya dengan memasak, minimal istri sholihah telah berusaha mencari solusi untuk berbagai perbedaan selera tersebut.

Biasanya, istri sholihah akan berusaha mengendalikan egoisme diri dan lebih berusaha berdamai dengan keinginan suami. Istri bisa memulai dengan bertanya kepada suami, menu apa yang ingin suaminya santap untuk menu sarapan pagi. Selanjutnya istri sholihah membangun kedekatan lagi dengan menanyakan menu makan malam apa yang diinginkan suami melalui telepon atau short massage dengan ditambahkan emotikon-emotikon cinta sehingga kondisi hubungan semakin hangat. Sang suami semakin merasa bahwa dirinya sungguh berarti kini menjadi seorang suami.

Tetapi jika istri cukup malu untuk banyak bertanya diawal pernikahan, sebagai suami juga bisa memulai dengan telepon atau mengirimkan short massage tentang keadaan istri pada suatu waktu, juga termasuk menanyakan menu apa yang sudah dirancang oleh istri sholihah untuk kudapan keluarga. (Bersambung)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun