Mohon tunggu...
Amran Ibrahim
Amran Ibrahim Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pencatat roman kehidupan

iseng nulis, tapi serius kalau sudah menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

PKS, HTI, dan Pembentukan Negara Islam

11 Juni 2019   12:01 Diperbarui: 11 Juni 2019   12:09 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada Pemilu 2019, berdasarkan rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memperoleh 8,21 persen atau sebanyak 11.493.663 suara. Jumlah tersebut meningkat dari Pemilu 2014, dimana kala itu PKS hanya memperoleh 6,79 persen atau setara dengan 8.480.204 suara. Jika disigi, isu politik identitas (agama) dan kenaikan perolehan suara PKS sebesar 3.013.459 di Pemilu 2019 merupakan hal yang tidak terlalu mengejutkan.

Diketahui, sebelumnya pada pertengahan 2017 pemerintah resmi mencabut status badan hukum ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Pencabutan status itu disinyalir karena HTI dianggap menyimpang dari ideologi Pancasila dan NKRI. HTI ditenggarai menolak Pancasila dan ingin mengganti sistem pemerintahan dengan konsep khilafah atau negara Islam.

Pencabutan status badan hukum tersebut membuat HTI kehilangan tempat bernaung. Kala itu dua partai islam yaitu Partai Bulan Bintang (PBB) dan PKS berniat menampung eks anggota HTI tersebut. Bahkan Juru Bicara HTI Ismail Yusanto, membenarkan eks kader HTI memilih jalur legislatif dengan bergabung ke partai politik guna memperjuangkan aspirasi umat islam dan menegakkan syariat islam di Indonesia.

Namun, sikap politik Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra yang menyatakan dukungan kepada petahana membuat eks kader HTI kecewa.  Eks kader HTI yang kepalang basah maju dari partai berlambang bintang bulan sabit ini dengan tertib keluar barisan. Bahkan dibeberapa daerah, caleg PBB dengan terang-terangan mengatakan "Jangan Pilih Saya" di poster maupun spanduknya.

Satu-satunya labuhan eks kader HTI yang kehilangan naungan adalah PKS. Partai ini dianggap sebagai salah satu partai islam di Indonesia yang konsisten mendegradasi pemerintahan Joko Widodo (baca: pihak yang membubarkan HTI). Bahkan secara pandangan tentang negara islam, hampir setengah simpatisan PKS menyetujui konsep yang ditawarkan HTI tersebut.

Berdasarkan survei SMRC, dukungan simpatisan PKS kepada gerakan-gerakan yang dilakukan HTI merupakan yang paling tertinggi. Sebesar 34,3 persen simpatisan PKS mendukung perjuangan HTI mendirikan negara islam atau Khilafah. Konsistensi PKS sebagai partai islam yang memainkan isu agama dalam Pemilu 2019, membuat partai besutan Sohibul Iman ini mendapatkan tempat di hati eks HTI.

Jadi jika PKS mendapatkan peningkatan suara hingga 3 juta, sudah terang PKS mendapatkan suara darimana dan akan berhutang kepada siapa. Dalam istilah politik mengatakan, "Tidak ada makan siang yang gratis."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun