Kedua, pernyataan Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi yang menyebutkan bahwa paham radikalisme terbentuk dari anak-anak berpenampilan menarik (good looking) dan paham agama, serta berdakwah di masjid-masjid lembaga pemerintahan.Â
Pernyataan sang menteri ini menyulut kemarahan berbagai kalangan dan ormas-ormas Islam. Menag yang terkesan lebih sering membangkitkan isu radikalisme yang memecah belah umat ini terkesan jauh dari tupoksinya, yang seharusnya memperbaiki kualitas Madrasah dan Penyuluh Agama karena inilah ujung tombak untuk memerangi radikalisme.
Ketiga, pernyataan Basuki Tjahja Purnama (Ahok) yang mengumbar borok lembaga yang dipimpinnya (Pertamina) ke hadapan publik. Bahkan Ahok tak segan-segan meminta Kementerian BUMN dibubarkan. Kegaduhan pun terus berlanjut dan menyerempet BUMN lainnya seperti Perum Peruri.
Kegaduhan demi kegaduhan ini tentu tak baik bagi psikologi publik yang sedang terbebani akibat Covid-19 yang entah sampai kapan akan berakhir. Atau memang begini adanya wajah penguasa republik hari ini, menutup masalah (kegagalan) dengan masalah baru?