Mohon tunggu...
Amrih Ibnu Wicaksana
Amrih Ibnu Wicaksana Mohon Tunggu... Guru - Guru

mencoba untuk belajar menulis, mohon bimbingannya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jurnal Refleksi Modul 2.3 Coaching Untuk Supervisi Akademik

3 Desember 2022   23:38 Diperbarui: 4 Desember 2022   00:02 5323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pembelajaran pada modul 2.3 ini adalah Coaching Untuk Supervisi Akademik. Calon guru penggerak mempelajari tentang apa itu coaching, perbedaan anatar coaching, mentoring, fasilitasi, training, dan konseling.  Selain itu juga mempelajari alur TIRTA sebagai pedoman maupun langkah-langkah dalam menerapkan coaching, kompetensi inti dan prinsip dalam coaching, serta hal-hal lain yang berkaitan dengan coaching untuk supervisi akademik. Pada tahap alur belajar merdeka "Mulai diri", CGP diminta untuk menuliskan tentang refleksi dari pengalaman dan perasaan saat disupervisi oleh pimpinan. Bahkan juga pengalaman mensupervisi rekan sejawat serta merefleksikan makna supervisi bagi pengembangan profesi sebagai seorang pendidik. Tahap Eksporasi Konsep, banyak sekali materi yang saya dapatkan tentang apa itu coaching, bagaimana menerapkannya dan prosesnya dalam supervisi akademik. Apa yang CGP pelajari secara mandiri melalui LMS ditebalkan juga dengan adanya forum diskusi pada akhir materi yang telah dipelajari dengan sesam CGP lain dan juga ditebalkan oleh fasilitator. Pembelajaran memlaui video juga menambah pemahaman tentang teknik coaching. Selanjutnya dalam tahap Ruang Kolaborasi, CGP bekerjasama satu sama lain untuk berlatih coaching dalam penerapa materi modul 2.3 dengan proses virtual. CGP saling bergantian satu sama lain menjadi seorang coach maupun seorang coachee dalam prakteknya. Setelah proses coachingpun CGP melakukan refleksi dan umpan balik sebagai bahan perbaikan praktek coaching di demontrasi kontekstual. Tahapan selanjutnya yaitu demonstrasi kontekstual, dimana CGP membentuk kelompok yang terdiri dari 3 orang yang saling bergantian satu sama lain menjadi coach maupun coachee dan mengamati untuk bisa saling memberikan umpan balik sehingga memantabkan pemahaman terhadap coaching dengan alur TIRTA. Selanjutnya juga dilakukan Elaborasi Konsep dengan instruktur yang sangat menarik untuk memupuk pemahaman pembelajaran coaching untuk supervisi akademik. Tahap yang selanjutnya koneksi antar materi, dimana CGP dapat merefleksikan diri dengan dengan mengaitkan materi modul 2.3 dengan modul 2.1 dan 2.2. Tahap yang terakhir yaitu Aksi Nyata, dimana saya melakukan supervisi terhadap rekan sejawat saya disekolah dengan menerapkan proses coaching untuk supervisi akademik yang melalui tahapan pra observasi, observasi proses pembelajaran, dan tahap percakapan pasca observasi. Supervisis yang saya lakukan berfokus pada proses pembelajaran yang berpihak pada murid. Supervisi akademik juga bertujuan untuk pengembangan komptensi diri dalam setiap pendidik disekolah. Bersamaan dengan pembelajaran modu 2.3 ini bertepatan dengan pendampingan individu dimana dilaksanakan dengan forum diskusi bersama dewan guru dan juga kepala sekolah yang tentunya juga pengajar praktik yang ikut hadir. Dalam pelaksanaan forum diskusi ini disambut postif oleh semuanya sehingga bersama -sama memunculkan semangat baru untuk menyongsong sekolah mnejadi bergerak lebih baik daripada sebelumnya.

Diawal mempelajari modul 2.3 ini saya sempat bingung karena banyaknya tugas dan video yang disajikan. Akan tetapi setelah mengikuti alurnya secara bertahap saya dapat memahamimateri yang ada dalam modul. Saya merasa senang dan bersemangat setelah mendapatkan pemahaman dan pengetahuan dari coaching ini untuk saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari baik itu dengan murid maupun juga dengan rekan sejawat untuk lebih dapat membantu menemukan solusi dari apa yang dihadapinya dengan mnuntun untuk dapat menggali dengan sendirinya.

Melalui modul 2.3 ini pembelajaran yang saya dapatkan adalah pengalaman baru dalam menerapkan proses coaching melaui alur TIRTA. Dengan adanya coaching ini menjadikan saya lebih terlatih dalam menggunakan pendekatan berpikir kritis sehingga bisa memberikan pertanyaan yang bermakna untuk menuntun coachee menemukan sendiri apa yang menjadi solusi terhadap masalah yang dihadapi. Pembelajaran coaching ini juga sebagai sarana komunikasi antara guru dan murid sehingga  memberikan ruang kebebasan untuk menemukan kekuatan dirinya dan potensinya agar tidak kehilangan arah  dan membahayakan dirinya.

Setelah saya mempelajari modul 2.3 ini akan saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari secara umum dilingkungan sekkitar saya dan  khususnya dilingkungan sekolah. Hal ini akan saya terapkan karena dengan adanya coaching ini akan dapat menggali potensi setiap individu dan mengarahakan coachee untuk menemukan solusinya sendiri terhadap masalah yang dihadapinya. Selain itu saya juga akan berlatih secara terus menerus agar dapat cakap dalam menerapkan coaching guna membantu sesama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun